Ketiga. Adanya unsur kebosanan dikalangan konsumen untuk berkunjung ke di Mal dalam rangka berbelanja di Supermarket atau Hypermarket yang ada di Mal, seperti Trasnmart, Carfour dan lainnya itu, sehingga pengunjung turun drastis, unit usaha ritel yang ada di Mal tidak bisa bertahan, lama kelamaan terpaksa gulung tikar.
Keempat. Akhir-akhir ini maraknya bisnis online atau bisnis digital, yang mampu memanjakan konsumen dalam hal berbelanja apa saja.Â
Bisnis digital mampu menyedot pelanggan unit usaha ritel modern di negeri ini, sehingga tidak heran kalau omzet mereka turun drastis, karena unit usaha ritel modern tersebut tidak bisa menahan besarnya biaya operasional, maka mereka terdoorng untuk tutup.
Kelima. Yang menarik lagi adalah adanya fenomena baru sekaligus merupakan tren baru dibelantika dunia ritel yakni semakin banyaknya gerai ritel yang mendekati konsumen, dengan kata lain gerai ritel tersebut membuka gerai-gerai diluar Mall, atau membuka gerai-gerai diperkampungan.Â
Artinya, pelanggan atau konsumen yang tadinya berbondong-bondong berbelanja di gerai ritel modern yang ada di mal, sudah berkurang, karena mereka sudah dapat berbelanja didekat kawasan pemukimannya.
Nah, faktor penyebab yang terakhir ini, sepertinya merupakan faktor dominan yang menyebabkan gerai ritel modern tersebut tutup.Â
Seperti saat ini di Palembang saja, hampir semua unit usaha yang selama ini berada di Mall sudah membuka sendiri gerai atau toko-nya di luar Mall atau di wilyah-wilayah Kecamatan bahkan di wilayah-wilayah perkampungan.Â
Sebut saja, misalnya,KFC, FHD, Hokabento, .alfamart, Indomaret, dan Supermarket atau Hypermarket pun tidak mau ketinggalan membuka gerai atau toko di perkampungan tersebut. Tidak hanya di Palembang, di Kota besar lain seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan lainnya pun demikian.
Wajar saja kalau Supermarket atau Hypermarket yang ada di Mal seperti Transmart tersebut tutup. Jumlah Transmart yang ditutup pihak Trasnmart tidak tanggung-tanggung dan diperkirakan masih akan bertambah.
Vice President Corporate Communication Transmart Satria Hamid, mensinyalir bahwa penutupan transmart lantaran efek pandemi yang mendorong masyarakat jadi malas berbelanja di toko offline.Â
Gerai-gerai Transmart yang tak mampu bertahan mau tidak mau harus menutup gerainya. Lebih lanjut dikatakannya bahwa sepanjang tahun 2022 tercatat sebanyak 12 gerai Transmart yang menutup secara permanen, terbanyak di Jakarta dan Batam, di tahun 2023 tidak ada laporan penutupan. (okezone, 01 Pebruari 2023)