Mohon tunggu...
Afifatul Amelia
Afifatul Amelia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Siapapun bisa jadi Apapun 🌹

Siapapun bisa jadi Apapun

Selanjutnya

Tutup

Financial

Analisis Peningkatan Faktor Produksi dan Maksimalisasi Produksi Lembaga Keanggotaan Indkreat

12 Mei 2019   20:05 Diperbarui: 14 Mei 2019   16:10 1630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

LAPORAN OBSERVASI

KATA PENGANTAR

              Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehinnga kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul "ANALISIS PENINGKATAN FAKTOR PRODUKSI (TENAGA KERJA) DAN MAKSIMALISASI PRODUKSI PADA KELEMBAGAAN INDKREAT"
              Laporan yang anda baca ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Mikro Islam. Dengan terselesaikannya laporan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi yang sangat membantu yang tidak bisa diucapkan satu persatu.
              Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, leh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun laporan ini menjadi lebih baik lagi. Kami berharap laporan yang telah dibuat ini bisa bermanfaat serta menambah pengetahuan bagi mahasiswa khususnya dan pihak lain pada umumnya.

   Jember, 12 Mei 2019

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
Latar Belakang.................................................................................................1
Rumusan Masalah............................................................................................2
Tujuan Observasi.............................................................................................2

BAB II KAJIAN TEORI........................................................................................3
2.1    Upaya Peningkatan Sumber Daya Manusia.....................................................13
2.2Maksimalisasi Produksi di Era Modern..........................................................18
2.3Input Produksi dan Berkah..............................................................................20

BAB III HASIL PENELITIAN
3.1Waktu dan Tempat Wawancara.......................................................................26
3.2Hasil Wawancara.............................................................................................26

BAB IV ANALISIS..................................................................................................32

BAB V KESIMPULAN............................................................................................33

DOKUMENTASI.....................................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................39-40

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Produksi adalah bagian terpenting dari Ekonomi Islam bahkan dapat dikatakan sebagai salah satu dari rukun ekonomi disamping konsumsi, distribusi, redistribusi, infak dan sedekah. Karena produksi adlah kegiatan manusia untuk menghasilkan barang dan jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen. Pada saat kebutuhan manusia masih sedikit dan sederhana, kegiatan produksi dan konsumsi dapat dilakukan dengan manusia secara sendiri. Artinya, seseorang memproduksi barang/jasa kemudian dia mengonsumsinya. Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu dan beragamnya kebutuhan konsumsi serta keterbatasan sumber daya yang ada, maka seseorang tidak dapat lagi menciptakan sendiri barang dan jasa yang dibutuhkan, akan tetapi membutuhkan orang lain untuk menghasilkannya. Oleh karena itu kegiatan produksi dan konsumsi dilakukan oleh pihak-pihak yang berbeda.
Industri kreatif ataupun yang sering disebut dengan INDKREAT merupakan lembaga keanggotaan produksi yang menyediakan buket bunga dalam berbagai tipe untuk beragam kebutuhan. Target kami sangatlah luas, mulai dari remaja sampai orang dewasa. Seperti yang kami ketahui, karangan bunga saat ini sering kali terlihat melengkapi acara-acara penting dalam hidup. Seperti ulang tahun, wisuda, pernikahan dan dalam perayaan lainnya. Dalam rencana pengembangan usaha, kami bergerak baik dalam dunia maya maupun took yang bisa di temui di Koperasi Mahasiswa Pandhalungan IAIN Jember. Dewasa ini, bersamaan dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, kami melihat peluang yang cukup besar dalam penjualan online. Saat ini kebanyakan orang lebih memlih hal yang lebih praktis dan cepat tanpa perlu repot. Melalui penjualan online kami optimis dapat meningkatkan penjualan dengan cukup baik dan keuntungan yang cukup besar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dan apa saja barang-barang yang diproduksi di Industri Kreatif Koperasi Mahasiswa Pandhalungan IAIN Jember. Berdasarkan penelitian pada salah satu Lembaga Keanggotaan dari Koperasi Mahasiswa Pandhalungan IAIN Jember yaitu INDKREAT (Industri Kreatif) yang beranggotakan 4 orang, 1 Ketua Lembaga Keanggotaan Industri Kreatif, dan 1 Wakil Ketua Lembaga Keanggotaan Industri Kreatif. Dalam bidang lembaga keanggotaan ini selalu memproduksi buket bunga, buket snack, kerudung rawis dan juga roti.
Banyak jenis-jenis aktifitas yang terjadi di dalam proses produksi, yang meliputi perubahan-perubahan bentuk, tempat, dan waktu penggunaan hasil-hasil produksi. Masing-masing perubahan-perubahan ini menyangkut penggunaan input untuk menghasilkan output yang diinginkan. Produksi dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menciptakan atau menabah nilai atau manfaat baru. Dari yang awalnya hanya kertas biasa atau kain biasa dapat dijadikan rangkaian bunga dari kertas ataupun kain yang dapat memiliki nilai dan harga jual yang pasti sangat tinggi, dengan keahlian yang berbeda-beda dari anggotalah dapat menghasilkan produk yang sangat kreatif.

Rumusan Masalah
Bagaimana upaya meningkatkan kualitas salah satu faktor produksi yaitu tenaga kerja (sumber daya manusia) di lembaga keanggotaan INDKREAT?
Bagaimana cara memaksimalkan porduksi dengan input non manusia seiring berkembangnya teknologi canggih pada lembaga keanggotaan INDKREAT?
Bagaimana menilai keberkahan dalam produksi INDKREAT?

Tujuan Observasi
Untuk mengetahui upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia di lembaga keanggotaan Indkreat.
Untuk mengetahui cara memaksimalkan produksi input non manusia seiring berkembangnya teknologi canggih.
Untuk mengetahui keberkahan dalam produksi.

BAB II
KAJIAN TEORI

PRODUKSI
a. Definisi Produksi
Kata produksi telah menjadi kata indonesia setelah diserap kedalam pemikiran ekonomi bersamaan dengan kata distribusi dan konsumsi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, produksi diartikan sebagai proses mengeluarkan hasil atau penghasilan. Dalam Kamus Inggris-Indonesia oleh John M. Echols dan Hasan Sadily kata "Production" secara linguistik mengandung arti penghasilan.
Produksi dalam istilah konvensional, disebutkan bahwa teori produksi ditunjukan untuk memberikan pemahaman tentang perilaku perusahaan dalam membeli dan menggunakan masukan (input) untuk berproduksi dan menjual keluaran atau produk. Lebih lanjut ia menyebutkan teori produksi juga memberikan penjelasan tentang perilaku produsen dalam memaksimalkan keuntungannya.
Produksi adalah kegiatan menambah nilai guna benda agar lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Pengertian produksi dalam perspekif Islam yang dikemukakan Qutub Abdus Salam Duaib adalah usaha mengeksploitasi sumber-sumber daya agar dapat menghasilkan manfaat ekonomi.
Tri pracoyo dan Antyo Pracoyo (2006) mendefinisikan bahwa produksi sebagai suatu proses mengubah kombinasi berbagai input menjadi output. Pengertian produksi tidak hanya terbatas sebagai proses pembuatan saja tetapi juga sebagai penyimpanan, distribusi, pengangkutan, pengemasankembali hingga pemasarannya. Istilah produksi berlaku untuk barang maupun jasa. Setiap produsen dalam melakukan kegiatan produksi diasumsikan dengan tujuan memaksimumkan keuntungan. Masalah pokok yang dihadapi produsen dalam melakukan kegiatan produksi adalah berapa output yang harus diproduksikan dan bagaimanakah mengkombinasikan berbagai input (faktor produksi) agar dapat menghasilkan output secara efisien.
Sudarman (2001) menyatakan bahwa teori produksi yaitu teori yang mempelajari bagaimana cara mengkombinasikan berbagai macam input pada tingkat teknologi tertentu. Sasaran teori produksi adalah untuk menentukan tingkat produksi yang efisien dengan sumber daya yang ada. Sumber daya yang digunakan dalam produksi, diklasiikasikan oleh Doll dan Orazem (1984) menjadi sumber daya tetap dan sumberdaya variabel. Suatu sumber daya disebut sebagai sumberdaya tetap, jika kuantitasnya tidak berubah selama periode produksi tersebut dan suatu sumberdaya disebut sumber daya variabel, jika kuantitasnya berubah pada permulaan atau selama periode produksi. Sumberdaya tetap dan variabel adalah digunakan untuk mengklasifikasikan panjangnya periode produksi sebagai berikut : (1) jangka sangat pendek, (2) jangka pendek, yakni periode waktu sedemikian panjang yang setidaknya ada satu sumberdaya dapat bervariasi sedangkan sumberdaya lain adalah tetap, dan (3) jangka panjang, yakni periode waktu begitu panjang sehingga semua sumberdaya dapat bervariasi. Budiono (2002) dan Aziz (2003) menyatakan bahwa jangka waktu produksi dibedakan menjadi dua, yaitu jangka pendek (short run) danjangka panjang (long run). Kegiatan produksi jangka pendek, yaitu jangka waktu ketika input variabel dapat disesuaikan, sedangkan kegiatan produksi jangka panjang merupakan satu waktu dimana seluruh input, baik input variabel maupun input tetap dapat diubah.
Secara umum dapat dikatan bahwa jumlah barang produksi tergantung pada jumlah faktor produksi yang digunakan (Nicholson, 1995). Hasil produksi merupakan variabel tidak bebas (dependent), sedangkan faktor produksi merupakan variabel bebas (independent). Lebih lanjut dalam teori produksi dijelaskan bahwa petani diasumsikan selalu berusaha untuk memproduksi tingkat output maksimum dengan menggunakan suatu dosis input tertentu serta biaya yang paling rendah, yang selanjutnya petani dianggap berusaha memaksimumkan laba.
Setiap proses produksi menurut boediono (2002) mempunyai landasan teknis, yang dalam teori ekonomi disebut fungsi produksi fungsi produksi menurut Doll dan orazem (1984) menggambarkan hubungan input output. Lebih lanjut dijelaskan bahwa fungsi produksi menggambarkan laju sumberdaya ditransformasikan menjadi produk. Ada banyak hubungan input output dalam pertanian karena laju input di transformasikan output akan bervariasi diantara jenis tanah, binatang, teknologi, jumlah curah hujan, dan seterusnya.
Produksi juga diartikan sebagai kegiatan manusia untuk menghasilkan barang dan jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen. Secara teknis, produksi adalah proses mentransformasikan input menjadi output. M.N  Siddiqi berpendapat, bahwa produksi merupakan penyediaan barang dan jasa dengan memperhatikan nilai keadilan dan kemaslahatan bagi masyarakat.
Teori produksi adalah studi tentang produksi atau proses ekonomi untuk mengubah faktor produksi (input) menjadi hasil produksi (output). Produksi menggunakan sumber daya untuk menciptakan barang atau jasa yang sesuai untuk digunakan.
Dalam teori produksi, produksi adalah suatau kegiatan untuk menambah nilai guna pada suatu barang. Produksi di ukur sebagai "tingkat hasil produksi (output) periode waktu" karena merupakan konsep aliran.
Teori produksi juga dapat diartikan teori yang menjelaskan hubungan antara tingkat produksi dengan jumlah faktor-faktor produksi dan hasil penjualan outputnya. Dan produksi itu sendiri adalah rangkaian proses yang meliputi semua kegiatan yang dapat menambah atau menciptakan nilai guna dari barang dan jasa.
Dalam beberapa buku teks teori ekonomi yang konvensional produksi sering didefinisikan sebagai penciptaan guna, dimana guna berarti kemampuan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Menurut definisi ini produksi mencakup pengertian yang sangat luas sekali. Produksi meliputi semua aktivitas dan tidak hanya mencakup pembuatan barang-barang yang dapat dilihat. Menulis buku, memberi nasehat, pertunjukan bioskop danjasa bank adalah termasuk dalam pengertian produksi. Tetapi akan sedikit mengalami kesulitan untuk menunjukkan secara pasti faktor-faktor produksi yang digunakan untuk memproduksi produk-produk seperti yang dicontohkan tadi. Namun jelas bahwa dalam proses produksi seperti ini diperlakukan beberapa ketrampilan baik bersifat teknis maupun intelektual.
 Meskipun produksi dalam pengertian umum meliputi semua aktivitas untuk menciptakan barang dan jasa, tetapi dalam konsep produksi disini hanya akan dibicarakan pada masalah barang. Karena dalam kasus barang ini masalahnya akan menjadi lebih sederhana, faktor-faktor produksi yang digunakan dapat ditunjukkan secara jelas dan produk yang dihasilakan juga dapat diidentifisir dengan mudah baik kualitas maupun kuantitasnya. Misalnya untuk menghasilkan padi sejumlah tertentu,diperlukan sejumlah faktor produksi yang tertentu pula, seperti temperatur dan curah hujan, sebidang tanah, bibit, pupuk, tenaga manusia dan beberapa alat pertanian. Pada umumnya produksi memerlukan berbagai macam peralatan (mesin, gedung, alat-alat) dan beberapa bahan mentah. Teori produksi terdiri dari beberapa analisa mengenai bagaimana seharusnya seorang pengusaha (wiraswastawan) dalam tingkat teknologi tertentu mengkombinasikan berbagai macam faktor produksi untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu seefisien mungkin.

b. Faktor Produksi
Menurut Herjanto, produktivitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan bagaimana baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal. Produktivitas dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu industri dalam menghasilkan barang atau jasa. Sehingga semakin tinggi perbandingannya, berarti semakin tinggi produk yang dihasilkan. Ukuran produktivitas bisa bervariasi, tergantung pada output atau input yang digunakan sebagai agregat dasar.  Dalam Islam  bekerja dinilai sebagai kebaikan dan dianggap sebagai ibadah, dan kemalasan dinilai sebagai keburukan. Bekerja mendapat tempat yang terhormat di dalam Islam. Sebuah hadits menyebutkan bahwa bekerja adalah jihad fi sabilillah.  
Sabda Nabi Saw, : "Siapa yang bekerja keras untuk mencari nafkah keluarganya, maka ia adalah mujahid fi Sabillah" (Ahmad)
Dalam hadits Riwayat Thabrani Rasulullah Saw bersabda : "Sesungguhnya, di antara perbuatan dosa,  ada yang tidak bisa terhapus oleh (pahala) shalat, Sedeqah ataupun haji, namun hanya dapat ditebus dengan kesungguhan dalam mencari nafkah penghidupan" (H.R.Thabrani).
Kahf mendefinisikan kegiatan produksi dalam perspektif Islam sebagai usaha manusia untuk memperbaiki tidak hanya kondisi fisik materialnya, tetapi juga moralitas, sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup sebagaimana digariskan dalam agama Islam, yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat.
Produksi adalah setiap proses yang menciptakan nilai atau meperbesar nilai sesuatu barang, atau dengan mudah dikatakan bahwa produksi adalah setiap usaha yang menciptakan atau memperbesar daya guna barang. Terkait dengan hal itu, sesuatu bangsa harus memproduksi untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Produksi harus dilakukan dalam keadaan apapun, oleh pemerintah maupun oleh swasta. Akan tetapi, produksi tentu tidak dapat dilakukan kalau tiada bahan-bahan yang memungkinkan dilakukannya proses produksi itu sendiri. Untuk bisa melakukan produksi orang memerlukan tenaga manusia, sumber-sumber alam, modal dalam segala bentuknya, serta kecakapan. Semua unsur-unsur itu disebut faktor-faktor produksi. Jadi, semua unsur yang menopang usaha penciptaan nilai atau usaha memperbesar nilai barang disebut sebagai faktor-faktor produksi. Seorang produsen dalam menghasilkan suatu produk harus mengetahui jenis atau macam-macam dari faktor produksi.
Kegiatan produksi tentunya memerlukan unsur-unsur yang dapat digunakan dalam proses produksi yang disebut yang disebut faktor produksi. Faktor produksi yang bisa digunakan dalam proses produksi terdiri dari sumberdaya alam, tenaga kerja manusia, modal dan kewirausahaan.
Tanah
Hal yang dimaksud dengan istilah land atau tanah disini bukanlah sekedar tanah untuk ditanami atau ditinggali saja, tetapi termasuk pula didalamnya segala sumber daya alam. Itulah sebabnya faktor produksi yang pertama ini seringkali disebut dengan natural resources disamping itu juga sering disebut land. Dengan demikian, istilah tanah atau land maksudnya adalah segala sesuatu yang bisa menjadi faktor produksi dan berasal atau tersedia di alam ini tanpa usaha manusia, yang antara lain meliputi :
tenaga penumbuh yang ada didalam tanah, baik untuk pertanian, perikanan maupun pertambangan.
tenaga air, baik untuk pengairan, pengaraman, maupun pelayaran, misalnya air dipakai sebagai bahan pokok oleh perusahaan air minum.
Ikan dan mineral, baik ikan dan mineral darat (sungai, danau, tambak) maupun ikan dan mineral laut.
Tanah yang diatasnya didirikan bangunan.
Living stock, seperti ternak dan binatang-binatang lain yang bukan ternak.
Pendek kata, yang dimaksud dengan istilah tanah maupun sumber daya alam disini adalah segala sumber asli yang tidak berasal dari kegiatan manusia dan bisa diperjual belikan. Syarat terakhir itu perlu disebutkan agar kita tidak menyebut bahwa mega atau embun adalah faktor produksi.
Sumber Daya Alam
Allah Swt menciptakan alam yang di dalamnya mengandung banyak sekali kekayaan yang bisa dimanfaatkan manusia. Manusia sebagai mahluk Allah hanya bisa mengubah kekayaan tersebut menjadi barang kapital atau pemenuhan yang lain. Menurut ekonomi Islam jika alam dikembangkan dengan kemampuan dan tekhnologi yang baik, maka Alam dan kekayaan yang terkandung di dalamnya tidak akan terbatas. Berbeda dengan pandangan ilmu ekonomi konvensional, yang menyatakan kekayaan alam terbatas karena kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Islam memandang kebutuhan manusialah yang terbatas dan hawa nafsu yang tidak terbatas.
Tenaga Kerja (Labor)
Didalam ilmu ekonomi, yang dimaksud dengan istilah tenaga kerja manusia, bukanlah semata-mata kekuatan manusia untuk mencangkul, menggergaji, bertukang dan segala kegiatan fisik lainnya. Hal yang dimaksud disini memang bukanlah sekedar labor atau tenaga kerja saja, tetapi yang lebih luas yaitu human resources (sumber daya manusia).
Istilah tersebut lebih luas artinya daripada hanya sekedar labor saja. Didalam istilah human resources atau sumber daya manusia mencakup tidak saja tenaga fisik atau tenaga jasmani manusia tetapi juga tenaga yang tidak terdidik.
Pendek kata, ddalam istilah pengertian human resources itu terkumpullah semua atribut atau kemampuan manusiawi yang dapat disumbangkan untuk memungkinkan dilakukannya proses produksi barang dan jasa.
Organisasi (manajemen)
Dalam sebuah produksi hendaknya terdapat sebuah organisasi untuk mengatur kegiatan dalam perusahaan. Dengan adanya organisasi setiap kegiatan produksi memiliki penanggung jawab untuk mencapai suatu tujuan perusahaan. Diharapkan semua individu dalam sebuah organisasi melakukan tugasnya dengan baik sesuai dengan tugas yang diberikan.

