Hidup bertetangga bukan berarti tanpa batas, tanpa aturan dan tidak mengindahkan norma kesopanan. Sebagai manusia pasti kita hidup bersosial. Guyup yang saya rasakan di sini bagaikan omong kosong. Bagaikmanakah guyub yang ideal itu?
Ketika ada warga yang mengalami kesulitan ekonomi untuk membayar iuran lingkungan  harus nya seorang ketua RT dan RW mengajak diskusi dan menawarkan solusi terbaik masalah tersebut, bukan malah memanggil warga bersangkutan dengan surat dan menghadang di depan umum. Ini pernah kami rasakan. Dan ternyata bukan kami saja yang merasakan. Sebelah rumah kami juga merasakan hal yang sama, bahkan kami di kucilkan.Â
Naiknya iuran lingkungan yang  tidak berdasarkan diskusi antar sesama warga dan sepihak. Kalau memang guyup, harus nya kumpul dan diskusi dulu untuk memutuskan masalah lingkungan supaya sama sama enak gitu loh. Bukan berarti orang yang tinggal di cluster itu orang berada semua , yang nama nya ekonomi setiap orang kan berbeda beda. Alangkah bijak nya jika pengurus men survey kepala keluarga mana yang mengalami dampak ekonomi dan memberikan solusi. Karena sudah 'kenyang' dengan perilaku pengurus lingkungan yang gak asyik, kami pun tidak banyak protes karena sia sia.Â
Tulisan ini saya buat bukan hanya untuk mengunjing tapi sebagai bahan pembelajaran bahwa ada loh lingkungan yang seperti ini. Semoga hal ini hanya terjadi di lingkungan saya saja ya. Salam guyub!.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H