"Jangan pernah jatuh cinta sama rekan kerja, karena ketika sudah terjadi. Taruhannya profesionalitas dan integritas. Bagaimana jika hubungan mu kandas dengan orang itu. Dan sementara pekerjaan mu masih banyak yang harus di selesain...", kata - kata Diana tergiang olehku.Â
Entah apa maksud David dekat dengan ku dan mencariku. Membawaku pergi seperti ini. Apakah aku harus mempertanyakan apa maksud kebersamaan ini sedini mungkin?.Â
"Gw ga mau pulang , bisa nggak kita di sini aja...", sahutku termenung.Â
Aku mendengar suara tawa David. Ia mulai menyesap kopi nya.Â
"Ya .. gw mau jadi model parfum D-Honest. Jadi kapan mau foto...?", jawab ku menjawab pertanyaan David.Â
"Thank you Manda, soal honor tenang, profesional kok, bukan teman tapi mesra....", canda David centil.
Ucapan yang mengingatkan ku dengan ucapan Diana dengan si mas politikus muda ganteng yang grogi.Â
"Tapi bener , gw bingung mau cari talent tapi ga mau dari agency, sebenernya uda minta tolong sama kenalan gw yang orang agency, cuma gw mikir lagi.. gw agak males kerja sama bareng model",  kata David seraya mulai memakan - Chicken Gordon Bleu nya.Â
"Model kan lebih pro ketimbang gw, mas. Lagian model kan cantik, bukan nya lo demen mas kerja sama bareng model, kaya Agnes..", cibir ku.Â
"Agnes? Agnes yang mana? Kok tau...?", Dave melemparkan pertanyaan kepadaku.Â
"Agnes yang ada di acara Trip To Batu Karas", jawabku.Â