Mengapa fenomena ini tidak kita ikuti juga. Misalnya kawan-kawan di eksekutif/legeslatif di bulan Ramadhan ini dapat merampungkan suatu keputusan yang dapat memuaskan anak negeri ini tentang kasus transaksi yang mencurigakan yang nilai nya sangat fantastis Rp. 300 triluan lebih tersebut. Begitu juga dengan hasil keputusan lain yang akan memberi dampak positif bagi negeri dan anak negeri ini, sehingga momentum Ramadhan kali ini lebih memberi makna  dibandingkan Ramadhan sebelumnya.
 Kelima, timbulnya ide kreatif. Begitu Ramadhan tiba ternyata mampu menciptakan ide kreatif anak negeri ini, baik dikalangan pelaku usaha maupun kita semua. Dikalangan pelaku usaha banyak sekali mucul ide kreatif tersebut, munculnya makanan dengan sebutan  "takjil" dan ragam makanan lain  untuk  berbuka puasa, pelaku usaha memanfaakan momentum  Ramadhan dalam konten iklan (promosi) yang mereka publis, misalnya Ramadhan sale,  dan seterusnya.
Rumah.com,  mensitir setidaknya ada beberapa bentuk ide kreatif yang timbul dalam bualn Ramadhan ini, misalnya dikalangan pelaku usaha dadakan melakukan  bisnis  kecil-kecilan (membuat kue/makanan rumahan),  dikalangan mahasiswa/siswa, melakukan pesantren Ramadhan, belajar ngaji dan ilmu agama, dan berbagai bentuk kreatifitas lainnya (lebih lengkap lihat rumah.com, 17 Maret 2023).
Terakhir, yang perlu menjadi catatan adalah, para pelaku usaha dadakan dan pelaku usaha yang sudah ada, kebiasaan kreatif tersebut usahakan bisa berlanjut pasca Ramadhan, dan dikalangan kita semua, pelihara kebiasaan kreatif tersebut pasca Ramadhan, agar  produktivitas dan kinerja kita terus meningkat. Semoga!!!!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H