Mehrin, seorang gadis yang sudah bekerja, berpacaran dengan jejaka yang masih kuliah bukanlah sesuatu yang aneh. Lelaki semacam Denniz yang memanfaatkan ketajiran pasangannya juga tidak aneh. Itu hal yang sudah lumrah.
Memanfaatkan uang pacar kerap terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Ada yang tiba-tiba menghilang saat sedang nge-chat dengan alasan kuota habis. Kalau cuma sekali sih tak apa-apa, beda perkara jika sudah berkali-kali.
Ada juga yang memanfaatkan kelemahlembutan perempuan pasangannya dengan cara merajuk. Pura-pura berkata "dompetku mulai kusam", padahal ingin dibelikan dompet baru. Bersandiwara jalan jinjit dan mengatakan "sol sepatuku jebol", padahal ingin dibelikan sepatu baru. Dan masih banyak lagi.
Ada yang mengeluh karena ditegur pemilik kosan, lalu minta pinjam uang kepada pacarnya. Ada yang gengsi pakai kemeja dan jas tua saat ikut rapat daring, lalu minta pinjam uang kepada kekasihnya. Persis Denniz, juru keruk harta pasangan.
Kadang sesekali kita perlu menguji pasangan saat jalan bareng. Ajak makan di tempat yang familiar. Kasih uang lebih dari taksiran jumlah tagihan. Biarkan ia bayar dan tunggu apakah sisa tagihan ia kembalikan atau tidak. Jangan-jangan ia mirip Denniz yang getol menguras dompet Mehrin.
Atau, ajak ia belanja barang mewah dan mahal. Lihat apakah ia menolak, menganjurkan untuk berhemat, atau meminta agar uang ditabung saja. Jika ia manut saja untuk memborong barang mewah, berarti ia memang kurang bisa diandalkan untuk hidup hemat demi masa depan. Dan, itu menyebalkan!
Jika pacarmu persis Denniz, sebaiknya kamu camkan pesan Mehrin, "Pacaran gak separasit itu!"
Amel Widya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H