Mohon tunggu...
amialia sholeha
amialia sholeha Mohon Tunggu... Lainnya - uin malang

tw: amialias11

Selanjutnya

Tutup

Love

Waladaani

18 Maret 2021   22:14 Diperbarui: 18 Maret 2021   22:20 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Haii readers!!!!!

Selamat pagi dan selamat menjalankan aktivitas kalian dimasa pandemi ini.

Masih setiakan baca artikel-artikel aku? Terimakasih sudah meluangkan waktu membaca ini.

Pada topik ini,aku akan membahas dan bercerita tentang waladaani atau dalam bahasa Indonesia yaitu Orang Tua.Kalian tentunya sayang kepada orang tua kalian bukan?Karena ibu yang telah melahirkan kalian, dan ayah yang mencari nafkah untuk membesarkan dan merawat kalian hingga saat ini.Semua orang tua pasti ingin anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik.Menjadi seseorang yang sukses dan bermanfaat bagi orang lain.

Dan bagi orang tua,anak adalah anugerah yang sangat berharga.Karena anak adalah titipan Tuhan yang harus dijaga dan dirawat.Apalagi kalau anaknya selalu meuruti orang tua dan mendoakannya.Apapun kekurangan anaknya,orang tua selalu bangga begitu pula sebaliknya.

Saya disini akan menceritakan sedikit Bagaimana Hebatnya dan Bangganya saya kepada Ayah dan Ibu saya.

Ayah dan Ibu saya adalah anak perantauan dari Daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.Ayah saya adalah seorang guru dan dosen disalah satu sekolah swasta di Jakarta.Sedangkan Ibu saya adalah Guru disalah satu smp di daerah Bintaro,Jakarta.Mempunyai dua orang anak,laki-laki yaitu kakak saya yang sekarang berkuliah di kampus yang sama dengan saya,dan saya berkuliah semester 2 di Malang.

Dulu kami tinggal disebuah kontrakan di daerah Jakarta Timur,saat itu saya dan kakak saya masih duduk di taman kanak-kanak.Ayah saya yang menjadi guru di ekat daerah situ tentunya tidak jauh untuk pulang pergi.Sedangka Ibu saya yang mengajar di Bintaro yang tempatnya sangat jauh dari rumah terasa sangat sulit untuk menjangkaunya.Butuh waktu 1 1/2 jam ke sekolah tersebut.

Setiap hari senin sampai sabtu sekitar jam setengah 5 subuh,ayah ku sudah bersiap siap mengantar ibu ke stasiun untuk bekerja.Tak lama,ayah menunggu ibu dan pulang kerumah mengganti bajunya dan sarapan bersiap-siap untuk bekerja.Aku dan kakakku dititipkan kepada pengasuh yang rumahnya tidak jauh dari rumah kami.Saat jam istirahat tiba,terkadang ayah mengantarkan jajan atau makanan ke sekolah kami.

Pulang dari mengajar di sekolah sekitar jam 4-5 sore,ayah langsung bergegas ingin berangkat ke salah satu universitas swasta sebagai dosen mata kuliah malam dan pulang pada larut malam ketika kami sudah tertidur nyenyak.Tak lama ayah berangkat,ibupun datang dengan wajah yang sangat lelah karena perjalanan yang sangat jauh di setiap harinya.Tetapi ibuku selalu menyembunyikan wajah itu dari anak-anaknya dengan memasakkan makanan yang enak sekali.Tanpa mengeluh ibu melakukan itu setiap hari.Sampai suatu ketika.....

Pada hari libur,kami selalu menyempatkan diri untuk berjalan-jalan atau sekedar berbelanja kebutuhan.Aku senang,walaupun dulu kami hanya mempunyai motor dan berjalan-jalan menggunakan kendaraan umum ibukota seperti angkot,bajaj,metromini dll.Hal ini membuat kami merasa bersyukur dan bahagia karena bisa selalu bersama.Apapun mainan yang kami inginkan,ibu selalu membelikannya.

Suatu hari,ibuku merasa tidak enak badan dan matanya terasa sakit.Ayah langsung membawa ibu kedokter untuk diperiksa.Kata dokter,ibuku hanya kecapekan saja karena aktivitasnya yang banyak dan padat.Keesokan harinya,ibuku kembali lagi ke dokter untuk periksa.Sesudah pulang dari dokter,aku kaget mata sebelah kanan ibuku di perban, namun aku tidak tahu mengapa.Sehinggga ibu mengambil cuti beberapa hari demi kesembuhannya.Ibuku bilang tidak apa-apa hanya sakit biasa.

Setiap harinya aku diurusi oleh pengasuh karena orang tuaku tidak bisa selalu menjaga aku dan kakakku demi bekerja banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan anak-anak mereka.Namun aku tidak pernah merasa kesepian atau kurang kasih sayang dari orang tuaku,mereka selalu menyisakan dan menyempatkan waktu luang yang mereka punya untuk anak-anaknya.Orang tuaku juga menabung untuk membangun rumah di dekat daerah itu.

Setelah aku dan kakakku masuk sekolah dasar yang sama.Karena sebenarnya kami hanya berbeda satu tahun.Lalu kami pindah kerumah baru yang orang tuaku bangun dengan kerja keras dan jerih payah mereka.Aku senang karena aku memiliki kamar sendiri dan kakaku juga.

Tak lama dari kami pindah rumah,ibuku sakit yang terpaksa harus dirawat di rumah sakit terdekat.Aku dan Kakakku tidak tahu menahu soal sakit yang diderita ibuku.Hingga beberapa minggu ibuku dirawat.Saat kami ingin menjenguknya,dokter melarang aku dan kakaku untuk masuk ke ruang inap.Kali ini aku juga tidak tahu mengapa.Dan aku mendengar kalau ibuku sakit maag akut hingga tidak bisa makan kecuali makan kentang rebus.Aku khawatir sekali dengan keadaan ibu seperti itu.Aku ingin merawat ibu,namun dokter saja tidak memperbolehkan kami masuk.Untungnya beberapa om dan tanteku bergantian untuk menjaga dan menunggu ibu dirumah sakit.Ayah ku juga sesekali menginap untuk bergantian menjaga ibuku.

Beberapa hari kemudian,ibuku diperbolehkan pulang.Aku sangat senang bisa melihat ibuku lagi.Ternyata ibuku belum pulih total masih harus perawatan dirumah.Ibuku tidak bisa berjalan sendiri,yang artinya harus dibantu oleh orang lain.Makan saja harus diusapi dulu baru mau makan.Ibuku juga senang karena bisa kembali dan menempati rumah baru.

Beberapa om dan tanteku juga masih setia menunggu dan merawat ibu.Selang beberapa hari,om dan tanteku dari jawa timur datang dan bilang bahwa akan membawa ibu pulang kampung.Aku bingung dan kaget,kondisi ibu belum pulih total kenapa harus pulang kampung.Tapi aku berdua,semoga saja ibu lebih mendapatkan kesegaran untuk menyembuhkan sakitnya itu.Disitu ada nenekku juga yang kemudian berpamitan dengan kami dan meminta doa semoga ibu cepat sembuh sehingga dapat kembali bersama kami.Padahal,ibu baru beberapa hari menempati rumah baru,tapi harus pergi untuk berobat lagi.

Semenjak itu,ayah ku banting tulang sendirian mengajar di beberapa tempat setiap harinya hingga terkadang waktu libutnya dipakai untuk bekerja.Tiap malam,ayah selalu menelpon ibu dan menanyakan kabarnya dan tak lupa menyampaikan kalau kami kangen dengan ibu.

Setelah beberapa hari ibu tidak nelpon,akhirnya menelpon kembali dan bilang kalau beliau sudah sehat dan bisa beraktivitas.Mendengar hal itu kami kegirangan yang berarti ibu sudah bisa pulang ke jakarta dan bermain bersama kami lagi.Ibu meminta agar kami menyusulnya kesana sekalian menjemputnya.Kami juga kangen ingin pulang kampung dan bermain bersama sanak saudara yang lain.Ayah langsung mencarika tiket bus sore itu juga dan mencari perjalanan malam.Namun tiketnya sudah habis,ayah ku tetap mencari dan tidak kunjung dapat.

Keesoka harinya,ayah mendapat tiket bus untuk perjalanan malam.Kami senang sekali akan segera bertemu dengan ibu.Ayah tidak bilang kami baru berangkat,ayah ingin memberikan kejutan untuk ibu.Malam kami berangkat dan tiba pada pagi hari.Diterminal kami menunggu jemputan.Ayahku duduk di depan dan aku berasama kakaku duduk dibelakang sambil meminum jus buah.Jarak terminal ke rumah nenekku 45 menit,cukup jauh memang.

Sampai di rumah nenek,ayahku menyuruh aku dan kakakku untuk masuk lewat pintu belakang.Aku melihat rumah nenekku ramai sekali orang.Aku diberikan minum susu hangat oleh tanteku.Entah mengapa ayahku yang berada di sebelahku meneteskan air mata.Aku bingung apa yang sedang terjadi sehingga ayahku menangis.Orang-orang yang ada di sekitarku senyum kearahku.Setelah aku meminum susu,tanteku menyuruh ku dan kakaku untuk masuk ke kamar dimana ibuku sedang tidur.Disekliling kasurnya banyak sekali orang berkerumun dan menutupi kasur tersebut.Aku masuk dan terkejut,bahwa bukan ibuku yang ada di kasur,melainkan nenekku yang memang mirip dengan ibuku.Lalu aku menangis,kemana ibu kenapa tidak ada.Nenekku memelukku dengan erat sambil menangis.Seketika semua orang disekelilingku berubah menangis.Dan nenekku menjelaskan kalau ibuku ada di depan sedang didoakan.Aku bertanya di depan mana?Dari tadi aku tidak melihatnya.Dan nenek menjawab kalau ibu yang berada di dalam keranda tersebut.

Aku dan kakakku menangis dengan sangat,bagaimana bisa ibu yang kemarin masih menelpon ku untuk menengok dan menjemputnya kini telas berbaring disana.Ini sebabnya ayahku menangis.Aku tidak menduga bahwa ternyata ibu sering periksa kedokter karena penyakitnya.

Aku dan kakaku tidak diizinkan untuk melihat proses pemakaman ibuku karena kami masih terlalu kecil.Kami mendoakan ibu agar masuk surga dan khusnul khotimah.Dan semenjak kepergian ibu,semua kebutuhan kami dibiayai oleh ayah sendiri.Dengan kerja keras ayah,kami bisa sampai detik ini,berkuliah di universitas negri dan akan selalu membanggakan ayah dan ibu yang ada disana.

i Miss U moM

WE love U.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun