Mohon tunggu...
Amelia
Amelia Mohon Tunggu... Tutor - Menulis Dengan Tujuan

Penulis amatir , mencari inspirasi dan terinspirasi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Confession of White Collar Fashion (Cerita tentang Batu Karas)

5 April 2024   15:23 Diperbarui: 5 April 2024   18:43 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

David dan Dimas melakukan pemanasan sebelum mereka berselancar. Seperti nya mereka yang lebih gak tahan untuk segera berselancar. Mereka mengajakku untuk mencoba belajar berselancar,  namun aku menolak nya. Karena aku lebih menikmati melihat mereka berselancar. Ia memaksa dan terus membujukku. Begitu juga dengan Dimas. 

"Ayo Man.. kita belajar berselancar", ajak David dan Dimas. Ia serius dengan perkataan nya. Tapi aku tidak tertarik.

"Aku lebih suka melukis , gw uda bawa peralatan melukis. Soal berselancar memang David juara nya...", ia tersenyum padaku dan kemudian berlari mengejar ombak. Ia sama sekali tidak menguncir rambut nya,  memakai baju khusus untuk berselancar. Agar lebih safety. Begitu juga dengan Dimas. Sambil menikmati biru nya langit dan terik nya matahari yang tidak dapat ku tembus oleh kedua mata ku , karena silau. Aku memakai kacamata Rayban yang sama dengan David dan mulai menggambar. 

David sudah berlari mengejar ombak dan tidak terlihat. Kemudian tidak lama aku melihat nya mulai berselancar. Mata ini terpukau kepada apa yang aku lihat. Selama ini aku hanya melihat dari balik layar televisi. Hari ini aku melihat aksi nya berselancar. Ia berlari mengejar ombak, kemudian berenang menuju laut, menunggu ombak datang. Ketika ombak sudah datang, ia segera mengendalikan ombak tersebut dengan keahlian dan tanpa rasa takut. Keberanian itu yang tidak aku punya. 

Tidak perlu khawatir dengan terik nya matahari, karena sunscreen dan sunblock sudah ku gunakan di wajahku. Karena pergi ke pantai. Akan berhadapan dengan angin, sebelum berangkat, aku meminta ibu mengepang rambut ku. Walaupun ke pantai, aku tetap bermake up. Riasan smokey eyes yang mempermanis moment Batu Karas ini bersama David. Karena itu juga ingin mengabadikan moment ini di instagram. 

Kembali ke fokus menggambar. Tangan ini mulai membuat draft , menggambar pemandangan sekitar, pantai dan ombak. Melukis membuat ku yang introvert ini relaxing. Dan sukses tenggelam dalam fokus dan detail menorehkan setiap garis menjadi bentuk bentuk yang jelas. Ajaib nya setelah sekian lama aku tidak menggambar, dalam hitungan menit sudah terlihat bentuk apa yang aku gambar. Tinggal mewarnai nya saja. 

Untuk coloring, aku menggunakan cat air. Karena teknik ini akan menghasilkan efek yang dramatis. Di sela - sela menggambar, aku menghirup aroma laut yang menenangkan, mendengarkan deburan ombak yang tidak membuatku takut dan berlari menjauh. Tidak lama, David dan Dimas kembali dari berselancar. Berlari menuju ku dan merebahkan tubuh nya di atas pasir yang hangat. Aku memberikan minuman ion kepada mereka berdua.

David dan Dimas masih terengah - engah.

"Gw kangen calon bini gw, Kariiiin....", teriak Dimas. 

"Woi berisik, telpon sono.....", canda David mendorong bahu nya. Tidak lama, Dimas menelepon Karin dan mengobrol menjauh dari kami. Mereka menitipkan tas pinggang nya padaku.

Kemudian David membalikkan tubuh nya dan melihat ke arahku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun