Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Unit Usaha Makanan Tradisional Sebenarnya Bisa Bangkit

20 Januari 2023   20:26 Diperbarui: 26 Januari 2023   17:45 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Pempek Palembang. (Foto: Pempek Ny. Kamto via kompas.com) 

Sekali lagi, saya yakin unit usaha makanan tradisonal atau makanan khas daerah tersebut bisa bangkit, maju dan berkembang dengan cepat bila dilakukan pembenahan dari sisi tampilan dan layanan. 

Saya sering sampaikan dalam suatu seminar, kalau usaha makanan tradisional atau usaha makanan rumahan tersebut tidak dikelola secara baik, terkadang sajiannya tidak menarik ditambah pelayanan yang kurang termasuk tempilan pelayan yang kurang "menarik" atau kurang mendorong konsumen untuk berkunjung alias mampir.

Seharusnya gerai pempek, gado-gado dan lainnya tersebut kita sajikan tak ubahnya dengan gerai makanan modern tersebut, yang ditunjang dengan pelayan dan pelayanan yang menarik. 

Sambil bergurau pernah saya katakan, bila perlu pelayannya kita sewa "artis", tampilan gerai-nya hurus higinis, proses pembuatnnya bisa dilihat konsumen, peralatan apik dan seterusnya.

Sehingga memancing pengunjung atau konsumen untuk mampir dan pada akhirnya akan terjadi antian tak ubahnya antrian pembeli pada gerai-gerai makanan modern yang sudah digandrungi anak negeri ini tersebut.

Pemerintah perlu membantu dari sisi permodalan kepada unit usaha makanan khas daerah atau makanan tradisonal tersebut, tidak ada salahnya kalau unit usaha makanan tradisonal atau makanan khas daerah tersebut kita tempatkan di Mall, dalam jangka waktu tertentu disewakan terlebih dahulu oleh pemerintah melalui  Dinas Perdagangan dan Industri. 

Gaji karyawan diberikan secara layak. Tampilan etalase yang menarik dan diusahakan senyaman mungkin. Apabila unit usaha tersebut sudah exis, maju dan berkembang seperti yang diharapkan, baru dilepas. Selamat Mencoba!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun