Mohon tunggu...
Amelia
Amelia Mohon Tunggu... Tutor - Menulis Dengan Tujuan

Penulis amatir , mencari inspirasi dan terinspirasi

Selanjutnya

Tutup

Diary

Confession of White Collar Fashion (Ensiklopedia Grunge dan Tipe Jodoh Idaman)

2 April 2024   15:54 Diperbarui: 2 April 2024   15:56 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : longhairedcult.tumblrcom dan Vogue 

Aku rasa takdir yang mempertemukan kami. Takdir itu juga yang mempertemukan kami kembali sore ini di studio Double D - Gandaria, Jakarta Selatan. Sepulang David dari syuting di Batu Karas. Aku memang tidak banyak bicara kepada nya. Karena ini lah gaya ku. Sore itu, David sedang bermain skateboard di halaman depan studio. Ia memakai kaus hitam Misfits , celana jeans belel dan converse pendek. Ia wangi sekali hari ini. Rambut nya di gerai seperti biasa. Aku masih lengkap dengan dandanan wajah ala Shierly Manson, dan membuat nya terbengong - bengong. Tidak lama dia tersenyum lebar dengan lesung pipi nya yang so - magical. 

Karena ia sangat wangi dan aku nyaman dengan wangi ini. David memang curang. Dia tau kalau aku selalu klepek - klepek kalau dia memakai parfum itu. Awal semua konflik ini terjadi adalah , si parfum kejujuran ini. Parfum yang membuat perasaan ku berkata jujur tentang nya diri nya. Dan setelah ku pahami, memang ini cara nya menjebakku. Tanpa banyak kata.  Ya, aku memang terjebak. Jari jemari ku menyisir rambut nya yang panjang sehingga bisa ku lihat helai rambut nya di antara sela - sela jari jemariku. Ia menatap ku dan jelas - jelas menggagumiku. 

Ia mulai bercerita , proses syuting kemarin di Batu Karas. Dan tidak sabar membawaku ke sana. Sore itu, kami menghabiskan hari dengan saling bercerita keseharian, kepenatan, kesibukan, kejujuran bahwa masing - masing dari kami saling mengagumi. 

David menanyakan kepada ku, soal kapan ia akan mengenalkan kepada orang tua nya. Sedangkan dia sangat membuka diri dan siap mengenalkan aku kepada ibu nya. Aku masih berpikir sejenak mengenai hal kapan aku akan mengenalkan kepada ibu. Karena aku ingin menikmati masa - masa bersama yang menyenangkan ini dahulu sebelum ikut campur tangan orang tua lebih dalam. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun