Mohon tunggu...
Amelia Resti Cahyaningrum
Amelia Resti Cahyaningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Information and Library Science student in Airlangga University

Halo!

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Terlalu Banyak Menerima Pujian, Buat Kita Jadi Lupa Daratan?

7 Juni 2024   19:31 Diperbarui: 7 Juni 2024   19:33 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa sih yang nggak mau dipuji? Dengan pujian, seseorang akan merasa bangga dan merasa dihargai atas hal-hal yang telah mereka lakukan, sekalipun hal yang mereka lakukan adalah hal kecil dan sederhana. Memberi pujian terhadap hal kecil yang telah seseorang lakukan membuat mereka menjadi bangga dan cinta terhadap diri mereka sendiri. 

Berlindung dibalik kalimat 'love yourself' dan demi 'mental health', pujian menjadi alasan agar seseorang tidak terlalu menekan dan tetap menghargai dirinya sendiri. Namun, terlalu banyak menerima pujian ternyata bisa berdampak negatif pada perkembangan pribadi dan sosial seseorang. Mengapa? Berikut adalah beberapa alasan mengapa terlalu sering mendapat pujian berdampak negatif dan membuat seseorang lupa daratan?

1. Ketergantungan pada Validasi Orang Lain

Terlalu banyak menerima pujian dapat membuat seseorang menjadi terlalu bergantung pada validasi eksternal. Mereka mungkin mulai merasa bahwa harga diri mereka bergantung pada pujian dari orang lain. Ketika pujian tidak datang, mereka bisa merasa kurang percaya diri dan bahkan mengalami kecemasan atau depresi. Ketergantungan ini dapat menghambat perkembangan pribadi, karena seseorang mungkin tidak lagi mampu menilai dirinya sendiri secara objektif. 

2. Berkurangnya Motivasi untuk Berkembang

Pujian yang berlebihan bisa membuat seseorang merasa sudah cukup baik dan tidak perlu lagi berkembang atau belajar hal baru. Mereka mungkin menjadi puas dengan status quo dan kehilangan motivasi untuk mengejar tujuan yang lebih tinggi atau mengembangkan keterampilan baru. Ini bisa menghambat pertumbuhan pribadi dan profesional dalam jangka panjang.

3. Anti-kritik atau Saran

Terlalu sering mendapat pujian menjadikan hati seseorang menjadi kurang atau malah tidak ingin menerima saran maupun kritikan dari orang lain. Karena terlalu sering mendapat pujian, mereka akan berpikir bahwa apa yang mereka lakukan selalu benar dan tidak ada satupun kesalahan dan tidak perlu repot-repot untuk mengembangkan pengetahuan mereka atau mengoreksi diri mereka sendiri. Karena hal ini, alih-alih menjadikan diri mereka berkembang malah bisa jadi dibutakan oleh kesombongan.

4. Membuat Standar yang Tidak Realistis  

Ketika seseorang terus-menerus menerima pujian, mereka mungkin mulai menetapkan standar yang sangat tinggi untuk diri mereka sendiri. Harapan yang tidak realistis ini bisa menyebabkan tekanan besar dan stres ketika mereka tidak mampu mencapai standar tersebut. Perasaan gagal dan frustrasi yang muncul akibat tidak memenuhi ekspektasi ini bisa berdampak negatif pada kesehatan mental dan emosional.

5. Tidak Siap Menerima Kegagalan

Seseorang yang terlalu sering dipuji mungkin tidak siap menghadapi kegagalan. Mereka mungkin tidak tahu bagaimana cara mengatasi kritik atau kegagalan dengan konstruktif karena mereka terbiasa menerima pujian dan pengakuan. Ketika mereka menghadapi kegagalan, mereka bisa merasa sangat terpukul dan kehilangan arah, yang pada akhirnya bisa merusak kesejahteraan mereka secara keseluruhan.

6. Senang Berada di Zona Nyaman

Ketika seseorang terlalu sering menerima pujian, maka mereka tidak ingin pujian tersebut pergi dari diri mereka. Mereka ingin selalu mendapat pujian yang sama dan mendapat apresiasi yang sama. 

Maka dari itu, mereka ingin tetap berada di zona nyaman dan enggan melakukan sesuatu hal yang baru karena tidak ingin mengalami kegagalan dan berujung mendapat kritikan bukannya pujian. Selain itu, mereka akan mengerjakan sesuatu hal yang mudah karena dengan mereka melakukan hal tersebut, mereka akan tau mereka akan segera mendapatkan pujian sekecil apapun hal yang mereka lakukan.

Lalu, kalau sering mendapat pujian malah menjerumuskan seseorang pada hal yang negatif dan membuat mereka melambung tinggi dan menjadi lupa daratan, maka bagaimana cara menerima pujian yang tepat dan tetap menyeimbangi pujian tersebut dengan kritikan? 

1. Terima Pujian dan Kritikan dengan Terbuka

Setelah terbiasa menerima pujian, maka seseorang harus mulai terbiasa pula dengan kritikan. Selalu anggap kritikan menjadi bahan evaluasi diri dan untuk menjadi pendorong untuk belajar dan berkembang. Bukan menerima kritikan menjadi serangan pribadi dan berakhir memiliki dendam pribadi kepada yang memberi kritikan.

2. Selalu Membiasakan untuk Refleksi Diri 

Selalu beri dan luangkan waktu untuk merenungkan pencapaian dan kegagalan secara objektif. Evaluasi diri secara rutin dapat membantu menjaga perspektif yang sehat tentang diri sendiri. Apabila telah melakukan hal-hal baru, jangan terlalu sering cukup puas dan mengemis pujian kepada orang lain. Selalu biasakan evaluasi pada diri sendiri sebelum mendapat penilaian dari orang lain.

3. Fokus pada Proses, Bukan Hanya Hasil

Hargai usaha dan proses yang Anda lakukan untuk mencapai sesuatu, bukan hanya hasil akhirnya. Ini membantu mengurangi ketergantungan pada pujian eksternal. Memfokuskan pada hasil membuat seseorang menjadi haus pujian, memikirkan berapa pujian yang akan dia dapatkan menjadi seseorangkehilangan fokus pada proses mereka, dan menjadi tidak peduli karena mereka hanya memikirkan kesempurnaan pada hasil akhir.

4. Selalu Melihat Sekeliling

Terlalu fokus pada diri sendiri dan pujian yang mereka dapatkan, menjadikan seseorang tersebut menjadi superior dan membentuk ekspektasi pada diri mereka sendiri bahwa tidak ada orang lain yang lebih tinggi dari diri mereka. Hal ini menjadikan mereka congkak dan lupa akan realitas sekitar. Maka dari itu, perlu untuk dibiasakan melihat kemampuan orang lain dan menjadikan kemampuan orang lain tersebut menjadi bahan evaluasi serta pengingat untuk selalu rendah hati.

Tidak ada salahnya bagi seseorang untuk menerima pujian, tetapi selalu imbangi pujian tersebut dengan kritikan dan selalu mengembangkan diri tanpa merasa selalu cukup pada diri sendiri. Dengan menjaga keseimbangan antara pujian dan kritik, kita dapat membangun rasa percaya diri yang sehat dan realistis, serta tetap termotivasi untuk terus belajar dan berkembang. Pujian adalah alat yang kuat, tetapi harus digunakan dengan bijaksana agar tidak menjadi bumerang bagi perkembangan pribadi kita. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun