2. Tiket masuk ke tempat wisata yang terlampau murah. Hal ini tidak dapat mengontrol bagi siapa saja bisa masuk ke dalam tempat wisata. Lalu apa jaminan nya pengunjung tidak melanggar aturan wisata tanpa pengawasan?
Kasus calon pengantin yang membuat video pre - wedding di bukit Teletubbies termasuk "aksi kecolongan". Karena akses bebas masuk sebagai wisatawan yang ternyata membawa misi lain. Saya yakin, petugas penjaga tiket wisata tidak curiga, karena mereka berpenampilan seperti wisatawan pada umum nya, bukan?Â
Cukup 1 aksi kebakaran di tempat wisata alam saja yang kecolongan. Sebagai seorang masyarakat yang hanya bisa membaca berita kebakaran bukit Teletubbies, geram. Karena alam bukan buatan manusia, melainkan ciptaan Tuhan yang harus di jaga kelestariannya. Alam tidak dapat berbicara. Namun, jika mereka rusak, meninggalkan jejak yang tidak dapat terhapus oleh angin dan air. Namun, alam yang sudah tersakiti, dapat hidup kembali dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar dengan bantuan manusia untuk menanam dan menyuburkan mereka kembali. Semoga tulisan saya bermanfaat.
Sumber tulisan dan foto :Â
1. Lindungi hutan
2. Mongabay Indonesia
3. DetikTravel
4. JawaPos
5. Metro
6. Rejogja Republika
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H