PEMBANGUNAN BENDUNGAN JRAGUNG DI KABUPATEN SEMARANG
Amelia Putri Octaviani
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Email : amelmel2210@gmail.com
Meilan Arsanti S. Pd., M.Pd.
Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia, Universitas Islam Sultan Agung Semarang
 Email : meilanarsanti@unissula.ac.ic
ABSTRAK
Bendungan Jragung memiliki kapasitas 90 juta m3 dan luas genangan 503,1 hektar. Bendungan ini akan menyuplai air ke daerah irigasi seluas 4.528 hektare di Kabupaten Semarang. Pembangunan bendungan bertujuan untuk menambah volume tampungan air guna menjaga suplai air untuk irigasi lahan pertanian, suplai air baku dan pengendalian banjir. Bendungan itu juga akan berfungsi untuk mengairi lahan pertanian seluas 4.528 hektare dan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) berkapasitas 1.400 KW. Zona banjir bendungan direncanakan seluas 451,3 hektar dan dapat menampung 90 juta meter kubik air.Â
Mampu mengurangi resiko banjir di daerah hilir dari 378.000 meter kubik per detik menjadi 170.000 meter kubik per detik, mengurangi banjir hingga 45%. Hasil penelitian simulasi aliran banjir pasca pembangunan bendungan menunjukkan bahwa Sungai Jragung mampu mengalirkan aliran banjir dengan periode ulang 2, 5 dan 10 tahun. Ploting hidrologi aliran banjir waduk dan hulu sungai Jragung hingga Bendungan Jragung menggunakan software HEC-HMS.
Kata kunci : Bendungan, Sungai Jragung, Air
ABSTRACT
The Jragung Dam has a capacity of 90 million m3 and an inundation area of 503.1 hectares. This dam will supply water to an irrigation area of 4,528 hectares in Semarang Regency. Dam construction aims to increase the volume of water storage to maintain water supply for irrigation of agricultural land, raw water supply and flood control. The dam will also function to irrigate 4,528 hectares of agricultural land and a micro-hydro power plant (PLTMH) with a capacity of 1,400 KW. The flood zone of the dam is planned to be 451.3 hectares in area and can accommodate 90 million cubic meters of water.Â
Able to reduce the risk of flooding in downstream areas from 378,000 cubic meters per second to 170,000 cubic meters per second, reducing flooding by up to 45%. The results of flood flow simulation research after the construction of the dam show that the Jragung River is capable of carrying flood flows with a return period of 2, 5 and 10 years. Hydrological plotting of the flood flow of the reservoir and upstream of the Jragung River to the Jragung Dam using the HEC-HMS software.
Keyword : Dam, Jragung River, Water
Â
PENDAHULUAN
Bendungan digunakan untuk irigasi, air minum industri, tempat rekreasi, penyimpanan limbah, cadangan air minum, pengendalian banjir, perikanan, pariwisata dan olahraga air. Perencanaan bendungan memerlukan data aliran kontinu yang panjang dan akurat untuk analisis ketersediaan air. Salah satu cara untuk mendapatkan data aliran kontinu panjang adalah dengan mensimulasikan variasi aliran hujan harian.
Untuk menciptakan ketersediaan air yang berkesinambungan dan menjaga ketersediaan sumber air, diperlukan serangkaian upaya berkesinambungan dalam rangka perlindungan, pengendalian, pengembangan, dan pemanfaatan sumber daya air. Untuk itu perlu dibangun bendung pada Sungai Jragung guna memanfaatkan sumber air untuk irigasi pertanian. Bendungan adalah bangunan di seberang sungai yang berfungsi untuk menaikkan elevasi sungai dan mengalihkan air sehingga dapat mengalir ke saluran dan ke sawah untuk keperluan irigasi.
Bendungan Jragung dibangun oleh Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana. Secara administratif, Bendungan Jragung membentang di tiga dusun di Desa Candirejo, yakni Dusun Borangan, Dusun Sapen, dan Dusun Kedung Glatik, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang. Selain digunakan sebagai penyuplai air irigasi pertanian, Bendungan Jragung juga dapat digunakan sebagai sumber air baku 1 meter kubik per detik untuk menyuplai wilayah Semarang, Demak, dan Grobogan.
Letak Bendungan Jragung yaitu di Dusun borangan, Candirejo, Kec. Pringapus, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan Tujuan
1. Menghitung kebutuhan air irigasi pertanian
2. Melakukan analisis hidrolis dan struktur bendung untuk mendesain bendung dan bangunan pelengkapnya berdasarkan perhitungan hidrologi yang telah dihitung.
 3. Melakukan analisis stabilitas bendung pada kondisi banjir dan kondisi normal.
METODOLOGI PENELITIANÂ
Pada tahap ini akan dilakukan persiapan yaitu dimana tahap paling awal sebelum memulai pengumpulan data dan pengolahan data. Pengolahan data terdiri dari validasi data, analisis hidrologi,analisis hidrolis dan struktur bendung, validasi data, perencanaan bangunan.
Â
PEMBAHASAN
Bendungan adalah bangunan yang terdiri dari timbunan, timbunan batu, beton dan/atau pasangan batu yang dibangun tidak hanya untuk menahan dan menyimpan air, tetapi juga untuk menahan dan menyimpan limbah pertambangan (tailing) atau penampung lumpur untuk membentuk reservoir (Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2010 tentang Bendungan).Â
Bendungan berfungsi sebagai penangkap air dan menyimpannya pada musim hujan ketika air dari sungai mengalir dalam jumlah besar dan melebihi kebutuhan untuk kedua tujuan tersebut. Bendungan digunakan untuk irigasi, air minum industri, tempat rekreasi, penyimpanan limbah, cadangan air minum, pengendalian banjir, perikanan, pariwisata dan olahraga air.
Pemanfaatan sumber daya air termasuk persediaan air untuk kebutuhan air bersih, irigasi, tenaga air, penangkapan ikan, peternakan, pemeliharaan sungai dan lalu lintas sungai. kegiatan pengendalian banjir, drainase dan pembuangan limbah termasuk dalam pengaturan sumber daya air sehingga terjadi ekses air tidak menimbulkan bencana (Bambang Triatmodjo 2013).
Selama pembangunan bendungan Jragung, beberapa dusun harus dipindahkan, yaitu dusun Kedung Glatik di desa Candirejo. Bendungan Jragung direncanakan dengan tipe tanggul zonal inti vertikal dengan panjang badan 1.350 meter, elevasi puncak bendungan 119,5 meter dan lebar puncak bendungan selebar 10 meter. Jika dihitung dari elevasi dasar pondasi yaitu 60 meter, tinggi Bendungan Jragung adalah 59,5 meter. Bendungan Jragung akan dirancang dengan rasio kemiringan 1:3 di hulu dan 1: 2,5
Bahan tubuh bendungan memerlukan tiga bahan yang berbeda, yaitu bahan inti bendungan, bahan filter, dan bahan acak. Total kebutuhan material tubuh bendungan adalah 1,2 juta meter kubik material tanah liat untuk inti bendungan, 403.000 meter kubik untuk material filter di hilir inti bendungan dan 5,7 juta meter kubik material acak untuk bagian hulu dan hilir bendungan. Tubuh bendungan dan ditutup dengan rockfill dan filter transisi. Dengan letak bendungan lebih dari 15 kilometer dari sesar aktif disekitarnya, maka lokasi bendungan termasuk dalam kategori aman terhadap aktivitas sesar aktif dan gempa bumi.
 Kondisi geologis tersebut mempengaruhi desain Bendungan Jragung, seperti:
1. Perbaikan pondasi injeksi karena kondisi geologi berupa lempung, batupasir dan batu lanau;
2. Perlindungan lereng menggunakan shotcrete karena batuan cenderung melorot atau berubah dengan cepat saat terkena udara, panas dan air;
3. Penahan dengan baja di dalam terowongan bersifat mengelak karena batuan tergolong batuan lunak;
4. Kemiringan galian mengikuti kondisi geologi eksisting.
Pembangunan Bendungan Multifungsi Jragung diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi aspek sosial dan ekonomi secara umum.Â
Selain itu, diharapkan tercapainya proyek-proyek strategis nasional yang menjadi fokus pemerintah melalui pembangunan infrastruktur dapat memberikan dampak positif secara langsung kepada masyarakat, terutama bagi masyarakat yang terkena berbagai bencana atau daerah yang mengalami kekurangan suntikan bantuan. dari pemerintah.Â
Sungai Jragung merupakan sumber air permukaan yang terletak di antara Kabupaten Semarang dan Kabupaten Demak. Panjang sungai ini mencapai 21,44 km dengan kapasitas sungai mencapai 100 meter kubik. Daerah Aliran Sungai (DAS) Jragung memiliki luas 1.180 kilometer persegi.
Bendungan Jragung mampu mereduksi debit puncak banjir Bendungan Jragung dengan nilai sekitar 41% dengan nilai reduksi banjir pada bangunan luapan Bendungan Jragung sekitar 77%. Penurunan kedalaman muka air banjir yang cukup besar terjadi di Sungai Cabean antara 0,71 m sampai 1,45 m, sedangkan penurunan kedalaman muka air banjir terkecil terjadi di bagian hilir Sungai Jragung dan di pertemuan Sungai Cabean - Sungai Kali Buangan 1 dengan nilai penurunan antara 0,10 m dan 0,38 m.
Untuk menyediakan penampungan air guna memenuhi kebutuhan sumber daya air di Kabupaten Semarang dan Demak, serta untuk memenuhi kebutuhan air irigasi di wilayah Jragung Kabupaten Semarang akan dibangun Bendungan Jragung. Luas yang dibutuhkan adalah 624,1 hektar, di Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang.
Pembangunan yang dimulai akhir tahun 2020 ini berlangsung dalam tiga paket pekerjaan. Paket I diproduksi oleh penyedia jasa PT Waskita Karya (Persero) Tbk. dengan nilai kontrak Rp 806,3 miliar. Lot II dikerjakan oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.-PT Basuki Rahmanta Putra (KSO) dengan nilai kontrak Rp 758 miliar.Â
Lingkup pekerjaan Lot I dan II meliputi penggalian, penimbunan kembali, perlindungan tebing, grouting dan instrumentasi. Sedangkan Batch III dikerjakan oleh PT Brantas Abipraya-PT Pelita Nusa Perkasa (KSO) dengan nilai kontrak Rp 735,9 miliar. Lingkup pekerjaan Lot III meliputi pekerjaan di luar bangunan utama yang meliputi pembangunan spillway, pembangunan fasilitas operasi dan pemeliharaan, pembangunan dodger, serta bangunan water intake dan hydromechanical.
KESIMPULAN
- Bendungan Jragung yang terletak didaerah Semarang memiliki kapasitas tampung 90 juta meter kubik dan luass genangan 503,1 hektare.
- Bendungan itu juga akan berfungsi untuk mengairi lahan pertanian seluas 4.528 hektare dan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) berkapasitas 1.400 KW.
- Panjang sungai ini mencapai 21,44 km dengan kapasitas sungai mencapai 100 meter kubik. Daerah Aliran Sungai (DAS) Jragung memiliki luas 1.180 kilometer persegi
SARAN
Dalam perencanaan bendung harus memperhatikan lokasi dan kesulitan yang mungkin timbul untuk mendapatkan hasil optimal.
 2. Pembangunan bendung ini diperlukan adanya pertimbangan dan pendekatan sosial kepada warga sekitar yang belum dianalisis lebih lanjut dalam studi ini.
3. Sebaiknya dibuatkan bangunan yang dapat menampung air pada saat terjadi surplus air. Dimana nantinya air yang tertampung dapat digunakan untuk mengairi sawah pada musim kemarau.
4. Pemanfaatan dan pemeliharaan harus diperhatikan dengan baik apabila bendung ingin difungsikan secara maksimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H