Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Keunikan Faktor Selera dalam Menentukan Permintaan Konsumen atau Pemilih dalam Pemilu

11 Desember 2023   05:46 Diperbarui: 12 Desember 2023   17:06 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kompas/Heryunanto

Dengan demikian timbul pertanyaan, apakah faktor selera dalam hal menentukan pilihan, konsumen atau pemilih juga sama kedudukan/keberadaannya dengan faktor selera dalam hal melakukan permintaan terhadap suatu barang atau jasa?

Menurut hemat saya, faktor selera dalam hal menentukan pilihan, konsumen atau pemilih juga mengedepankan atau melakukan pertimbangan selera dalam menentukan pilihannya, bahkan selera di sini justru merupakan faktor yang lebih menonjol ketimbang dalam menentukan permintaan terhadap suatu barang atau jasa pada umumnya.

Berkaca dari Hasil Survei

Dari hasil survei yang dilakukan lembaga survei yang ada, terlihat sudah gambaran berapa banyak suara yang akan diperoleh oleh sang kandidat atau sang calon. Kemudian trennya pun juga akan terlihat dari hasil survei yang dilakukan mereka secara berkala tersebut.

Jika di kalangan anak negeri ini, ada yang meragukan hasil survei yang digelar oleh tim survei yang ada. Mungkin itu sah-sah saja. Terlepas dari keraguan tersebut, yang jelas jika survei tersebut dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah yang benar, maka bisa kita yakini kebenarannya.

Bila diasumsikan hasil survei tersebut benar, tanpa ada intervensi atau tidak terjadi penyimpangan yang sangat berarti, maka hasil survei tersebut bisa saja dijadikan pedoman atau pertimbangan pemilih dalam menentukan pilihannya atau bisa saja "diacuhkan" pemilih, tergantung selera mereka.

Terlepas dari unsur subjektivitas, yang jelas "selera" ternyata lebih dominan mendorong atau memengaruhi konsumen atau pemilih untuk menentukan pilihannya. 

Memang perlu kajian dan penelitian yang mendalam terlebih dahulu, namun, secara kasat mata, konsumen atau pemilih dalam menentukan pilihannya lebih menonjolkan selera ketimbang mempertimbangkan aspek lain, dengan kata lain, "fakta di lapangan" yang menunjukkan bahwa unsur penilaian subjektif lebih menonjol ketimbang unsur penilaiaan objektif, harus dihindari. Gunakan selera sesuai dengan hati nurani!

Mengapa demikian?

Hal ini bisa terjadi, karena mengingat konsumen atau pemilih yang ada memiliki latar belakang yang beragam/berbeda, dan bila dikelompokkan akan ada beberapa kelompok pemilih.

Menurut penelitian Malik bahwa pemilih Indonesia terbagi menjadi tiga jenis; pemilih emosional, pemilih rasional-emosional dan pemilih rasional. (lebih lengkap lihat Malik 2018)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun