Mohon tunggu...
Amelia
Amelia Mohon Tunggu... Tutor - Menulis Dengan Tujuan

Penulis amatir , mencari inspirasi dan terinspirasi

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Ujian Ekonomi akan Selalu Hadir di Dalam Kehidupan Pernikahan

8 Desember 2023   19:13 Diperbarui: 9 Desember 2023   19:13 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang suami yang terkejut melihat tagihan biaya | Foto by Elnur (Dreamstime) 

Sedih dan lemas ketika saya membuka portal berita online hari ini yang diramaikan dengan headline berita pembunuhan seorang ayah kepada 4 anaknya yang masih kecil, dan dugaan KDRT kepada sang istri dengan lokasi kejadian Jagakarsa, Jakarta Selatan. Motif pelaku adalah cemburu kepada istri yang bekerja dan masalah ekonomi.

Percayalah, masalah ekonomi akan selalu ada dalam segala lini kehidupan. Baik dalam kehidupan pernikahan bahkan ketika lajang. Selalu ada saja kekurangan-kekurangan.

Saya menulis artikel ini karena pernah merasakan gejolak-gejolak ini dalam kehidupan.

Ketika lajang, keinginan untuk memiliki barang-barang yang diidamkan. Mungkin, hal sepele dan tidak sulit untuk diwujudkan. Tinggal cari uangnya saja.

Kalo masih single, cari kerja walaupun sulit, gak mikirin ninggalin anak harus bagaimana dan di titip kepada siapa. Begitu sudah menikah dan punya anak, bagi saya pribadi, memilih untuk fokus mengurus anak-anak dahulu.

Bekerja bukan pilihan utama. Jika bekerja, pasti akan banyak makan perasaan. Belum lagi pikiran yang terbagi untuk mengurus anak dan lain-lain. Lebih baik mengalah saja untuk kebaikan semua. Toh rejeki sudah pasti di atur oleh Allah Ta'ala. 

Kuncinya, komunikasi, negosiasi dengan pasangan. Jika ingin bekerja, apakah pasangan kita akan rela mengurus anak kita? Ridho kah? Mungkin pasangan bilang "iya", tapi apakah ikhlas?

Pernah di suatu ketika, saya bekerja mengajar 1 hari dan meminta izin kepada suami. Urusan makan sudah saya urus dengan baik. Pekerjaan 1 jam yang harusnya saya kerjakan dengan tenang tidak bisa saya kerjakan. Karena memikirkan anak-anak yang di tinggalkan ayahnya di rumah.

Ketika itu, entah mengapa saya merasa tidak tenang. Karena, bukan fitrah seorang laki-laki mengurus anak anak. Pasti akan ada yang satu hal yang kurang sempurna seperti layak nya seorang ibu mengurus anak - anak nya. Benar saja, hal ini malah menambah banyak pekerjaan saya ketika sampai di rumah. 

Sudah lelah bekerja, anak-anak di rumah tidak dimandikan, tidak digantikan popok dan lain-lain. Lelah hayati!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun