Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Fakultas Ekonomi dan.Bisnis Universitas Muhamadiyah Palembang

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Apakah Pelaku Usaha Dapat Bertahan akibat Produknya Kena Boikot?

27 November 2023   14:49 Diperbarui: 3 Desember 2023   17:03 806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yusron Hidayatullah, pitutur.id, 19 November 2023, mengatakan sejumlah masyarakat Indonesia yang mendukung perjuangan Palestina menggalang aksi boikot terhadap produk-produk Unilever, karena mereka menilai Unilever mendukung Israel, negara yang sedang berkonflik dengan Palestina. Aksi boikot tersebut disikapi pihak Unilever dengan memberikan diskon besar-besar hingga 50 persen untuk produk-produknya.

Strategi Bisnis Tidak Begitu Mempan

Strategi bisnis yang dilakukan pelaku usaha, apakah dalam bentuk strategi promosi, strategi produk, strategi lainnya dan atau model pemasaran lain, bila dalam kondisi normal (tidak dalam kondisi boikot), secara signifikan memang akan mempengaruhi volume penjualan, penjualan bisa meningkat belipat ganda.

Namun, strategi bisnis yang dilakukan pelaku usaha dengan adanya aksi boikot tersebut, apakah berpengaruh positif terhadap penjualan produk mereka? Ini masih perlu dikaji dan diteliti lebih jauh lagi. 

Secara kasat mata, strategi bisnis (seperti diskon besar-besaran) belum maksimal mengantisipasi dampak boikot atau belum mempan menghalangi boikot yang akan mendorong turunnya permintaan atau volume penjualan produk mereka.

Memang kalau disimak berita media secara kasat mata bahwa ada beberapa pelaku usaha yang produknya kena boikot mengalami penurunan omzet dan atau menderita kerugian. 

Namun, bila kita cermati, apakah benar penurunan omzet dan atau kerugian yang mereka alami tersebut memang semata-mata disebabkan oleh adanya aksi boikot atau mungkin ada faktor lain, misalnya adanya kenaikan harga faktor produksi karena kenaikan tingkat inflasi, adanya kenaikan UMR, adanya pendatang baru yang menjual produk sejenis dengan harga bersaing, sehingga mendorong ongkos produksi meningkat, permintaan turun yang menyebabkan kerugian.

Dalam perkembangannya, ada beberapa pihak yang meragukan bahwa aksi boikot berpengaruh positif terhadap turunnya permintaan terhadap produk yang kena boikot tersebut. 

Pengamat ekonomi, Mohammad Faisal memperkirakan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang merekomendasikan umat Islam untuk menghindari transaksi dan penggunaan produk Israel dan yang terafiliasi dengan Israel pengaruhnya tidak akan terlalu signifikan. (bbc.com, 15 November 2023)

Konsumen Sudah "ngebet" karena didikte selama ini

Jika disimak dengan seksama, aksi boikot tersebut sah-sah saja dan memang tidak bisa dihindari, apalagi mengingat ketika rasa emosi sudah memuncak dalam menyikapi pertikaian atau terjadinya konflik antar dua negara tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun