Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Mengapa Konsumen Ikut Mempromosikan Produk dan Merek Pelaku Bisnis?

30 November 2023   06:28 Diperbarui: 1 Desember 2023   07:26 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Strategi promosi yang efektif dan baik untuk meningkatkan penjualan produk/jasa (PIXABAY)

Oleh Amidi

Dengan semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis saat ini, maka promosi mutlak harus dilakukan oleh setiap pelaku bisnis, tidak hanya dilakukan oleh kalangan pelaku bisnis yang sudah eksis, tetapi pelaku bisnis yang baru pun demikian, tidak hanya dilakukan oleh pelaku bisnis skala besar, tetapi dilakukan pula oleh pelaku bisnis skala kecil (UMKM).

Dalam perkembangannya, berbagai media/peralatan dan strategi promosi yang telah dilakukan oleh pelaku bisnis. Namun, bila disimak akhir-akhir ini ternyata promosi tersebut tidak melulu dilakukan oleh pelaku bisnis sendiri, namun terkadang konsumen pun juga ikut mempromosikan produk dan atau merek pelaku bisnis.

Apa bentuknya?

Bila dicermati, entah sengaja atau tidak, di lapangan tidak sedikit konsumen justru telah membantu pelaku bisnis mempromosikan produk. Banyak contoh yang bisa dikemukan di sini:

Menempel logo/lambang/merek

Bila kita berada di jalan atau sedang mengendarai kendaraan, sering kita lihat di bagian belakang mobil atau di bodi motor konsumen, terpampang/dipasang stiker berupa logo/lambang/merek suatu produk miliki suatu pelaku bisnis. Apakah logo/lambang/merek tersebut milik pelaku bisnis bidang otomotif sendiri, pelaku bisnis bidang perdagangan bahan bangunan (saat ini lagi viral), karena toko/gerainya diformat bak mal, pelaku bisnis bidang pendidikan dan masih banyak lagi logo/lambang/merek suatu produk pelaku bisnis yang ikut dipromosikan oleh konsumen.

Memakai kaos atau atribut lainnya

Media promosi pelaku bisnis berupa "kaos oblong" atau atribut yang sejenis, misalnya topi dan sebagainya, juga tidak sedikit digunakan/dipakai oleh konsumen, sehingga secara tidak langsung konsumen telah mempromosikan produk pelaku bisnis tersebut. 

Terlepas dari kaos atau topi atau atribut lainnya tersebut diberikan oleh pelaku bisnis secara cuma-cuma (gratis) atau konsumen membeli sendiri, yang jelas konsumen telah ikut mempromosikan produk milik pelaku bisnis tersebut.

Ditempel pelaku usaha sendiri di mobil atau di tempat lainnya

Kemudian, tidak jarang pula anak negeri ini menyaksikan pelaku bisnis dengan "sengaja" memasang stiker berupa logo/lambang/merek produk bisnis yang  dilakoninya, yang dipasang dikaca atau di bagian bodi belakang mobil konsumen yang membeli produknya tersebut.

Misalnya pada saat konsumen membeli mobil baru, distributor atau dealer mobil tersebut bekerja sama dengan suatu toko aksesoris, untuk kelengkapan mobil baru tersebut. 

Nah! setelah aksesioris dipasang, biasanya pemilik toko aksesioris tersebut menempel merek tokonya di bagian kaca atau bodi belakang mobil kita. 

Begitu juga bila anak negeri ini selaku konsumen membeli mobil baru, bisanya ada dua atau tiga stiker yang dipasang oleh dealer mobil tersebut pada bagian kaca atau bodi belakang mobil baru kita tersebut.

Dipasang konsumen di kendaraan atau di bodi kendaraan

Selanjutnya logo/lambang/merek suatu produk yang dijual oleh suatu pelaku bisnis terkadang dipasang sendiri oleh konsumen pada bagian kendaraannya, di bodi kiri atau kanan, di kaca atau di bodi belakang. 

Saat ini promosi (iklan) yang demikian semakin marak, seiring dengan perkembangan teknologi yang digunakan dalam pembuatan stiker selebar kaca atau bodi belakang mobil milik konsumen. 

Stiker lebar di kaca atau bodi belakang mobil konsumen tersebut dipasang tanpa menghalangi pemandangan kita untuk melihat kondisi kebelakang pada saat berkendaraan alias tembus pandang.

Mengapa Konsumen Mau?

Bila dicermati mengapa konsumen mau tidak menolak memasang media atau atribut yang digunakan untuk melakukan promosi suatu produk yang dijual pelaku bisnis, ada beberapa faktor yang mendorongnya. Setidaknya, ada unsur rasa "senang", ada unsur rasa "bangga", ada unsur lainnya yakni karena memang konsumen dibayar, dan atau karena memang sebagian konsumen memang ada yang tidak paham/mengerti alias ikut-ikutan saja.

Konsumen merasa senang menempel/memanag logo/lambang/merek suatu produk pelaku bisnis tersebut. Saking senangnya terkadang logo/lambang/merek tersebut dipasang konsumen di beberapa tempat, terkadang di dinding, dibodi motor, di bodi mobil miliknya dan ditempat-tempat lainnya.

Konsumen merasa bangga dengan menempel/memasang logo/lambang/merek suatu produk pelaku bisnis tersebut. Saking bangganya, konsumen justru merasa "prestise"-nya terangkat, gengsinya meningkat, karena menempel/memasang logo/lambang/merek suatu produk tersebut. 

Bila di kalangan konsumen sudah timbul rasa bangga atas logo/lambang/merek produk tersebut, terkadang logo/lambang/merek tersebut konsumen terjemahkan dalam berbagai bentuk, dalam bentuk "gantungan kunci" dan lainnya.

Kemudian, ada kelompok konsumen yang memasang/menempel logo/lambang/merek suatu produk tersebut, karena konsumen memang "dibayar" oleh pelaku usaha yang akan mempromosikan produk dan atau mereknya tersebut. Dengan syarat dan ketentuan serta perjanjian tertentu, konsumen mau dibayar untuk memasang/menempel logo/lambang/merek suatu produk pelaku bisnis tersebut. Seperti dikemukakan di atas, konsumen dibayar untuk menempelnya di bodi kendaraan, konsumen dibayar untuk memajangnya dimuka kendaraan (motor) dan seterusnya.

Selanjutnya yang tidak kalah pentingnya diungkap disini adalah, ada kelompok konsumen yang memsang/menempel logo/lambang/merek suatu produk pelaku bisnis tersebut, karena ketidak pahaman mereka dengan kata lain karena konsumen tersebut hanya ikut-ikutan. Ia melihat/menyaksikan teman atau relasinya, memasang/menempel logo/lambang/merek suatu produk pelaku bisnis tersebut, ia pun ikut memasang/menempel pula.

Dengan kata lain, kelompok konsumen yang demikian, sama sekali tidak "paham". Jika ia paham, mungkin saja ia bisa "bergenning" atau negosiasi dengan pemilik logo/lambang/merek tersebut untuk meminta dibayar atau ada konpensasi dalam bentuk lainnya.

Untuk menyikapi persoalan yang satu ini, di pihak konsumen sah-sah saja membantu mempromosikan produk pelaku bisnis tersebut, bila konsumen tersebut memang merasa senang atau bangga, apalagi di bayar. Namun, bila konsumen tersebut tidak paham apa yang dilakukannya atau konsumen tersebut hanya ikut-ikutan memasang/menempel/memakai atribut atau media promosi yang dilakukan oleh pelaku bisnis, maka dalam hal ini bisa saja konsumen dirugikan dan pelaku bisnis tersebut yang diuntungkan.

Konsumen perlu mencari tahu apa yang diperoleh dengan memasang/menempel/memakai atribut atau media promosi tersebut dan atau mengapa konsumen ikut memasang/menempel/memakai atribut atau media promosi pelaku bisnis tersebut.

Di pihak pelaku bisnis, jika memang konsumen telah memahami atau mengerti tentang atribut atau media promosi yang akan mereka pasang/tempel/pakai tersbut, sehingga ia senang dan bangga melakakannya, pelaku bisnis harus berterima kasih dan pelaku bisnis pasti menyadari bahwa produknya disenangi atau dibanggakan oleh konsumen.

Namun, bagi konsumen yang "dipaksa" secara tidak sengaja atau tidak terasa kalau konsumen dipaksa, maka perbuatan demikian, harus dihindari, karena konsumen pada suatu saat akan menyadarinya dan atau konsumen cenderung akan cerdas, setelah kita pasang, tidak lama akan dilepasnya.

Untuk menyikapi persoalan yang satu ini baik di pihak konsumen maupun pelaku bisnis harus benar-benar saling memahami dan pelaku bisnis harus menjunjung etika bisnis agar konsumen tidak dirugikan dan pelaku bisnis tetap dapat menjual produknya dengan mempertahankan konsumen/pelanggan agar tetap senang/bangga dan jautuh cinta pada produk pelaku bisnis yang ada. 

Semoga!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun