Ketiga, karena ketenangan. Ada pula remaja yang terpapar narkoba karena ingin mencari ketenangan. Akibat di rumah sering menjadi sasaran kemarahan orangtua atau kerabat lainnya, si anak pun mencari ketenangan dan kesenangan di luar rumah.Â
Jadilah narkoba sebagai jalan pelampiasan. Si anak merasa bahwa narkobalah satu-satunya yang dapat memulihkan stres, tekanan batin, atau depresi yang dialaminya.
Keempat, karena kepribadian. Ada juga remaja yang kurang percaya diri, merasa tidak bisa bersaing secara akademis dengan remaja lain, atau tidak berprestasi, akhirnya melarikan diri ke pangkuan narkoba.Â
Remaja seperti ini biasanya menyangka bahwa hanya narkoba yang dapat mengatrol atau mengungkit rasa percaya dirinya. Akibat sugesti itulah sehingga banyak remaja lebih pede setelah mengonsumsi narkoba.
Dengan mengenal motif maka orangtua atau keluarga dapat mengetahui apa saja alasan yang mendasari seorang anak tergelincir ke "dunia nikmat sesaat".Â
Dari keempat motif itu pula, pihak keluarga mengawali upaya pencegahan dengan menumbuhkan dan menambahkan cinta kasih di tengah keluarganya.
Buat Apa Remaja Mencicipi Narkoba?
Dalam laporan National Institute on Drug Abuse yang dilansir pada Oktober 2003 disebutkan bahwa setidaknya ada lima tujuan seorang anak mencicipi narkoba.
Pertama, demi adaptasi. Akibat takut diterima dalam lingkungan gaul yang "doyan mencicip narkoba", seorang anak bisa memaksa dirinya untuk melakukan hal serupa.Â
Kedua, demi sensasi gembira. Dari kabar yang diperoleh si anak di dunia informasi digital, si anak mengetahui bahwa narkoba dapat menyuguhkan rasa senang dan tenang, kemudian muncul rasa penasaran untuk mencobanya.Â
Ketiga, demi merasa lebih baik. Anak yang menderita tekanan batin atau stres berpaling ke narkoba untuk menyembahkan kegelisahan dan kecemasannya.Â