Pukul delapan pagi dengkurmu mengusik telingaku. Memang tak ada yang nikmat selepas sanggama selain tidur. Itulah kau.
Gadis belia itu menahan geletar di jemarinya ketika ia mencekal pangkal gagangku. Napasnya menyapu bilah mataku. Ia memang selalu membawa aku ke mana pun ia pergi.
Seperti hari ini ketika dengan buas kaurobek kelaminnya. Setelah berbisik "demi Tuhan" dan mencecap air matanya sendiri, ia menusukkan tubuhku ke tubuhmu.
2014
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!