Sebelum  Ramadhan tiba, sebagaian besar anak negeri ini sudah bersiap-siap untuk menyambutnya.  Berdasarkan pengalaman sebelumnya, Ramadhan  mampu mendorong pelau usaha dan kita semua menjadi kreatif. Pelaku usaha jauh-jauh hari sudah mempersiapkan diri untuk menyambut momentum Ramadhan, tidak hanya dorongan  untuk berlomba-lomba menaikkan harga semata, tetapi dikalangan mereka pun muncul kreatifitas untuk mempersipkan segala sesuatunya dalam menyambut tibanya Ramadhan.
Begitu juga dengan kita yang bukan pelaku usaha, sebelum Ramadhan tiba, segala sesuatunya sudah kita persiapkan, baik yang berhubungan dengan ibadah maupun yang berhubungan dengan aktifitas keduniaan. Misalnya, emak-emak berlomba-lomba membersihkan rumah, mempersiapkan segala sesuatunya untuk memasak kue dan atau memasak makanan yang sudah menjadi tradisi dan persiapan lainnya. Dikalangan bapak-bapak, ada yang sudah sibuk merancang kegiatan pulang kampung, dan ada pula yang sibuk dengan agenda untuk menyelesaikan pekerjaan yang menjadi kewajibannya sebelum tibanya hari raya Idul Fitri.
Berdasarkan pengamatan saya, ada beberapa kegiatan  "kreatif" anak negeri ini di bulan Ramadhan dan atau bila tibanya bulan Ramadhan  tersebut.
 Pertama, Pasar Dadakan. Sehari setelah masuknya bulan Ramadhan, pelaku usaha dadakan di negeri ini mulai bermunculan, tidak hanya di kota-kota besar, seperti Jakarta,  Palembang, dan kota besar lainnya, tetapi hampir semua daerah terdapat pelaku usaha dadakan. Emak-emak, bapak-bapak,  dan mahasiswa-mahasiswi yang sebelumnya tidak melakukan kegiatan bisnis, terdorong untuk kreatif melakukan kegiatan bisnis tersebut.
Hal ini mereka lakukan, selain dorongan untuk memperoleh penghasilan yang akan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari juga untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam menyambut bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri, juga adanya dorongan permintaan akan barang kebutuhan pokok dan kebutuhan lain dalam menyambut bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitrih yang memang meningkat, sehingga wajar kalau mereka memanfaatkan momentum tersebut.
Kedua, Gairah Bisnis. Dengan akan adanya dorongan peningkatan permintaan tehadap barang-barang kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari tersebut, sehingga para pelaku usaha dadakan dan pelaku usaha yang sudah ada menjadi "bergairah"  atau "kreatif" dalam menjalankan bisnis mereka. Tidak heran, kalau pada  tempat mereka (pelaku usaha dadakan) menggelar barang dagangannya tersebut, kondisinya ramai (riuh gemuru) karena dipadati pengunjung/konsumen.
Begitu juga dengan pelaku usaha yang sudah ada atau sudah lama melakukan usahanya. Mereka juga bergairah/kreatif dalam menjalankan usahanya. Tidak heran kalau, toko/warung/gerai  milik mereka yang menjual barang atau jasa (termasuk hotel dan restoran) begitu masuk bulan Ramadhan, mulai dihiasi dengan pernak-pernik bernuansa Ramadhan, barang-barang atau jasa yang ditawarkan di poles dengan nilai-nilai Ramadhan dan disesuaikan dengan kebutuhan konsumen dalam memenuhi kebutuhan menyambut Ramadhan dan hari raya Idul Fitrih tersebut.
Ketiga, Bekerja lebih Gesit. Baik dikalangan pelaku usaha maupun konsumen atau kita semua, dalam menyambut bulan Ramadhan, mendorong kita semua menjadi lebih gesit. Pelaku usaha yang biasanya menggelar barang dagangannya membatasi waktu buka dan tutup. Namun, di bulan Ramadhan ini, mereka menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Ada yang menggelar barang dagangannya sampai sore bahkan sampai larut malam, ini semua mereka lakukan demi memenuhi prilaku konsumen dalam berbelanja.
Bagi anak negeri ini yang bukan pelaku usaha pun ikut kreatif dan gesit dalam menjalankan aktifitas sehari-hari nya. Sepanjang hari di bulan Ramadhan, kita tidak perlu mengalokasikan waktu untuk jam makan, yang terkadang menyita waktu berjam-jam. Kondisi ini mendorong anak  negeri ini lebih banyak mempunyai waktu untuk melaksanakan aktiftas sehari hari nya.
Contoh salah seorang penulis kompasiana,com yang juga pengamat ekonomi Sumatera Selatan, biasanya kalau ia mendapatkan ide untuk dituangkan dalam bentuk tulisan, biasanya  disimpan terlebih dahulu,  pada suatu saat begitu ada kesempatan baru dituangkan dalam bentuk tulisan. Namun di bulan Ramadhan ini, begitu  ide/gagasan/inspirasi untuk menulis itu muncul, dengan serta merta bisa langsung dituangkan dalam bentuk tulisan, karena memiliki  waktu yang cukup.
Begitu juga dengan yang lain, ada  seorang teman yang menceritakan dirinya  hampir satu tahun tugas menulis "thesis" nya belum selesai dan atau tidak selesai-selesai, namun begitu Ramadhan tiba, dan berkat dorongan Ramadhan timbul kreatifitasnya, timbul gaerah, timbul semangat. Singkat cerita sang teman, selama bulan Ramadhan pada saat itu, ia berhasil menyelesaikan dan merampungkan semua kegiatan yang berhubungan dengan "thesis" nya dan tidak lama ia berhasil menyandang gelar "doktor". Suatu fenomena yang menarik, untuk kita cermati.