Mohon tunggu...
Ami Damayanti
Ami Damayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Budidaya Ikan Gabus Beralbumin

24 Maret 2022   19:34 Diperbarui: 24 Maret 2022   19:42 1394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budidaya ikan merupakan suatu kegiatan yang masih digandrungi oleh masyarakat. Hal ini disebabkan karena kebutuhan akan pangan khususnya dalam memenuhi nutrisi (protein) tubuh masih tinggi. 

Selama permintaan pasar masih ada, tentu peluang untuk mengembangkan kegiatan ini menjadi suatu bisnis pun besar. Salah satunya adalah budidaya ikan gabus.

Ikan gabus merupakan salah satu ikan air tawar asli Indonesia yang diminati masyakarkat. Selain kaya akan protein, ikan gabus juga tinggi akan albumin, yakni protein dalam plasma darah yang berfungsi menjaga cairan dalam darah agar tidak bocor ke jaringan lain. 

Protein ini membantu membawa berbagai zat ke seluruh tubuh, seperti hormon, vitamin, dan enzim. Contoh khasiat lain dari ikan gabus adalah mampu mengatasi berbagai penyakit kulit, seperti jerawat, psoriasis, alergi, dan mempercepat penyembuhan luka pascaoperasi yang terbukti secara ilmiah.

Ikan gabus memiliki rasa yang lezat, sehingga ikan gabus juga sering diolah menjadi beragam bentuk olahan seperti siomay, otak-otak, hingga keripik. Habitat ikan gabus terdapat pada perairan dengan arus yang tenang seperti waduk, rawa, sungai, dan sawah. Dengan demikian budidayanya pun cukup mudah dilakukan terutama dalam hal pakan.

Pada habitat aslinya, ikan gabus merupakan ikan predator. Namun, karena kandungan gizi dan nutrisi yang cukup tinggi, tidak sedikit orang yang mau membudidayakannya. Adapun langkah-langkah yang dapat dilkakukan dalam budidaya ikan gabus, yakni;

  1. Pemilihan Jenis Kolam.

Pemilihan jenis kolam menjadi hal yang penting dalam proses awal budidaya. Ada tiga (3) bentuk kolam yang dapat dipilih dalam budidaya ikan gabus, yakni kolam terpal, kolam beton dan kolam tanah. Hal ini dapat disesuaikan dengan kondisi lahan yang tersedia.

      2. Pemilihan indukan gabus.

Pemilihan indukan ikan sangat menentukan kualitas yang dihasilkan nanti. Pilihlah indukan ikan gabus yang berkualitas baik dari jantan maupun betina. Adapun perbedaan karakteristik dari jantan dan betina, yaitu:

  • Bentuk kepala ikan gabus jantan biasanya oval, sedangkan bentuk kepala pada ikan gabus betina cenderung bulat,
  • Warna kulit ikan gabus jantan cenderung lebih gelap daripada betina yang kontras,
  • Ikan gabus jantan memiliki lubang genital berwarna merah dan apabila bagian perut bawahnya tersebut ditekan akan mengeluarkan cairan bening, sedangkan pada betina apabila ditekan akan mengeluarkan telur.

     3. Pemijahan atau Penetasan Telur.

Pada proses ini indukan yang disiapkan adalah sekitar 20-30 ekor, lalu campurkan pada tempat/ kolam yang sama dan biarkan tiga sampai empat hari. Pastikan juga sirkulasi air berjalan lancar, caranya bisa dengan menambahkan tanaman air di dalamnya.

Dari proses pembuahan ini biasanya induk ikan akan  menghasilkan sampai 11.000 butir telur dan akan menetas dalam satu hari. Larva ikan ini akan menyimpan cadangan makanan  untuk dua hari, sehingga dalam waktu dua hari tersebut tidak perlu memberi pakan.

     4. Perawatan Larva Ikan Gabus.

Setelah kurun waktu dua hari tersebut, larva ikan perlu diberi pakan sebanyak tiga (3) kali sehari. Proses pemberian pakan yang konsisten akan mempercepat pertumbuhan dan perkembangan larva ikan. Suhu dan sirkulasi juga perlu diperhatikan agar pertumbuhan tidak terhambat.

     5. Penebaran Benih.

Setelah usia larva mencapai dua minggu, larva ikan gabus dapat disebar ke kolam besar di pagi hari sebelum diberi pakan. Setelah itu pemberian pakan dapat dilakukan pada dua hari setelah penebaran dengan memberi pelet atau jenis makanan ikan lainnya.

     6. Memberi Pakan Secara Rutin.

Pakan dapat diberikan kepada ikan berupa pelet, cacing tanah atau sutra, ikan kecil, udang, anakan rayap, dan lain-lain. Lakukan pemberian pakan secara rutin mengingat ikan gabus ini merupakan ikan predator. Dan apabila telat memberi pakan, lakukan pengecekan rutin terhadap ikan-ikan tersebut.

     7. Panen Ikan Gabus.

Langkah ini merupakan proses akhir dari pembudidayaan, yang dimana hal ini menunjukkan keberhasilan dari budidaya yang dilakukan. Pemanenan dapat dilakukan secara berkala namun tetap harus melakukan pengecekan dan penyortiran terhadap ikan-ikan kecil, agar meminimalisir terjadinya pemangsaan oleh ikan yang lebih besar.

Itulah kurang-lebih beberapa langkah dalam melakukan budidaya ikan gabus, semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Referensi :

https://kolamterpal.net/

www.gramedia.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun