"Waduh, ntar aku salah masuk gimana?" gurauku lagi.
"Abang nakal, ah!" Fitri mencubitku. Tampaknya dia sedikit cemburu.
Lagi-lagi aku dan Dian tertawa. Tapi tetap saja tawa jujur yang kulihat di wajah Dian. Syukurlah, berarti dia sudah move on,batinku lega.
###
Kulihat Fitri terlelap di sampingku. Kelelahan pastinya, siang tadi ada acara happy-happy khusus wanita. Kata Dian, Fitri paling bersemangat. Ketika musik di play dia yang pertama kali nge-dance. Suaranya sampai habis buat teriak-teriak. Fitri kumat, kata Dian. Mungkin kalau ada bom sekarang wanita ini masih tetap ngorok.
Aku yang tak bisa tidur keluar dari kamar, pergi ke teras mencari angin. Sepi, semua penghuni rumah sudah di alam mimpi rupanya. Aku duduk di kursi sambil melamun, membayangkan masa laluku dengan Dian. Ah, aku masih mencintainya.
Sebuah sms masuk ke ponselku. Dian?
Jadi bawa kabur aku nggak?
Â
Aku tersenyum segera kubalas sms itu.
Tidur sana, udah malem. Besok masih ada acara kan?