Pagi itu, langit cerah menyambut siswa-siswi SDN Gerendong. Namun, suasana di ruang guru tidak sesemangat biasanya. Beberapa guru berkumpul di meja mereka, membicarakan hal yang tidak biasa---persiapan untuk pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) 2024 yang akan dilaksanakan di sekolah mereka. Meskipun sekolah ini terkenal dengan prestasi yang baik dalam ujian, kali ini ada masalah yang mengganggu. Sebuah tantangan yang membuat para guru cemas dan para siswa pun merasa khawatir.
Masalah yang Muncul
Hari itu, kepala sekolah, Bu Sari, mengumpulkan seluruh staf untuk membahas persiapan ANBK. "Teman-teman, kita harus segera menyelesaikan beberapa masalah teknis," kata Bu Sari sambil membuka laptop di hadapannya.
Di layar, tampak data yang cukup mengejutkan. Ternyata, komputer yang digunakan untuk ANBK banyak yang rusak. Sebagian besar komputer di laboratorium tidak bisa dinyalakan, sementara beberapa lainnya mengalami masalah dengan perangkat lunak. Bahkan beberapa unit tidak bisa terkoneksi ke jaringan internet yang stabil.
"Ini sangat mengkhawatirkan," kata Pak Toni, guru TIK yang bertanggung jawab atas persiapan teknis. "Tanpa perbaikan segera, kita tidak akan bisa melaksanakan ANBK sesuai jadwal."
Para guru yang mendengar hal itu mulai khawatir. Banyak siswa yang sudah menyiapkan diri, tetapi jika masalah ini tidak segera diselesaikan, mereka bisa saja kehilangan kesempatan untuk mengikuti ujian yang penting ini.
Berjuang Menghadapi Tantangan
Di kelas 5, beberapa siswa mulai mendengar kabar tentang masalah tersebut. Raka, salah seorang siswa yang sangat antusias tentang ANBK, tampak bingung saat mendengar percakapan teman-temannya.
"Kenapa, sih? Apa yang terjadi?" tanya Raka pada Laila, teman sekelasnya.
Laila menggelengkan kepala. "Katanya, komputer di lab banyak yang rusak, jadi ANBK bisa batal atau ditunda."
Raka terlihat semakin gelisah. Dia sudah berlatih dengan keras, belajar soal-soal latihan di komputer yang diberikan oleh sekolah. Sejak pengumuman tentang ANBK, Raka benar-benar serius mempersiapkan diri. Tak hanya soal-soal, dia juga berlatih menggunakan perangkat komputer dengan baik. Baginya, ANBK ini adalah peluang untuk menunjukkan kemampuannya.
Di luar kelas, beberapa guru bekerja keras mencoba memperbaiki komputer-komputer yang rusak. Pak Toni dan tim teknisi dari dinas pendidikan datang untuk melakukan pemeriksaan. Mereka mengganti beberapa bagian yang rusak dan mengatur ulang sistem komputer.
Namun, meskipun ada perbaikan, waktu terus berjalan, dan masalah jaringan internet masih belum teratasi. Tanpa internet yang stabil, siswa tidak bisa mengakses sistem ANBK yang berbasis online.
Solusi dan Harapan Baru
Ketika situasi semakin menegang, Bu Sari menerima telepon dari Dinas Pendidikan Kabupaten. "Kami akan mengirim teknisi tambahan untuk membantu memperbaiki jaringan," ujar suara di seberang telepon.
Namun, itu bukan satu-satunya kabar baik yang diterima Bu Sari. Dinas juga memberi izin untuk menggunakan beberapa komputer dari sekolah lain yang memiliki koneksi internet lebih stabil, dan mereka akan datang ke SDN Gerendong dalam waktu dua hari.
Raka mendengar percakapan ini dari luar ruang rapat. Dia merasa lega, meskipun tetap merasa cemas dengan waktu yang terbatas.
Hari Pelaksanaan ANBK
Ketika hari pelaksanaan ANBK tiba, suasana di SDN Gerendong sudah jauh lebih tenang. Para siswa, termasuk Raka, sudah duduk di depan komputer mereka, siap mengikuti ujian yang sangat penting ini. Berkat kerja keras semua pihak, mulai dari guru, teknisi, hingga Dinas Pendidikan, masalah teknis dapat teratasi tepat waktu.
Raka menghela napas panjang saat melihat layar komputer yang menampilkan soal pertama. Ia merasa gugup, tetapi di dalam hatinya ada rasa bangga. Ia tahu, semua usaha dan perjuangan yang dilakukan oleh guru-guru dan teman-temannya membuahkan hasil. Meski banyak hambatan, mereka tetap bisa menghadapi tantangan ini dengan semangat.
Akhir yang Bahagia
Setelah beberapa jam, ujian ANBK pun selesai. Para siswa meninggalkan ruang komputer dengan senyum lebar, meski lelah. Mereka merasa puas karena sudah memberikan yang terbaik. Bagi Raka, pengalaman ini mengajarkan bahwa, meskipun ada masalah besar yang datang, kerja sama dan tekad yang kuat bisa menyelesaikan segalanya.
Di akhir hari, Bu Sari menyapa para guru di ruang kantor. "Terima kasih atas kerja kerasnya, semuanya. Anak-anak berhasil mengikuti ANBK dengan lancar. Kita telah melewati tantangan ini bersama."
Pak Toni, yang biasanya selalu tenang, kali ini tersenyum lebar. "Itu semua berkat kerja keras dan semangat kita semua. Kita sudah membuktikan bahwa tantangan bisa diatasi."
Raka, yang mendengar percakapan itu, merasa sangat bersyukur. Dia tahu, meskipun ada hambatan, segala sesuatu bisa diatasi dengan kerjasama dan usaha. Hari itu, di SDN Gerendong, mereka telah menunjukkan bahwa semangat tak pernah boleh padam, apalagi dalam menghadapi tantangan besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H