Mohon tunggu...
Amelia
Amelia Mohon Tunggu... Tutor - Menulis Dengan Tujuan

Penulis amatir , mencari inspirasi dan terinspirasi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Confession Of White Collar Fashion II (Make Over)

25 Maret 2024   10:56 Diperbarui: 2 April 2024   04:47 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku menghela nafas panjang. 

"Gak, gw pasti bisa kerjain ini",jawabku.

"Tenang aja, nanti gw minta tolong Albert untuk bantuin kamu. Tapi minta tolong ini hanya 1 dan 2x aja. Gak ada lagi ke 3 , 4 dan seterusnya.. " ujarnya lagi. Dan perlu kamu ingat, jangan pernah minta bantuan anak magang. Karena kalau kamu bingung handle kerjaan kamu sendiri, nanti anak magang yang lebih glowing, inget beb, dunia kerja itu kejam, apalagi jika di kelilingi mayoritas wanita, gimana kredibilitas kamu sebagai white collar fashion?", sahut Diana dengan nada serius. 

"White collar fashion? Maksud mbak gimana?". Yang aku paham, white collar adalah karyawan tetap kantoran, kan? Batinku dalam hati.

"Ya kita kan termasuk pegawai kantoran , white collar, tapi bidang kita fashion. Kalau kamu pegawai tetap belum bisa seutuhnya mengerjakan kerjaan utama kamu. Sedangkan si anak magang, which is blue collar,  dia lebih handal megang kerjaan, yang kamu bisa di switch off. Btw, seperti itulah gw memberikan istilah pekerjaan kita, say...", ujar Diana sembari menepuk bahuku. 

"Satu lagi. Coba kamu lebih mendalami karakter kamu dalam berpakaian. Gw liat kamu tomboi, tapi kita kerja di majalah fashion yang chic. Beruntung pemimpin redaksi kita gak reseh nyentil gaya kamu sehari -hari. Coba bayangin pemimpin redaksi kita kayak Miranda Priestly - Devils Wear Prada ? Jadi gw sama Albert berpikir, kita mau kamu bergaya lebih chic, Manda kamu masih cuek sama penampilan, kamu bukan tulang punggung keluarga kan, beb?", tanya Diana kepadaku dengan nada lebih serius.

"Nggak mba, bukan, tapi emang aku cuek banget ya sama penampilan?", tanyaku kembali sambil memperhatikan cardigan hitam yang aku kenakan. 

"Banget shaaay.... liat deh coba lu pake cardigan diskonan dari factory outlet deh pasti, celana kayaknya ini aja yang lo punya?. Louboutin gw lu kemanain??", tanya Albert tiba - tiba menyerobot pembicaraan kami. 

"Ini masalah serius. Lu liat gak si Mia, anak magang di departemen desain grafis?, gaya lu yang udah 5 tahun di sini jomplang cin sama dia yang anak magang baru 1 bulan di sini..", sahut Albert ketus. 

"Amanda, ini masalah bukan sepele. Sebelum gw tugasin kerjaan perdana kamu di hari Rabu. Kita akan make over kamu besar-besaran hari ini!", perintah Diana dan di setujui oleh anggukan antusias dari Albert.

Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, kami bertiga berdiskusi serius di studio tempat kami melakukan pemotretan pagi tadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun