Sumber: Tribun-Video.com
Pada 10 November 2022 Kamis malam, Di RT 007 RW 015 Kelurahan Kalideres,Jakarta Barat. Masyarakat dikejutkan dengan penemuan mayat satu keluarga yang meninggal secara mengering di dalam rumahnya. Korban tersebut terdiri dari empat orang yang bernama Reni Margaretta(68),Rudyanto Gunawan (71),Budianto Gunawan (68), Dian (42).
Temuan kasus tersebut berawal dari ditemukannya satu korban meninggal dunia dari keluarga tersebut oleh pegawai koperasi yang saat itu datang ke rumah kediaman korban.Korban tersebut bernama Reni Margaretta 68) yang ternyata sudah meninggal dunia sebelum 13 Mei 2022 lalu. Pada 13 mei 2022 Pegawai koperasi simpan pinjam dan dan pihak mediator datang ke rumah korban untuk melakukan survei kerumah kediaman korban sebelum dijual. Pada saat dibukakan pintu keduanya mencium bau busuk dan sempat menanyakan sumber bau tersebut. Namun, pihak rumah mengatakan bahwa bau tersebut bersumber dari got yang lupa dibersihkan. Â
Selanjutnya pegawai koperasi meminta untuk diperlihatkan sertifikat rumah yang ternyata sertifikat tersebut atas nama Reni Margaretta. Kemudian pegawai koperasi meminta kepada Dian(anak korban) agar bertemu dengan Reni yang saat itu sedang sakit dikamar. Kemudian Dian membawa pengawai  koperasi dan pihak media untuk bertemu dengan reni dikamarnya.Â
Setelah sampai di dalam kamar Reni pegawai koperasi melihat Reni tengah terbaring didalam kamar yang gelap, Pihak koperasi kemudian meminta kepada Dian untuk menghidupkan lampu. Namun,Dian menolak dengan alasan ibunya sensitif terhadap cahaya. Pada saat Dian keluar dari kamar pihak koperasi diam-diam menghidupkan flash lite HPnya dan melihat bahwa Reni sudah menjadi mayat. Â Setelah melihat mayat tersebut pegawai koperasi kemudian mengajak pihak mediator keluar dan melihat gelagat tersebut Budyanto curiga pihak koperasi telah mengetahui bahwa Reni sudah menjadi mayat.Â
Budyanto pun meminta agar mereka tidak melapor kepada warga atau polisi. Alasan pegawai koperasi dan pihak mediator mendatangi ke rumah  korban adalah untuk melakukan survei kediaman yang sempat hendak dijual senilai 1,2 Milyard Rupiah. Rumah itu juga sempat  dipromosikan dan oleh mediator namun sampai tak juga mendapatkan pembeli. Pihak mediator pun menawarkan Budyanto untuk menggadaikan sertifikat rumahnya ke sebuah koperasi simpan pinjam.Â
Saat itulah petugas koperasi datang untuk melakukan survei kerumah Budyanto.Menurut keterangan dari tetangga sekitar korban, Keluarga korban memang tertutup bahkan sudah lama tidak berkomunikasi dengan pihak keluarga inti. Bahkan korban sudah memutuskan tali silaturrahmi dengan keluarga intinya semenjak lima tahun terakhir.Â
Mereka lost contact dan sudah tidak pernah bertemu lagi. Keluarga korban juga sangat tertutup kepada tetangga dan masyarakat setempat bahkan pagar rumahnya tidak pernah terbuka.Â
Aktivitas keluarga korban sama seperti masyarakat pada umumnya, mereka pergi pagi untuk bekerja dan pulang sore hari. Namun ketika keluarga ini bertemu dengan orang lain atau tetangganya keluarga korban hanya tersenyum dan tidak banyak cakap. Adik korban mengatakan bahwa keluarga korban terbilang keluarga yang mampu dan tidak mungkin meninggal karena kelaparan.
Ekonomi keluarga korban cukup memadai karena budyanto (ayah korban) adalah seorang pekerja kantoran yang bekerja di sebuah
 perkantoran, Mereka juga memiliki kendaraan seperti mobil dan sepeda motor. Kematian keluarga korban juga dikaitkan dengan aliran Sekte. Aliran sekte adalah kelompok keagamaan yang memisahkan diri dari kelompok yang lebih besar, biasanya karena pertikaian tentang masalah-masalah doktriner. Keluarga korban diduga penganut aliran Sekte.Aliran sekte terbagi menjadi :
1.Sekte apokaliptik, yaitu keyakinan yang beranggapan bahwa sudah mendekati hari kiamat dan penganut sekte ini memilih lebih baik baik mati terlebih da hulu sebelum hari kiamat terjadi.
2.Sekte alturuistik, yaitu keyakinan di dalam suatu kelompok yang kuat
3.Sekte egoistik, yaitu bunuh diri untuk menghukum orang lain
Keluarga korban dianggap menganut Sekte Apokaliptik yaitu keyakinan yang beranggapan bahwa sudah mendekati hari kiamat dan penganut sekte ini memilih lebih baik mati terlebih dahulu sebelum hari kiamat. Keluarga korban diduga meninggal karena kelaparan dengan cara berpuasa/tidak makan dan minum sehingga meninggal dunia. Tujuan mereka melakukan sekte ini adalah untuk menebus dosa lama. Polisi telah menemukan buku dari sejumlah aliran agama. Dan ada juga dugaan aliran Santhara yaitu sebuah aliran atau kepercayaan religius tertua masyarakat India yang berusia sekitar 300 tahun.Â
Dalam ajaran ini pengikutnya akan menjalankan ritual fasting to dead atau bersumpah berhenti makan dan minum sampai meninggal dunia. Ajaran Santhara mengacu pada praktik mengurangi asupan makanan dan air secara bertahap untuk mengakhiri hidup dan mencapai mokhsa atau kebebasan. Hasil autopsi juga menunjukkan, waktu meninggal dunia keempat orang itu berbeda-beda.paling lama, ada yang meninggal dunia sejak tiga pekan lalu.Â
Dalam proses autopsi juga diketahui tidak ada zat atau unsur makanan di dalam organ keempat organ tewas. Menurut Dokter Clarissa ahli forensic mengatakan bahwa kalau kasus di Kalideres ini dikatakan sebagai kasus kelaparan, kalau dilihat dari pemeriksaan luar,jika seseorang tersebut kelaparan dan sudah tidak mendapatkan asupan makanan maupun minuman dalam jangka waktu lama maka orang tersebut akan mengalami proses dehidrasi terlebih dahulu. Proses dehidrasi akan membuat kulit menjadi keringseiring dengan berjalannya waktumeskipun manusia hanya diam saja tanpa melakukan pergerakan tubuh tetap membutuhkan metabolisme.
Metabolisme ini bisa berjalan karena manusia setiap hari makan dan minum, maka jika asupan tubuh tidak ada maka tubuh akan mengguakan cadangan-cadangan energi yang  nantinya lama kelamaan akan habis. Setelah habis cadangan energi akan memakai cadangan yang ada di otot dan lemak yang kemudian akan terjadi lapisan otot dan lemak akan berkurang. Dari pemeriksaan dalam kandung Empedu pada orang kelaparan akan mengembung, kemudian saluran ususnya itu kosong, adanya pendarahan pada lambung.Â
Lama proses makanan dilambung yaitu 6-8 jam itu sudah berjalan dari lambung menuju usus halus dan usus besar sampai akhirnya benar-benar habis di usus besar kurang lebih 36 jam. Seseorang meninggal dunia karena tidak makan dan minum, Kalau seseorang tidak minum itu biasanya lebih cepat meninggal dunia, jika seseorang hanya minum saja rata-rata delapan sampai enam puluh hari barulah orang tersebut meninggal dunia. Jika seseorang yang sudah tua kelaparan bukanlah salah satu penyebab kondisi seseorang meninggal dunia, kondisi lain yang menjadi faktor penunjangnya yaitu adalah penyakit yang diderita oleh orang tersebut seperti penyakit bawaan atau penyakit lansia.Â
Namun pada orang yang usianya muda faktor penunjang kematiannya salah satunya adalah gangguan pencernaan seperti usus dan lambung,kemudiaan juga membuatnya dirinya kelaparan maka proses meninggalnya juga akan lebih cepat. Jika terjadi mumifikasi maka kulit akan mongering dan dan otot akan mengecil. Otot mengecil juga bisa disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu pada orang-orang yang tidak menggunakan alat tubuhnya, misalnya pada seseorang yang hanya tiduran.Â
Penyebab kasus ini juga bisa dikategorikan kedalam dua sebab yaitu; pembunuhan dan bunuh diri. Bisa saja salah satu dari keluarga pihak keluarga mamaksa korban untuk tidak makan berhari-hari dan tidak boleh minum itu bisa dikategorikan ke dalam bentuk pembunuhan. Dan jika korban tersebut memaksakan dirinya untuk tidak makan dan minum selama berhari-hari itu bisa dikategorikan sebagai kasus bunuh diri.
Dari segi pandangan Kriminologi, kasus ini bisa dikategorikan sebagai :
1. kejahatan
Kasus ini bisa dikategorikan sebagai suatu bentuk kejahatan karena dalam kejadian ini adanya perbuatan melukai dan menganiaya bahkan menghilangkan nyawa orang lain baik yang dilakukan oleh diri sendiri maupun orang lain. Yang mana dalam kasus ini kita melihat adanya perbuatan menghilangkan nyawa orang lain baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
2. korban
Dalam kasus terdapat empat orang korban yang meninggal dunia dalam waktu dan ruangan yang berbeda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H