Mohon tunggu...
Amelia Syafarani
Amelia Syafarani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Do not be shy, let's be shine.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pesona Rumah Joglo Desa Sindon, Boyolali

1 Agustus 2022   11:17 Diperbarui: 1 Agustus 2022   11:27 1244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang biasa kita bayangkan tentang desa di dekat bandara? 

Ya, kehidupan urban dengan gaya hidup manusia-manusia modern yang sudah mengikuti kemajuan zaman. Bahkan, sangat dekat kaitannya aerocity dengan keberadaan bandar udara. 

Akan tetapi, Desa Sindon masih berada di tahap peralihan hingga tulisan ini dibuat. Bersamaan dengan tulisan ini, penulis mengajak pembaca untuk membayangkan kehidupan di desa yang gak desa-desa banget hehe..

Sebagai salah satu desa yang terletak di dekat bandar udara, yaitu Bandara Adi Soemarmo Boyolali, Desa Sindon memiliki potensi wisata yang luar biasa. Dikenal sebagai desa pertanian, Desa Sindon memiliki sejarah wilayah desa yang unik. 

Diceritakan oleh masyarakat sekitar jika Desa Sindon merupakan peralihan dari desa-desa sekitar yang terkena gusur bandara sejak zaman penjajahan. Oleh karena itu, Desa Sindon disebut sebagai desa pindahan atau bedhol desa.

Berdasarkan cerita rakyat yang beredar di masyarakat, sejarah Desa Sindon juga berkaitan dengan Keraton Surakarta. Hal tersebut didasari oleh adanya makam keturunan kerajaan yang dikenal pernah menjadi penenun kain saat masa kerajaan. 

Dalam bahasa jawa, penenun kain tersebut disebut sebagai sindhu yang diyakinin sebagai asal muasal kata Sindon. Hingga beberapa tahun terakhir, makam keturunan keluarga kerajaan yang ada di Desa Sindon masih cukup dikenal dan dihormati oleh masyarakat sekitar. Konon katanya masyarakat sempat rutin mengadakan ritual di makam tersebut. Bahkan, dikatakan jika keluarga dari Keraton Surakarta sempat rutin berkunjung dan nyekar ke makam tersebut.

Sayangnya, seiring dengan berkembangnya dunia, masuknya islam dan kebudayaan lain ke Desa Sindon, ritual kebudayaan untuk makam keluarga kerajaan sudah tidak lagi dilakukan. 

Selain masyarakatnya yang mulai sibuk dengan urusan duniawi, aliran ajaran agama tertentu khususnya agama islam cukup mempengaruhi perubahan kebudayaan di masyarakat Desa Sindon.

Dengan mengucap kalimat 'sayang seribu sayang', diyakini jika pengembangan potensi wisata budaya di Desa Sindon akan cukup sulit disebabkan mulai redupnya ritual kebudayaan yang dapat dijadikan sebagai potensi wisata... Akan tetapi, seperti yang disinggung sebelumnya, Desa Sindon masih memiliki berbagai potensi wisata lain yang akan dikenalkan dalam tulisan ini.

Salah satunya adalah potensi lahan pertanian yang masih cukup luas di Desa Sindon. Bahkan, berdasarkan data yang dimiliki oleh Dinas PUPR, luas kawasan pertanian di Desa Sindon mencapai 135,6643 hektar. Cukup luas bukan? Namun, sekali lagi mengucap kata 'sayangnya...' luasnya lahan pertanian yang ada di Desa Sindon tidak dimiliki secara mandiri oleh pihak desa maupun masyarakat asli Desa Sindon...

Meskipun sebagian besar lahan pertanian yang ada di Desa Sindon merupakan tanah negara yang dikelola oleh Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI), pihak AURI menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar sehingga masyarakat ikut memanfaatkan lahan pertanian agar menjadi lebih bermanfaat.

Luasnya lahan pertanian juga dapat dimanfaatkan sebagi potensi agrowisata berbasis kebun pertanian seperti tren wisata alam yang saat ini marak terjadi. Misalnya, di daerah Kebun Buah Mangunan, Svargabumi Borobudur, dan Panyaweuyan Majalengka.

Selain itu, salah satu kelebihan Desa Sindon yang berada di dekat bandara adalah potensi spot landing pesawat yang mampu menarik perhatian masyarakat. Potensi ini sudah mulai dimanfaatkan oleh pelaku wisata dengan adanya atraksi wisata bernama Sindon Family Park. 

Awalnya Sindon Family Park merupakan tempat memancing untuk warga lokal. Namun, seiring berjalannya waktu pengembangan atraksi wisata mulai dilakukan seperti penambahan produk dan fasilitas yang dijual. 

Untuk pengenalan lebih lanjut terkait Sindon Family Park, penulis sudah menyiapkan satu artikel khusus yang akan diposting menyusul. Pasti pembaca sekalian sudah tidak sabar, 'kan? Hehehe...

 Satu lagi kelebihan letak geografis Desa Sindon adalah letaknya yang dilintasi oleh jalan tol Solo-Ngawi yang mengakibatkan Desa Sindon berada di posisi strategis karena dilalui oleh jalur transportasi besar. 

eberadaan jalan tol juga memberikan potensi wisata lain bagi desa pindahan ini. Yaitu adanya spot atau tempat untuk menikmati lalu-lalang kendaraan di jalan tol melalui jembatan yang dibangun oleh pemerintah. 

Seperti pada foto terlampir, di dekat jembatan tol yang biasa digunakan warga untuk senam, bisa dibangun warung untuk mendukung aktivitas masyarakat seperti kegiatan rutin atau sekadar main sambil menikmati suasana sawah dan lalu-lalang kendaraan.

Seiring dengan peralihan Desa Sindon menuju urbanisasi dan rencana perngembangan aerocity di Kecamatan Ngemplak, masyarakat Desa Sindon mulai meninggalkan ritual adat mereka seperti yang dijelaskan sebelumnya. Meskipun demikian, gaya bangunan rumah masyarakat Desa Sindon sebagian masih memiliki unsur kedaerahan yaitu bergaya rumah joglo. 

Sebagian rumah masyarakat masih memiliki bentuk atap tajug yang berbentuk seperti gunung. Hal tersebut menandakan sebagian masyarakat masih mempertahankan kelokalan budaya jawa meskipun pondasi rumah sudah mulai mengikuti gaya modern. Salah satu masyarakat yang memiliki selera unik dalam merencang gaya rumahnya adalah Pak Toni warga RT 03, Rw 02, Jantir, Sindon. 

Dok pribadi
Dok pribadi

 

Dok pribadi
Dok pribadi

Gaya rumahnya yang unik menjadi penarik perhatian orang yang melihatnya, khususnya masyarakat sekitar. Berdasarkan keterangan pemiliki rumah sebagai narasumber, gaya unik rumah yang dimilikinya didasari oleh kepercayaan dan kesukaan beliau terhadap budaya. Selain itu, design unik tersebut didukung oleh kemampuan Pak Toni yang berprofesi sebagai arsitek. 

Pengaruh pekerjaan dan kecintaannya pada kebudayaan lokal menjadikan design rumah Pak Toni mencolok di antara warga yang lain. Bahkan, jika pemilik rumah berkenan, rumah unik tersebut dapat menjadi daya tarik wisata di Desa Sindon. Selain design-nya yang unik, unsur kebudayaan yang ada di dalam setiap ornamennya menjadi cerita menarik tersendiri bagi pendengar.

Dok pribadi
Dok pribadi

 

           

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun