Mohon tunggu...
Amelia Sriandini
Amelia Sriandini Mohon Tunggu... Lainnya - Hadiah terindah dari sebuah kebaikan adalah KEBAIKAN.

Hidup bukan hanya soal cinta sepasang manusia, tapi hidup juga soal CINTA pada Cita-cita

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sarekat Islam: Dari SDI Sampai Berubah Haluan ke Politik

24 Juni 2022   17:22 Diperbarui: 24 Juni 2022   17:25 2084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: IDprajuritpena

Sejarah telah mencatat bahwa pergerakan nasional Indonesia hadir pada awal abad ke-20 dengan ditandai oleh hadirnya sebuah Organisasi Masyarakat. Hal ini, tidak terlepas dari lamanya penjajahan yang dilakukan pada masa Hindia Belanda karena semakin lama dirasa semakin menyengasarakan pribumi, Bangsa Belanda mulai memasuki daerah Indonesia pada abad ke-17 sampai dengan abad ke-19. 

Perlakuan diskriminatif yang dilakukan oleh bangsa Belanda terhadap masyarakat Nusantara berupa ikut campur dalam bidang politik, ekonomi bahkan sosial budaya yang mana ini membuat resah dikalangan masyarakat Nusantara. 

Tercontoh dalam bidang ekonomi, Kolonial Hindia Belanda memberikan kelulusan bagi para pedagang Tionghoa untuk melakukan perdagangan di bumi Nusantara. Yang mana dengan perdagangan tersebut mampu memberikan dampak yang luar biasa yaitu berupa keuntungan yang besar bagi para bangsa kolonial.  

Akhirnya para tokoh yang sudah terpelajar seperti Budi Uetomo yang didirikan oleh Dr. Soetomo, Komite Bumi Putera, Indische Partij oleh 3 serangkai yaitu Douwes Dekker, Tjipto Mangoekoesomo, dan Suwardi Suryaningrat, Haji Samanhoedi mendirikan Sarekat Islam tentunya, semua ini dilakukan untuk bisa melepaskan diri dari penjajahan. 

SI atau Sarekat Islam pada mulanya bernama Sarekat Dagang Islam pada 16 oktober 1905, yang saat itu, terfokus pada aspek ekonomi, hal ini bisa dilihat dari tujuan awal SDI yakni upaya untuk menghimpun para pedagang muslim agar bisa bersaing dengan para pedagang-pedagang besar Tionghoa.

Tidak dapat dipungkiri para pedagang Tionghoa jauh lebih maju dari warga Hindia Belanda lainnya hal ini, memang sengaja dilakukan oleh Kolonial yang berakibat pada adanya perubahan sosial yang diakibatkan mulai adanya kesadaran di antara para penduduk pribumi akhirnya, dengan alasan untuk keperluan pers dan majalah kemudian didirikan Sarekat Dagang Islam pada tahun 1911 di Bogor. 

Setahun berselang, SDI berubah nama menjadi "Sarekat Islam" dengan perubahan nama dan struktur ini, diharapkan bisa menjaring anggota dari semua kalangan dan tidak terbatas pada golongan tertentu saja. 

Langkah ini juga memiliki tujuan tertentu yakni agar timbul semangat persatuan melawan penjajahan pemerintahan Kolonial Hindia Belanda. Bahkan didalam De Sarikat Islam dijelaskan awal mula didirikannya SDI karena adanya pengaruh Cina pada saat Itu, dan adanya keinginan yang timbul untuk lepas dari belenggu penjajahan.

Sarekat Dagang Islam

Sarekat Dagang Islam merupakan salah satu organisasi yang mana awalnya fokus pada bidang ekonomi saja yakni, untuk bersaing dengan para pedagang asal Tionghoa, Sarekat Islam mulai hadir pada 16 oktober 1905, dengan berdirinya Sarekat Dagang Indonesia. 

Di kemukakan sendiri oleh Moh. Roem untuk menghadiri di gedung kebangkitan nasional pada 2 oktober 1926 dalam judul " Peranan Sarekat Islam Dalam Pergerakan Kemerdekaan". 

Sarekat Dagang Islam bisa dikatakan didirikan atas ketidaksengajaan oleh seorang pengusaha batik bernama Haji Samanhudi karena adanya kisruh adanya keinginan orang Jawa mengalahkan Cina dalam sektor perdagangan, dari Solo aktivitas Sarekat Islam mulai menunjukan pengaruhnya melalui salah satu tokoh pentoalnnya yakni Tjokroaminoto.

Seperti sudah disinggung sebelumnya perubahan nama menjadi Sarekat Islam tentu memiliki kelebihan tersendiri yakni, dimana pada awalnya hanya terfokus pada golongan pedagang-pedagang saja menjadi terbuka untuk siapa saja bisa masuk ke dalam Sarekat Islam dan benar saja, setelah perubahan nama menjadi Sarekat Islam pada tahun 1911 hal ini dilakukan oleh H.O.S Tjokroaminoto dengan melihat bahwasanya selama menjadi Sarekat Dagang yang terfokus pada ekonomi cenderung belum bisa menampung dalam keanggotaan dari segala golongan. 

Sementara itu, setelah berubah menjadi Sarekat Islam sudah  berkembang dengan pesat menjadi organisasi massa dengan total ke anggotanya pada tahun 1919 sudah mencapai sebanyak dua juta orang.

Setelah beralih menjadi fokus pada politik, SI mulai berbenah dengan mengatur internal tubuhnya mulai dari pemilihan ketua umum, anggaran dasar dan rumah tangga hingga delapan program kerja,  tentu hal ini dilakukan oleh SI sebagai upaya menjaring sebanyak-banyaknya anggota dan melakukan perlawanan pada pemerintahan kolonial Hindia Belanda yang seringkali membatasi pergerakan organisasi-organiasasi bentukan pribumi kala itu, bisa dilihat dari upaya pihak kolonial yang sampai memenjarakan H.O.S Tjokroaminoto yang sarat akan politik dan pembatasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun