Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mampukah Ibu Sri Mulyani Melakukan Pembersihan di Lingkungan Kementeriannya?

10 Maret 2023   18:03 Diperbarui: 10 Maret 2023   18:07 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, Jangan ada interpensi.  Sri Mulyani  masih terbilang baru melang-lang buana dalam dunia birokrasi, karena beliau beranjak dari seorang Dosen dan Ekonom, tidak berkarir dari bawah pada dunia birokrasi, misalnya dari pegawai biasa sampai menjadi Kepala Bappenas . Memang kalau kita lakukan pendekatan keilmuan birokrasi, Sehingga, menurut saya, beliau mengatasi permasalahan di Kementerian Keuangan masih menggunakan model keilmuan yang ada pada dirinya, dan itu sebenarnya memang diharapkan, asal tidak ada interpensi. Beliau sudah berpengalaman bekerja secara profesional di UI dan di Bank Dunia, sekali lagi, saya yakin beliau bisa, asal tidak ada interpensi.

Kedua, Utamakan kepentingan ekonomi ketimbang politik. Sikap kita terhadap persoalan yang satu ini harus sama, bahwa apa pun usaha kita dalam rangka mengungkap kasus korupsi ini bukan karena ada kepentingan lain atau kepentingan politk tertentu, tetapi sebaiknya harus dilandasi oleh kepentingan ekonomi semata. Kita ingin agar uang negara tidak terus menerus digerogoti oleh  "tangan-tangan berotot baja" melalui "tangan-tangan lembut",  kita berharap uang triliunan tersebut sebagian besar bahkan semua akan kembali masuk ke kas negara.

Ketiga, Kedepankan etika akademik seorang Akademi. Saya yakin, seorang Sri Mulyani yang mulanya sebagai seorang yang dibesarkan oleh dunia akademik (baca: UI), akan senantiasa menjunjung tinggi etika akdemik, yang mengutamakan kejujuran, yang mengutamakan kebenaran dan seterusnya. Dengan demikian, beliau mengatasi persoalan yang satu ini barang tentu dengan landasan kejujuran yang didapatnya selama bermesaraan dengan dunia akademik.  Kita tidak ingin kalah dengan anak negeri di seberang sana yang apabila mereka melakukan kesalahan, mereka langusng "MUNDUR" dan mengakui serta menyesalkan perbuatannya tersebut, suatu tindakan "jentleman"

Keempat, lakukan konsentrasi. Seorang Sri Mulyani, menurut saya, sebaiknya melakukan konsentrasi saja alias fokus. Bila perlu tentukan pilihan, mau menjadi Menteri atau Komisaris atau Jabatan lainnya atau justru akan kembali kepada "habitatnya" (baca:kampus UI). Jika mau bersih-berish pada Kementerian Keuangan, semua jabatan yang 30 itu perlu dipertimbangkan kembali, agar fokus, agar konsentrasi dan dapat memotret secara sempurna atmospir pada Kementerian Keuangan yang dinahkodainya.

Terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah, semua anak negeri ini harus memberikan dukungan kepada seorang Sri Mulyani agar beliau tetap pada pendiriannya, agar beliau bisa  tegar menghadapi persoalan di Kementeriannya, agar beliau dapat mempertahankan ke-profesional-an  nya dan agar beliau senantiasa mengedepankan pertimbangan moral demi mempertahankan agar uang negara tidak amblas dan anak negeri ini tidak larut dalam kekecewaannya. Selamat Berjuang!!!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun