Selamat membaca para penggemar dan pengagum membaca di sini ternyata ada cerita baru nih..... Cerita kali ini itu beda banget dengan artikel-artikel Minggu lalu. Saya akan menceritakan tentang adanya sebuah toleransi antara berbagai macam agama dan cara adat kebiasaannya. Adanya Gereja Katedral Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel yang juga merupakan sebuah katedral Katolik Roma di pusat Malang dan juga tahta dari Keuskupan Malang.Â
Nah di situ saya, bertemu dengan bapak Adrianus Gerry beliau termasuk Ketua Dewan Pastoral Paroki Katedral Malang sampai sekarang. Beliaulah yang  akan menceritakan tentang bagaimana sih sejarahnya di gereja tersebut?
Gereja Katedral Santa Perawan Maria itu dibangun pada tahun 1930 dan diresmikan pada tanggal 28-Oktober-19 3 4 M. Karena mungkin dilihat dari kebutuhan. Umatnya memang memerlukan juga. Bangunan gereja yang mencukupi ini, dulunya itu namanya taman kuring plan.
Adanya waktu berjalan dengan pelan-pelan disitu sempat ada problem nih... problemnya itu kaya gini sempet kan booming. Jadi kayak ada sebuah perbincangan antara adzan dengan pengeras suarannya bagi umat Islam yang dikira disitu kayak mengganggu. Nah, ternyata menurut bapak Adrianus Gerry sendiri itu, beliau mengatakan bahwa "kalau di lingkungan Malang umumnya itu tidak mengganggu.
Dan kalau menurut saya secara pribadi". Jadi, ternyata toleransi berbagai agama kususnya pada Kristen katolik ini memiliki toleransi yang sangat akan saling menjaga dan menghargai. Karena mereka memang diajari untuk bertoleransi yang sudah menjadi kebutuhannya jadi tidak ada masalah.
Sedangkan, untuk Malang ini toleransinya sangat bagus. Jadi beliau yang di sini ketika beribadat tidak pernah ada sesuatu yang dapat menimbulkan hal yang negative, tidak terlalu dipersulit.
Apalagi pada sistem ketika acara pernikahan ketika si perempuanya dari agama Kristen dan yang laki-lakinya dalam beragama Islam atau sebaliknya ketika ingin masa akad pernikahannya itu di gerejannya itu boleh dan menjadi adannya kenyataan ini secara umum memang sudah menjadi kesepakatan antara masing-masing pasangan itu jadi tidak adannya masalah.
Misalnya kesepakatannya saling memberkati gereja cara tersebut Katolik pemberkatan jadi tidak menerima sakramen kalau di kami.
Sakramen ada ke sakramen pernikahan. Bentuknya kalau saat Katolik sama katolik terimanya itu sakramen kalau Katolik dan non Katolik pemberkatan saja mengurangi arti Kesakralan perkawinan itu sendiri. Kitabnya dan tata caranya itu berbeda walaupun kitab nya mungkin sama, tapi kalau di Katolik ada namanya kita tambahan namanya deuterokanonika.
Itu berbeda nya proses itu dulu kan kalau sejarahnya adalah sempalannya dari kata pada setiap Minggu kalua Ibadah bacaan pekerjaan kita suci nya mulai dari ini .
Di semua gereja Katolik itu semua sama. Hari ini bacaannya semua sama. Itu yang membedakannya, Â air masukkan.Kritik apa terhadap gereja Katolik yang itu sebagai bahan.
Buat pengembangan kami sendiri. Untuk sistem kegiatanya sekarang lagi masalah selama pandemi covid ternyata dilakukannya secara online. Jadi kami, mengupayakan karena umat nya di sini terutama hari-hari besar sering banyak.Terus hari Minggu saja itu kami sudah sampai di luar luar biasanya dalam keadaan normal ya.
