Mohon tunggu...
Amel Widya
Amel Widya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PPNASN

Perempuan Berdarah Sunda Bermata Sendu. IG: @amelwidyaa Label Kompasiana: #berandaberahi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kiprah Korindo di Beranda Nusantara

9 Mei 2019   23:07 Diperbarui: 10 Mei 2019   11:35 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kiprah Korindo dalam Pilar Ekonomi [Foto: Korindonews]
Kiprah Korindo dalam Pilar Ekonomi [Foto: Korindonews]
Korindo termasuk di antara barisan perusahaan yang selama ini sangat aktif dalam upaya membangun daerah tertinggal dan terdepan. Sejak membuka usaha perkebunan pada 1993 di Asiki--daerah di Distrik Jair Boven Digul, Papua--Korindo tidak henti-henti membangun Boven Digul, Merauke, serta daerah lain di sekitarnya. Kehadiran Korindo di beranda timur Nusantara tersebut bukan sekadar mencukupi kewajiban perusahaan, melainkan sekaligus bersungguh-sungguh memberdayakan masyarakat.

Sebagaimana dilansir Indonesia Daily, Korindo menyerap 10.000 tenaga kerja lokal atau mencapai 31% dari tenaga kerja yang terlibat. Menghadirkan lapangan kerja jelas merupakan sumbangsih penting bagi warga. Itu baru satu sisi. Pada sisi lain, Korindo juga menjadi pemasok Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Boven Digul dengan kisaran 30---50%. 

Sebenarnya, apa yang dilakukan oleh Korindo dapat pula dilakukan oleh perusahaan lain. Namun, tidak sesederhana itu. Komitmen membangun kawasan tempat perusahaan berada membutuhkan kesungguhan dan ketangguhan. Jika perusahaan mengejar untung belaka, jelas jauh tanah dari langit. Kalau perusahaan memburu laba semata, jauh panggang dari api. Pada titik ini, Korindo layak dan patut diacungi jempol.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Bagaimana Korindo Ikut Membangun Asiki?

Telah tersebut di atas bahwa Korindo bersungguh-sungguh membangun di beranda Nusantara. Asiki yang berjarak kira-kira 250 km dari Merauke termasuk daerah yang berbatasan dengan Papua Nugini. Sebelum Korindo hadir di Asiki, daerah ini terpencil dan jarang terlirik. Setelah Korindo hadir, Asiki terus berbenah dan berubah. Daerah ini terus bertumbuh dan bertambah maju.

Boven Digul, kabupaten yang membawahi Asiki, tergolong daerah tertinggal berdasarkan data yang dirilis oleh Bappenas pada 2016 dan Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015 . Pada sisi lain, Boven Digul juga berbatasan langsung dengan PNG. Dengan demikian, Boven Digul merupakan daerah tertinggal sekaligus terdepan. Artinya, Boven Digul termasuk beranda Nusantara. Namanya juga beranda maka wajar apabila bersih, resik, dan elok dipandang. 

Jika beranda rumah kotor dan semrawut, orang-orang akan enggan singgah. Jangankan singgah, menoleh pun tak sudi. Daerah perbatasan pun demikian. Sebagai beranda negara, wajah Indonesia membayang di sana. Wajah itulah yang setiap saat dilihat oleh penduduk negara sebelah.

Salah satu kriteria daerah tertinggal adalah ekonomi. Kriteria itu sejalan dengan Lima Pilar CSR Korindo, yakni Pilar Ekonomi. Secara nasional, melalui Divisi Paper Manufacturing, Korindo telah berhasil menyediakan kertas surat kabar domestik. Tidak tanggung-tanggung, produksinya menggunakan 100% bahan baku kertas daur ulang. Dalam skala lokal, kehadiran Korindo amat terasa. Penyerapan tenaga kerja inti sebanyak 10.000 orang dan sekira 60.000 dari lapangan kerja turunan jelas sangat berguna bagi warga Asiki. Tidak heran jika sering mencuat pendapat "Asiki ada karena Korindo ada". Pada satu sisi, pendapat itu mencerminkan vitalnya kehadiran Korindo bagi penduduk di sekitarnya.

Pilar ekonomi yang selama ini ditaja oleh Korindo dapat ditilik lewat infografis berikut.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Selain berperan aktif memajukan perekonomian, Korindo pun aktif memajukan pendidikan. Tercatat dalam Laporan Tahunan 2017, CSR Korindo telah membangun 20 gedung sekolah pada 2014---2016. Bukan cuma di Asiki, melainkan tersebar di penjuru Papua. Selain itu ada penyerahan beasiswa pendidikan kepada 2.500 murid dan honor penunjang guru bagi 179 guru. Beasiswa itu meningkat tajam pada 2017 hingga mencapai 4.847 murid. Belum lagi pengadaan 25 bus sekolah, 21 unit sekolah, serta pengoperasian BLK atas kerja sama dengan Dinas Ketenagakerjaan Merauke guna melatih 41 murid per bulan.

Artinya, Pilar Pendidikan Korindo sudah sejalan dengan upaya pemerintah dalam membangun kualitas sumber daya manusia di daerah tertinggal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun