Mohon tunggu...
Amhalogi
Amhalogi Mohon Tunggu... Seniman - Tendik dan Freelancer

Seorang manusia biasa; lagi sederhana. Gemar Menulis dan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penantian Ningsih

21 November 2024   11:28 Diperbarui: 21 November 2024   11:37 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ningsih menatap Dedi, kemudian menggenggam tangannya. "Aku... aku sedang bingung, Dedi. Aku merasa terjebak antara dua dunia. Aku... aku masih teringat masa lalu, seseorang yang pernah aku kenal, dan aku... aku tak tahu harus bagaimana."

Dedi diam sejenak, lalu mengangguk. "Aku tahu, Ningsih. Aku bukan orang yang sempurna, dan aku tidak bisa mengubah masa lalumu. Tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku di sini untukmu. Apa pun yang terjadi, kita akan melewatinya bersama."

Ningsih merasakan kenyamanan dalam kata-kata Dedi, meskipun hatinya masih bergejolak. Perasaan terhadap Heru masih ada, tetapi dia tahu, ada dunia nyata yang harus ia hadapi. Dedi mungkin bukan Heru, tetapi Dedi adalah kenyataan yang harus ia jalani, dan mungkin, dengan waktu, ia akan bisa mencintainya dengan cara yang berbeda.

Di luar sana, Heru mungkin masih ada dalam bayangannya, menunggu jawaban yang entah kapan datang. Namun, Ningsih tahu bahwa dalam hidup, terkadang kita harus memilih, antara mengejar impian yang belum pasti atau menerima kenyataan yang sudah ada. Karena penantian yang tak kunjung tiba, pada akhirnya, akan terhenti oleh pilihan yang kita buat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun