Mohon tunggu...
Amhalogi
Amhalogi Mohon Tunggu... Seniman - Tendik dan Freelancer

Seorang manusia biasa; lagi sederhana. Gemar Menulis dan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Awal Perjalanan Amhaisme Dimulai

7 Mei 2024   20:11 Diperbarui: 10 Mei 2024   13:56 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by Amhalogi (sumber dokpri Amhalogi)

Kisah Amhaisme, seorang anak yang lahir dari keluarga miskin, menjadi penggembala kambing, tetapi memiliki cita-cita tinggi dan mulia. Dengan tekad yang kuat dan kerja keras, dia berhasil mengubah mimpi-mimpi kecilnya menjadi kenyataan, membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin jika seseorang bersedia berjuang untuk itu.


Berangkat Ke Kota

Amhaisme merasa napasnya tersengal-sengal saat dia menapaki jalan beraspal yang penuh sesak di tengah keramaian kota. Matanya terbelalak menatap bangunan-bangunan tinggi yang menjulang ke langit, tak seperti gubuk-gubuk sederhana di desanya yang ia tinggali selama ini. Setelah melewati perjalanan panjang dari desanya yang terpencil, Amhaisme kini berdiri di tengah kehidupan yang berbeda, di kota besar yang penuh dengan peluang dan tantangan.

Dari kecil, Amhaisme tumbuh di tengah keluarga yang hidup sederhana. Ayahnya adalah seorang petani kecil yang bertahan dengan susah payah untuk menyambung hidup. Setiap hari, Amhaisme membantu ayahnya di ladang dan menggembalakan kambing-kambing mereka. Meskipun hidup dalam keterbatasan, Amhaisme selalu memiliki mimpi besar. Dia ingin meraih lebih dari yang ayahnya bisa capai, dia ingin melampaui batas-batas yang diperkirakan orang lain untuknya.

Mimpi-mimpi itu terus menyala di hatinya saat dia memandangi hiruk-pikuk kota yang baru dia kunjungi. "Aku akan membuktikan bahwa anak petani kecil seperti aku juga bisa meraih mimpi-mimpi besar," gumamnya dalam hati.

Dengan tekad yang bulat, Amhaisme mencari pekerjaan di kota tersebut. Dia menyusuri jalan-jalan, menawarkan bantuan apa pun yang bisa dia lakukan. Akhirnya, dia diterima bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran di pusat kota. Meskipun pekerjaannya tidak seberapa, dia bersyukur karena setidaknya dia bisa menghasilkan uang untuk dirinya sendiri.

Setiap hari, Amhaisme belajar dengan tekun. Dia memperhatikan cara kerja restoran, memperbaiki keterampilannya dalam berkomunikasi, dan menyerap semua pengetahuan yang dia bisa. Dia tahu bahwa ini adalah langkah pertamanya menuju impian besar yang selama ini hanya ada di khayalannya.

Waktu berlalu, dan Amhaisme semakin terbiasa dengan kehidupan di kota. Dia mulai menemukan jalan-jalan kecil yang bisa dia tempuh untuk mencapai tujuannya. Suatu hari, ketika dia sedang melayani meja di restoran, dia mendengar percakapan di meja sebelahnya. Seorang pria sedang berbicara tentang perusahaan besar yang sedang mencari tenaga kerja baru. Amhaisme merasa hatinya berdebar-debar. Inilah kesempatan emas yang dia tunggu-tunggu.

Setelah selesai kerja, Amhaisme langsung bergegas mencari informasi lebih lanjut tentang perusahaan itu. Dia menemukan alamat kantor pusat perusahaan tersebut dan memutuskan untuk mengajukan lamaran pada keesokan harinya.

Dengan berani, Amhaisme melangkah masuk ke gedung megah tempat perusahaan tersebut beroperasi. Dia menatap bangunan tinggi itu dengan penuh keyakinan. Dia tahu bahwa langkah pertamanya menuju mimpi besar akan dimulai dari sini.

Langkah Awal

Amhaisme menjejakkan kakinya di lantai marmer yang bersih. Dia merasa seperti berada di dunia yang berbeda, dunia di mana semua mimpi-mimpi besar bisa menjadi kenyataan. Dengan langkah mantap, dia mendekati resepsionis yang tersenyum ramah di meja depan.

"Dapatkah saya membantu Anda?" tanya resepsionis tersebut dengan ramah.

"Ya, saya ingin mengajukan lamaran kerja," jawab Amhaisme dengan percaya diri.

Resepsionis itu memberikan Amhaisme formulir aplikasi dan memberitahunya untuk mengisi data diri dengan lengkap. Tanpa ragu, Amhaisme mengisi formulir tersebut dengan hati-hati, mencatat setiap pengalaman dan keterampilan yang dimilikinya.

Setelah selesai mengisi formulir, Amhaisme menyerahkan dokumen tersebut kembali kepada resepsionis. "Terima kasih banyak," ucapnya sambil tersenyum.

Amhaisme keluar dari gedung itu dengan perasaan campur aduk. Dia merasa gugup dan bersemangat sekaligus. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tetapi dia yakin bahwa dia telah melakukan langkah pertama menuju puncak.

Hari-hari berlalu tanpa banyak kejadian. Amhaisme terus bekerja di restoran sambil menunggu kabar dari perusahaan tempat dia mengajukan lamaran kerja. Setiap hari, dia berdoa agar mendapat kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya.

Akhirnya, suatu hari, Amhaisme menerima panggilan telepon yang dia tunggu-tunggu. "Halo, ini dari perusahaan XYZ. Kami ingin mengundang Anda untuk mengikuti wawancara kerja pada hari Senin depan. Apakah Anda bersedia?" tanya suara di seberang telepon.

Amhaisme hampir tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Dia hampir tidak bisa menahan kegembiraannya saat dia menjawab, "Tentu, saya akan hadir pada hari Senin. Terima kasih banyak!"

Setelah menutup telepon, Amhaisme melompat-lompat dengan sukacita. Ini adalah momen yang dia tunggu-tunggu. Dia tahu bahwa ini adalah kesempatan besar baginya untuk membuktikan nilai dan kemampuannya.

Pertemuan yang Menentukan

Hari Senin tiba dengan cepat, dan Amhaisme bersiap-siap dengan penuh semangat untuk menghadapi wawancara kerja di perusahaan XYZ. Dia mengenakan pakaian terbaik yang dia miliki dan memeriksa ulang segala sesuatunya sebelum meninggalkan rumahnya.

Dengan langkah mantap, Amhaisme memasuki gedung perusahaan itu sekali lagi. Kali ini, dia tidak merasa canggung atau gugup. Dia yakin dengan kemampuannya dan siap untuk menghadapi apapun yang akan terjadi.

Wawancara berlangsung dengan lancar. Amhaisme menjawab setiap pertanyaan dengan percaya diri dan memberikan contoh konkret tentang pengalaman dan keterampilannya. Para pewawancara terkesan dengan dedikasinya dan kemauannya untuk belajar.

Setelah wawancara selesai, Amhaisme meninggalkan ruangan dengan perasaan lega. Meskipun dia tidak tahu hasil akhirnya, dia merasa puas dengan usaha yang telah dia lakukan.

Beberapa hari kemudian, Amhaisme menerima telepon lagi dari perusahaan XYZ. "Halo, ini dari perusahaan XYZ. Kami senang memberitahukan bahwa Anda telah berhasil lolos seleksi dan kami ingin mengundang Anda untuk bergabung dengan kami sebagai bagian dari tim kami. Selamat atas pencapaian Anda!"

Amhaisme hampir tidak bisa percaya dengan apa yang dia dengar. Ini adalah impian yang menjadi kenyataan baginya. Dengan gemetar, dia menerima tawaran tersebut dan berjanji untuk memberikan yang terbaik dalam pekerjaannya.

Menuju Puncak

Amhaisme memulai pekerjaannya di perusahaan XYZ dengan semangat yang baru. Dia belajar dengan cepat dan bekerja keras untuk menunjukkan nilai yang dia bawa. Setiap hari, dia bangun pagi-pagi untuk pergi ke kantor dengan semangat yang menyala-nyala.

Waktu berlalu, dan Amhaisme terus menunjukkan kemajuannya. Dia diberi tanggung jawab yang lebih besar dan dipercaya untuk menangani proyek-proyek penting. Dia merasa bangga dengan dirinya sendiri dan bersyukur atas kesempatan yang telah diberikan padanya.

Tidak hanya berhasil dalam karirnya, Amhaisme juga berhasil membantu keluarganya di desa. Dia mengirimkan sebagian dari penghasilannya untuk membantu memperbaiki rumah mereka dan menyediakan kebutuhan sehari-hari. Ayahnya sangat bangga padanya dan menganggapnya sebagai berkah bagi keluarganya.

Dengan kerja keras dan tekad yang kuat, Amhaisme akhirnya mencapai puncak kesuksesannya. Dia menjadi salah satu pemimpin di perusahaan XYZ dan diakui di seluruh industri sebagai salah satu tokoh penting dalam bidangnya. Namun, meskipun telah mencapai puncak karirnya, Amhaisme tidak pernah melupakan akarnya. Dia tetap rendah hati dan selalu mengingat perjuangan awalnya dari seorang anak petani kecil di desa.

____

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun