Atas dasar itulah saya membaca ulang tulisan sebelum orang lain membacanya. Bagaimana jika ada kalimat yang sukar dicerna? Bagaimana jika gagasan tidak bisa dipahami oleh pembaca? Bagaimana jika ada data yang keliru? Bagaimana jika ada nama atau sumber yang salah tulis?
Penulis adalah penyunting pertama bagi tulisannya sendiri. Jika pada bagian paragraf tertentu saya merasa tersendat-sendat, saya akan membacanya beberapa kali. Pada saat bersamaan, saya gunakan terapi "seandainya".Â
Apakah rasa tersendat itu akan hilang "seandainya" saya mengganti kata atau mengubah kalimat? Apakah pembaca akan menemukan makna tulisan "seandainya" saya biarkan tetap demikian? Apa yang akan terjadi "seandainya begini" atau "seandainya begitu"?
Rangkaian pertanyaan "bagaimana" dan "seandainya" yang saya tujukan kepada diri sendiri itu, segila dan seaneh apa pun, banyak membantu saya dalam memunculkan hal-hal yang belum terbayangkan sebelumnya. Dengan demikian, pembacaan ulang menyuguhkan tambahan rasa dan mengayakan makna.Â
Tiada beda dengan mencicipi masakan sebelum disajikan di meja makan. Kalau kurang garam, saya taburi secukupnya. Jika kurang kecap, saya tuangi seperlunya.
Itulah alasan ketiga mengapa membaca ulang tulisan penting saya lakukan.
Ketiga alasan tersebut hadir lantaran tiga kasus yang saya alami: teman-teman yang merasa janggal karena pesan pendek yang rapi dan patuh kaidah, rekan yang menganggap konsep tulisan adalah soal remeh yang cukup ditaja seadanya, dan kasus Si Sengak yang menuai kritik karena lalai mencantumkan data yang keliru dalam tulisannya.
Saya catat ketiga alasan tersebut dalam tulisan ini sebagai usaha melawan lupa. Kapan-kapan bila saya butuhkan tinggal membuka Kompasiana.Â
Teman-teman tentu punya pengalaman sendiri selama menceburkan diri ke dalam lautan kata-kata. Jikalau tidak dicatat, pengalaman itu rentan terlupakan.
Amel Widya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI