Mirip dengan masalah kebutuhan bahan baku oleh produsen, panic buying juga bisa mengakibatkan naiknya harga-harga barang. Melalui panic buying, konsumsi masyarakat meningkat karena melakukan pembelian dalam jumlah besar lalu jika dilihat dengan hukum permintaan ini berarti harga barang naik karena saat barang yang diminta meningkat, harganya akan naik juga. Ini memunculkan dua bahaya yang baru.Â
Pertama, dengan naiknya harga, tidak semua masyarakat mampu secara finansial untuk membeli barang-barang yang harganya sedang melambung tinggi. Padahal, yang membutuhkan barang-barang ini bukan hanya orang kaya. Ini juga bisa merambatkan masalah ke sektor lain.Â
Contohnya, ketika harga masker menjadi sangat mahal, keluarga menengah bawah yang hanya punya uang cukup untuk pangan sehari-hari tidak akan berpikir untuk membeli masker karena merasa dengan jumlah uangnya yang terbatas, masker tidak menjadi prioritasnya. Akhirnya, mereka akan keluar tanpa masker dan membahayakan kesehatannya sendiri. Ini menambah masalah pada sektor kesehatan.Â
Kedua, terjadinya penimbunan dengan maksud komersial. Banyak oknum jahat yang melakukan penimbunan sebagai kesempatan meraup keuntungan sebesar-besarnya.Â
Ketika para oknum sudah melihat peluang bisnis, pasti mereka cepat-cepat menimbun barang agar bisa dijual kembali dengan harga tinggi ketika harga pasar sedang pada puncaknya. Ini sangat menguntungkan bagi mereka yang berjualan dan merugikan bagi para konsumen. Harga yang harus dibayar tidak masuk akal dan tidak adil. Ini bisa mengakibatkan melemahnya daya beli masyarakat hingga akhirnya terjadi resesi ekonomi nasional.
Yang jelas, dengan langkanya barang masyarakat tidak bisa memenuhi kebutuhannya. Tidak semua orang bisa mendapatkan masker, alat-alat sanitasi, atau vitamin padahal ini sangat penting sebagai bentuk pencegahan virus. Pemenuhan pangan pun sulit karena naiknya harga atau tersedianya barang yang sedikit. Pada akhirnya, ini akan meningkatkan angka kemiskinan.
SOLUSI YANG BISA DILAKUKAN
Kelangkaan barang merupakan bencana yang susah diatasi sehingga perlu upaya-upaya preventif sehingga dibutuhkan perencanaan sosial. Pertama, diperlukan analisis terhadap masalah yang terjadi.Â
Analisis yang bisa dicoba adalah analisis statika dimana akan dipetakan aktor dalam struktur sosial dan mencari tahu apa akar masalahnya dan juga analisis jalur dimana bisa melihat masalah dengan segala sebab, akibat, dampak, dan aspek-aspek lainnya sehingga masalah tampak secara keseluruhan.
 Perencanaan yang dilakukan dalam hal ini menggunakan aspek perencanaan sosial sebagai analisis kebijakan agar sebelum diambil kebijakan mengenai cara menanggulangi kelangkaan barang, bisa dianalisis aspek-aspek dampak sosial yang akan terjadi dengan harapan keputusan yang diambil tidak akan memperparah keadaan. Sangat dibutuhkan kerjasama yang baik antar pemerintah dan masyarakat.Â
Pemerintah perlu mengedukasi masyarakat mengenai kelangkaan barang dan mengingatkan untuk tidak panik agar terhindar dari fenomena panic buying yang akan menimbulkan masalah-masalah baru.Â