Bing beng bang ... yuk kita ke bank
Bang bing bung ... yuk kita nabung
Tang ting tung ... hei jangan di hitung
Tahu tahu nanti kita dapat untung...Â
Yang mengandung pesan agar rajin menabung.
Sayang nya, sekarang saya sama sekali tidak menemukan sosok penyanyi cilik yang muncul semenjak tahun 2000 an ke atas. Maklum, dedengkot penyanyi cilik nya sudah beranjak dewasa dan berkeluarga. Salah satu mantan penyanyi cilik yang sukses go internasional, Agnes Monica dengan ciri khas tersendiri. Agnes juga mengenalkan budaya Indonesia seperti busana batik yang ia kenakan di acara penghargaan, American Music Awards pada tahun 2010.Â
Terakhir saya hanya tau Gita Gutawa yang memiliki jenis suara yang berbeda dan unik dari sejumlah penyanyi wanita lain nya. Sekarang belum ada lagi generasi penerus penyanyi cilik yang muncul di era milenial.
Menurut saya, saat ini sudah "darurat"penyanyi cilik. Sudah seharus nya di ciptakan lagi lagu anak - anak dengan tampilan visual menyesuaikan jaman. Boleh di bilang, anak anak jaman sekarang lebih cepat dewasa secara tampilan karena kuat nya pengaruh budaya barat seperti budaya Korean Pop atau Kpop. Anak - anak bukan saja senang mendengarkan lagu lagu barat , namun, meniru gaya berpakaian artis idola mereka yang sangat jauh beda usia nya. Saya jadi ingat dulu ketika duduk di sekolah dasar, ketika itu saya penggemar berat Enno Lerian dan Bondan Prakoso. Bukan penggemar lagu - lagu Nicky Astria dan alm Nike Ardilla. Walaupun momentum mereka terkenal di saat yang sama. Karena musik mereka terlalu dewasa untuk saya.
Contoh saja, ketika salah satu band wanita Korean pop konser di Jakarta beberapa bulan lalu, terlihat di salah satu berita online yang saya baca, beberapa anak publik figur yang usia nya masih duduk di bangku sekolah dasar bergaya meniru idola nya yang berpakaian dewasa karena tidak ada nya sosok idola yang merepresentasikan usia mereka. Lucu nya anak anak sekarang malah menggemari sosok sosok dewasa seperti influencer, selebgram , youtuber, tiktoker yang kadang tidak sesuai dan pantas untuk di jadikan idola untuk anak anak.
Saya rindu dengan lagu "Si Komo", karena memiliki branding yang kuat, lirik sederhana, catchy , ada nya hubungan sebab - akibat dalam lirik lagu sehingga cocok di jadikan materi pembelajaran bahasa.Â