Jejak Pilar Kesehatan bukan hanya tampak melalui Klinik Asiki, melainkan terlihat sejak 1983 lewat pembangunan tujuh klinik di tujuh lokasi operasional perusahaan. Masih belum cukup, Korindo juga punya program Klinik Keliling (Mobile Service) dari kampung ke kampung terpencil di Boven Digul.
Sasaran utamanya adalah kaum ibu dan balita. Itulah wujud kepedulian Korindo pada keberlanjutan generasi dan keselamatan manusia. Klinik Keliling tidak hanya memeriksa kesehatan, tetapi juga mengadakan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi warga.
Asiki adalah kunci dengan bukti menjadi Kota Modern di Tengah Rimba. Fasilitas sarana dan prasarana di Asiki sangat menunjang kehidupan masyarakat. Ada jalan, jembatan, air bersih, listrik, sekolah, taman kota, balai pengobatan, dan pasar tradisional. Dalam urusan perintisan jalan, andil Korindo terbilang besar bagi pembangunan jalan trans Papua. Hingga sekarang, Korindo telah membuka jalan sepanjang 500 km, berikut jembatan, dari Boven Digul hingga Merauke.
Kehadiran pembangkit listrik biomassa di Papua sebesar 10MW adalah bukti kepedulian Korindo pada lingkungan. Pembangkit listrik yang mampu menerangi satu wilayah kabupaten itu termasuk pembangkit listrik ramah lingkungan? Sebab pembangkit listrik biomassa merupakan teknologi listrik yang menggunakan bahan baku dari bahan pelet kayu. Guna mencukupi kebutuhan bahan bakar pembangkit listrik, Korindo menggunakan lahan seluas 7.200 ha untuk ditanami jabon.
Jika tiga unit sudah rampung, citra "wajah gelap tak berlistrik" di beranda Nusantara tinggal kenangan.
Tahun ini, 2019, Korindo akan berusia 50 tahun. Usia yang matang, umur yang gilang-gemilang, dan semoga terus menebar cahaya kebaikan bagi semua warga. Bagaimanapun, kata "puas" bukanlah akhir terbijak dari perbuatan bajik. Asiki yang kini telah menjadi kota modern anggaplah sebagai awal dari seruntun mahakarya yang dibangun bersama warga. Semoga hadir Asiki-Asiki baru di beranda Nusantara.
Lima pilar yang selama ini dikembangkan harus terpacak tegak dan kukuh. Tidak boleh goyah, apalagi roboh. Pemberdayaan masyarakat mesti terus ditabuh agar masyarakat kian merasakan kebermanfaatan perusahaan. Dengan kata kunci, membangun perbatasan jadi terasnya Indonesia. Hanya dengan cara itu akan tercipta  perubahan untuk Indonesia yang lebih baik.Â
Selain itu, jalinan kebersamaan antara perusahaan dan masyarakat ibarat jari-jemari. Ketika salah satu sakit maka yang lain ikut merasakan. Memang selalu ada pasang dan surut, naik dan turun, sebab manusiawi adanya. Hanya saja, komitmen untuk membangun di beranda Nusantara tidak surut walau sejejak pun.