Akan tetapi, ketika pandemi ini dilakukannya tanpa umat jadi teteap streaming setiap kali perayaan atau kegiatannya dilakukan secara streaming youtube sekiatar 50% dan yang 50% itu dilakukan secara tatap muka. Bahkan terkadang di buat prosesi ditambah 2 kali streaming. Jadi, ada kalau hari Minggu itu dimulai hari Sabtu sore kedua kali itu hari Minggunya.
Banyak macam-macamnya tergantung dari tarekatnya. Jadi ada yang berkaryanya hanya berdo'a saja, mendo'akan semua manusia didunia.
Jadi dalam tiap hari itu juga bisa sambil bertani atau bikin madu untuk produksinya itu, ada juga dibidang Pendidikan, yang di sekolah-sekolah santa maria, ada yang dikesehatan juga itu tugasnya yang di rumah sakit-rumah sakit, ada juga yang tugasnya di gereja mungkin sebagai bendahara dan yang lain-lain.
Birawan dan biarawati kalau di Katolik ini itu ada istilahnya kalau nanti mereka menjadi bekal di mana mereka ia berjanji untuk tidak menikah. Ternyata untuk menjadi birawan dan birawati itu prosesnya lumayan lama jadi bener-bener ada screeningnya, harus sehat badanya dzohir maupun batinya sebelum proses kekalnya itu ada janjinya juga dan masih banyak lagi. Â
 Informasi mengenai syahadat itu sendiri dalam Gereja Katolik...
ada 2 macam syahadat diantaranya:
1. Syahadat Singkat sama halnya seperti Syahadat para Rosul
Syahadat Singkat yang digunakan tidak sama persis sama dengan bentuk awalnya. Bentuk awal Syahadat Singkat itu biasanya disebut Syahadat Roma untuk membedakanya dari syahadat yang dipergunkan sekarang itu ditandai dengan bentuk awal yang muncul karena adanya penambahan beberapa kata yang terjadi dalam perjalanan waktu.
Seperti 1 contoh secara singkat itu ketika menggunakan Syahadat Roma itu bunyi syahadatnya "AKU PERCAYA AKAN ALLAH, BAPA YANG MAHA KUASA" sedangkan Syahadat Sekarang itu berbunyi "AKU PERCAYA AKAN ALLAH, BAPA YANG MAHA KUASA, PENCIPTA LANGIT DAN BUMI". Intinya Syahadat Singkat itu terdiri dari 12 butir keyakinan Kristiani. ke-12 butir itu dapat dibagi menjadi 2 bagian diantaranya itu bagian pertama (I-VIII) mengungkapkan keyakinan menenai Allah Tritunggal dan bagian yang kedua (IX-XII) mengenai karya penyelamatan yang dikerjakan oleh Allah.
2. Syahadat Panjang sama halnya seperti Syahadat Nicea Konstantinopel
Syahadat Panjang ini dilakukan untuk penegasan dua konsili dengan menambahkan pada Syahadat Roma pernyataan-pernyataan mengenai Bapa, Yesus, dan Roh Kudus. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan keyakinan akan jatidiri Yesus yang memiliki 2 kodrat (Allah dan manusia) serta keyakinan akan Allah Tritunggal.
Seperti 1 contoh Syahadat Roma itu berbunyi "AKU PERCAYA AKAN ALLAH, BAPA YANG MAHAKUASA, PENCIPTA LANGIT DAN BUMI". Sedangkan Syahadat Nicea Konstantinopel itu berbunyi "AKU PERCAYA AKAN SATU ALLAH, BAPA YANG MAHAKUASA, PENCIPTA LANGIT DAN BUMI DAN SEGALA SESUATU YANG KELIHATAN DAN TAK KELIHATAN".
Untuk dari itu ternyata kita jadi banyak mengetahui berbagai macam agama, keyakinan masing-masing dan juga dalam cara adat kebiasaanya. Kita dapat memangambil akan manfaat yang berbuah akan positifnya sesuai dengan porsi dan keyakinan kita masing-masing, semoga bermanfaat bagi kita semua...
terkhusus buat para penggemar dan pengagum membaca....
Sekian Terimakasih....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H