Mohon tunggu...
Amelia
Amelia Mohon Tunggu... Tutor - Menulis Dengan Tujuan

Penulis amatir , mencari inspirasi dan terinspirasi

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Jualan dengan Sistem Titip-Jual, Bisnis Asyik Tanpa Keluar Banyak Modal

19 Oktober 2023   16:20 Diperbarui: 22 Oktober 2023   15:00 1334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi etalase warung. (Sumber: Shutterstock/Rembolle via kompas.com) 

Jadi sama sama di untungkan, toh ? Gak juga. Gak semua toko / kedai / warung mau di titipin. Ada juga ketika saya melobi ingin titip jual snack kering saya ke lapak gorengan dan warung kopi di pasar modern deket rumah, pemilik lapak cemberut, haha, asem. Hanya sekelumit 'percikan' kecil seni dalam berdagang. 

Semangat berdagang saya tidak berhenti sampai di situ. Kemudian, saya berfikir untuk keluar dari zona nyaman. Target market di domisili saya tinggal kurang menguntungkan. Walaupun itu tetangga dekat, belum tentu tetangga bisa jadi 'sasaran empuk strategis' dalam target berbisnis.

Solusinya, saya menitipkan produk jualan saya di tempat tempat yang memiliki peluang strategis. Kemudian, visi saya berjualan bukan hanya jualan saja. Namun memperluas jaringan mengajar saya di tempat yang lebih signifikan dengan level kelas ekonomi menengah ke atas. Semoga saja strategi jualan saya berhasil ya. 

Cukup menyedihkan, awal tahun ajaran sekolah tahun ini bukan waktu yang tepat untuk mempromosikan bimbingan belajar saya. Kelas yang di buka adalah menggambar dan bahasa inggris. Saingan di lapangan sangat banyak dan anak anak sekolah sudah di titik jenuh belajar tatap muka karena sudah kembali normal.

Jadi saya pikir, buat apa saya "kekeuh" menawarkan jasa saya kembali di tempat yang sama, dimana selalu menemui penolakan. Berarti bukan di sini kan tempatnya? Berjualan makanan merupakan bisnis lain ketika yang satu tidak bisa di andalkan. Jadi ketimbang ngelamun mikirin nasib mendingan bergerak cepat untuk mencari solusi. 

Ilustrasi sebuah koperasi , di sini promosi produk UMKM dengan mudah di terima tanpa proses yang berbelit - belit. | Foto: Dokpri Amelia
Ilustrasi sebuah koperasi , di sini promosi produk UMKM dengan mudah di terima tanpa proses yang berbelit - belit. | Foto: Dokpri Amelia

Intinya, bisnis mengajar privat saya tetap berjalan di sambi jualan sebagai usaha sampingan. Dari berdagang inilah saya mendapat kenalan - kenalan baru. Bukan hanya satu - dua orang. Namun, sedikit orang perantara inilah yang dapat membantu bisnis kecil - kecilan saya menuju target market yang strategis. Sekelompok orang - orang yang loyal berbelanja, tidak pelit dan tidak berfikir dua kali dalam membeli, serta, menghargai produk UMKM , rumahan, berbelanja berdasarkan kepercayaan dan kebutuhan. 

Dalam berdagang, rasanya untung akan lebih manis dirasa jika berjualan tidak hanya satu produk saja. Namun beberapa items.

Ilustrasi display mainan edukasi yang saya titip jual di Koperasi sebuah sekolah berupa puzzle dan gipsum craft kit. | Foto: Dokpri Amelia
Ilustrasi display mainan edukasi yang saya titip jual di Koperasi sebuah sekolah berupa puzzle dan gipsum craft kit. | Foto: Dokpri Amelia

Latar belakang saya seorang guru menggambar, membuat saya berfikir jenis produk apa yang akan saya jual sesuai dengan latar belakang saya sebagai seorang guru. 

Saya pikir barang barang ini kelak akan menjadi alat peraga ketika saya mengajar suatu saat nanti. Selaku penjual, pastinya hal ini akan menjadi 'lahan'observasi saya ke depan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun