Mohon tunggu...
Amelia Meidyawati
Amelia Meidyawati Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswi Magister Akuntansi Dosen Prof. Dr. Apollo M.Si.Ak. NIM 55520120009 AMELIA MEIDYAWATI Universitas Mercubuana Jakarta

Penggemar Perpajakan yang selalu antusias menyelami ilmu baru... Mahasiswi Magister Akuntansi Dosen Prof. Dr. Apollo M.Si.Ak. NIM 55520120009 AMELIA MEIDYAWATI Universitas Mercubuana Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB2 Pajak Kontemporer Prof. Dr. Apollo: Reformasi Teknologi Perpajakan Indonesia dalam Fenomenologi Heidegger

10 November 2021   19:57 Diperbarui: 10 November 2021   20:13 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inti permasalahan bagi Heidegger dengan demikian bukanlah pada mesin, proses, atau sumber daya tertentu, melainkan dalam "menantang": cara esensi teknologi beroperasi pada penafsiran kita tentang seluruh permasalahan dan pada keberadaan permasalahan itu sendiri --- metode menyeluruh kita menghadapi (serta dihadapkan oleh) dunia teknologi. Segala sesuatu yang ditemui secara teknologi dieksploitasi guna beberapa penggunaan teknis. Hal penting untuk dicatat, seperti yang dianjurkan sebelumnya, kala Heidegger berbicara tentang esensi teknologi dalam hal tantangan atau posisi, dia berbicara tentang teknologi modern, dan mengecualikan seni serta perlengkapan tradisional yang dalam sebagian hal mungkin kita anggap sebagai teknologi.

Bahkan bila esensi teknologi tidak berasal dari timbulnya mekanisasi, dapatkah kita paling tidak menunjukkan bagaimana dia menjajaki dari pendekatan kita memahami alam? bagaimanapun, Heidegger berpendapat, esensi teknologi "mulai berkuasa" ketika ilmu pengetahuan alam modern lahir pada awal abad ketujuh belas. Namun Sesungguhnya kita tidak dapat menampilkan ini sebab dalam pemikiran Heidegger ikatan antara sains dan teknologi merupakan kebalikan dari apa yang umumnya kita pikirkan; kekuatan alam dan material milik teknologi, bukan sebaliknya. 

Itu merupakan pemikiran teknologi yang pertama kali dalam memahami alam sedemikian rupa sehingga alam dapat ditantang untuk membuka kekuatan dan energinya. Tantangan mendahului pembukaan kunci; esensi dari teknologi demikian saat sebelum ilmu alam. "Teknologi modern bukanlah ilmu alam terapan, lebih dari itu ilmu pengetahuan alam modern merupakan pelaksanaan esensi teknologi." Oleh sebab itu, alam adalah "bagian mendasar dari inventaris cadangan teknologi - dan tidak ada yang lain."

Mengingat pandangan tentang teknologi ini, maka uraian ilmiah apa pun akan mengaburkan keberadaan esensial dari banyak hal, termasuk kedekatannya. Jadi kala Heidegger membahas teknologi dan kedekatan, dia meyakinkan kita bahwa dia tidak hanya mengulangi klise bahwa teknologi membuat dunia menjadi lebih kecil. "Apa yang memastikannya," tulisnya, "bukan karena jarak semakin menurun dengan dorongan teknologi, melainkan keakraban itu tetap luar biasa." 

Untuk mengalami kedekatan, kita harus menemukan hal-hal dalam kebenarannya. Serta tidak hirau akan seberapa besar kita yakin bahwa sains akan membiarkan kita "menemukan yang aktual dalam aktualitasnya," sains hanya menawarkan representasi dari bermacam hal. Dia "hanya pernah menemukan apa yang cara representasinya sebelumnya telah diakui sebagai objek yang mungkin untuk dirinya sendiri."

Pengerahan teknologi dari hal-hal terjadi dalam arti sebelum penggunaan teknis kita yang sebenarnya, karena hal-hal harus (dan dilihat sebagai) sumber daya yang sudah tersedia agar mereka dapat digunakan dengan cara ini. Teknologi juga menggantikan hubungan yang akrab antara bagian-bagian dengan keseluruhan; semuanya hanyalah bagian yang dapat ditukar. Misalnya, untuk alur pencatatan aktivitas akuntansi digantikan oleh program kecerdasan yang dibuat manusia seperti Accurate, MYOB, Zahir dan lainnya.

Dalam usaha menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi, DJP wajib selalu melaksanakan transfigurasi digital guna meningkatkan taraf layanan serta daya guna pengawasan terhadap kepatuhan wajib pajak. Wujud reformasi perpajakan ini dituangkan dalam modernisasi teknologi informasi perpajakan.  Salah satu reformasi yang dijalani adalah pelaksanaan sistem teknologi informasi terkini dalam pelayanan pajak. 

Pada awal tahun 2005 Direktorat Jenderal Pajak melahirkan sistem administrasi perpajakan yang memanfaatkan teknologi yaitu e-System atau Electronic System. Sistem elektronik untuk administrasi pajak tersebut antara lain merupakan e-Registration, e-Filling, e-SPT, e-Butpot dan e-Billing. Modernisasi teknologi ini diyakini akan menjadi salah satu pilar penting dari reformasi perpajakan karena akan sangat bermanfaat sebagai upaya peningkatan tax ratio, penghindaran dan penggelapan pajak, serta mendorong kepatuhan wajib pajak.

Dikaitkan dalam teknologi perpajakan yang ada saat ini, pengetahuan masyarakat yang lebih tua kurang memahami serta cenderung lebih sulit untuk paham metode penggunaannya. Pembuatan E-Billing dan pelaporan pajak yang harus melalui DJP Online, menyulitkan pelaku usaha generasi terdahulu untuk memenuhi kepatuhan perpajakan mereka. 

Direktorat Jenderal Pajak hendaknya lebih meningkatkan upaya-upaya penyuluhan melalui pelatihan mau pun seminar secara intensif dalam rangka melakukan bimbingan penggunaan eSPT dan eFilling, sehingga Wajib Pajak dapat menggunakan aplikasi eSPT dan eFilling dengan baik dan benar. Selain itu, Pegawai DJP harus mempunyai kemampuan yang mumpuni mengenai penanganan masalah sistem eror yang sering terjadi pada DJP Online dalam waktu yang singkat. Secara tidak langsung dan mau tidak mau DJP harus memberdayagunakan SDM mereka dalam penyuluhan guna terciptanya reformasi perpajakan yang diinginkan.

Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun