Mohon tunggu...
Amellia Zahro
Amellia Zahro Mohon Tunggu... Mahasiswa - .

Realita tak semengerikan kekhawatiranmu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Begitu Toleransinya antara Berbagai Macam Agama dan Cara Adat Kebiasaanya

1 April 2022   23:28 Diperbarui: 1 April 2022   23:47 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat membaca para penggemar dan pengagum membaca di sini ternyata ada cerita baru nih..... Cerita kali ini itu beda banget dengan artikel-artikel Minggu lalu. Saya akan menceritakan tentang adanya sebuah toleransi antara berbagai macam agama dan cara adat kebiasaannya. Adanya Gereja Katedral Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel yang juga merupakan sebuah katedral Katolik Roma di pusat Malang dan juga tahta dari Keuskupan Malang. 

dokpri
dokpri

Nah di situ saya, bertemu dengan bapak Adrianus Gerry beliau termasuk Ketua Dewan Pastoral Paroki Katedral Malang sampai sekarang. Beliaulah yang  akan menceritakan tentang bagaimana sih sejarahnya di gereja tersebut?

dokpri
dokpri

Gereja Katedral Santa Perawan Maria itu dibangun pada tahun 1930 dan diresmikan pada tanggal 28-Oktober-19 3 4 M. Karena mungkin dilihat dari kebutuhan. Umatnya memang memerlukan juga. Bangunan gereja yang mencukupi ini, dulunya itu namanya taman kuring plan.

Adanya waktu berjalan dengan pelan-pelan disitu sempat ada problem nih... problemnya itu kaya gini sempet kan booming. Jadi kayak ada sebuah perbincangan antara adzan dengan pengeras suarannya bagi umat Islam yang dikira disitu kayak mengganggu. Nah, ternyata menurut bapak Adrianus Gerry sendiri itu, beliau mengatakan bahwa "kalau di lingkungan Malang umumnya itu tidak mengganggu.

Dan kalau menurut saya secara pribadi". Jadi, ternyata toleransi berbagai agama kususnya pada Kristen katolik ini memiliki toleransi yang sangat akan saling menjaga dan menghargai. Karena mereka memang diajari untuk bertoleransi yang sudah menjadi kebutuhannya jadi tidak ada masalah.

Sedangkan, untuk Malang ini toleransinya sangat bagus. Jadi beliau yang di sini ketika beribadat tidak pernah ada sesuatu yang dapat menimbulkan hal yang negative, tidak terlalu dipersulit.

Apalagi pada sistem ketika acara pernikahan ketika si perempuanya dari agama Kristen dan yang laki-lakinya dalam beragama Islam atau sebaliknya ketika ingin masa akad pernikahannya itu di gerejannya itu boleh dan menjadi adannya kenyataan ini secara umum memang sudah menjadi kesepakatan antara masing-masing pasangan itu jadi tidak adannya masalah.

Misalnya kesepakatannya saling memberkati gereja cara tersebut Katolik pemberkatan jadi tidak menerima sakramen kalau di kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun