Bersikap seolah -- seolah sudah dekat lama adalah hal konyol bagiku, karna yang seperti itu hanya akan main -- main.Â
Kamu datang dengan segala candaan khas kamu, itu memang membuatku tertawa tapi apa aku bisa menerima candaan kamu saat bahkan aku saja tidak mengenalmu?
Kamu bertingkah seolah -- olah kamu akan selalu bisa membuatku tertawa.Â
Dan aku benci bahwa itu adalah suatu kebenaran. Entah Aku terlalu malu untuk mengakui bahwa kamu cukup menghibur di saat -- saat tertentu.Â
Tapi tetap saja, Aku tidak akan menganggapmu lebih, Aku akan tetap memberi batas untukmu.Â
Bukan tak ingin mencoba, terkadang seseorang hanya takut terjebak kenyamanan, lalu melupakan apa yang seharusnya diperjuangkan.
Aku tak yakin apakah Aku harus bahagia atau tetap berhati -- hati padamu.Â
Tidaklah mudah untuk menerima orang yang membahagiakanmu, maksud ku tidak mudah jika hanya sebatas teman dengan orang tersebut. Dan faktanya, Aku memang belum ingin menganggap seseorang lebih dari teman.
Aku ragu atas pantaskah Aku bahagia karenamu? Atau, pantaskan kamu membahagiakanku? Atau mungkin, pantaskan Aku tertawa bersamamu?
Aku tidak ingin menjadi perempuan yang mudah terlena dengan bahagia sesaat. Apalagi  menjadi wanita yang mudah terbawa suasana.Â
Karena Aku tidak ingin hidup seperti pasir yang dengan mudahnya berpindah tempat hanya karena sehembus angin yang lewat di kala malam.