Modal (Capital)
Faktor produksi yang ketiga adalah modal (capital) atau sebutan bagi faktor produksi yang ketiga ini adalah real capital goods (barang-barang modal riil), yang meliputi semua jenis barang yang dibuat untuk menunjang kegiatan produksi barang-barang lain serta jasa misalnya, mesin, pabrik, jalan raya, pembangkit tenaga listrik serta faktor produksi lainnya.
Pengertian capital atau modal, sebenarnya hanyalah merupakan salah satu dari pengertian modal, sebagaimana yang sering dipergunakan oleh para ahli ekonomi. Sebab modal juga mencakup arti uang yang tersedia di dalam perusahaan untuk membeli mesin serta faktor produksi lainnya.
Orang hanya dapat mengguakan uang untuk mendapatkan faktor produksi untuk kemudian dilakukan proses produksi. Oleh karena itu, pentinglah kiranya untuk membedakan perbedaan antara barang-barang modal riil (real capital goods) danodal uang (money capital).
Enterpreneur
Faktor produksi yang telah disebutkan diatas adalah faktor-faktor produksi "tangible" (dapat diraba). Ketiganya yakni, land, labor, capital dapat dilihat dan diraba, disamping itu pula dapat dihitung. Akan tetapi faktor produksi ini tidak bisa diraba atau intangible.
Seorang enterpreneur mengorganisir ketiga faktor produksi lainnya agar dapat dicapai hasil yang terbaik. Ia punmenanggung resiko untk setiap jatuh bangun usahanya. Faktor produksi yang keempat ini adalah yang terpenting diantara semua faktor produksi karena ia adalah ingitable factor of production. Enterpreneurship amatpenting peranannya sehubungan dengan hasil yang diproduksinya. Dengan demikian, enterpreneur merupakan faktor produksi yang justru paling menentukan didalam perkembangan perekonomian masyarakat.
Menurut (Suryana 2006:10) enterpreneur adalah mereka yang melakukan usaha-usaha kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan menjalankan sumber daya untuk menemukan peluang dan perbaikan hidup.
Ada dua fungsi dan peran wirausahawan perekonomian, yaitu secara makro dan mikro.
Fungsi makro
Secara makro, wirausahawan berperan dalam ekonomi nasional sebagai penggerak dan pemacu perekonomian suatu bangsa.
Fungsi mikro
Secara mikro, wirausahawan adalah menanggung resiko dan ketidakpastian, mengkombinasikan sumber-sumber kedalam cara yang baru dan berbeda, menciptakan nilai tambah, menciptakan usaha-usaha baru dan menciptakan peluang-peluang yang baru.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Enterpreneurship :
1. Opportunity Cost
Merupakan pengorbanan yang diberikan sebagai alternatif terbaik untuk memperoleh sesuatu hasil atau
2. Selera
Merupakan kemauan dan dilengkapi dengan kemauan untuk mendapatkan sesuatu. Contohnya, seorang pemilik kios yang memiliki kemauan untuk berjualan kebutuhan sehari-hari, tetapi tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkannya, maka kios yang dimilikinya tidak akan berkembang.
3. Kemampuan / Keahlian
Merupakan teknis yang dimiliki seorang untuk mampu menangani pekerjaan yang dipercayakan. Makin tinggi jabatan seseorang kemampun yang dibutuhkan semakin tinggi pula.

Faktor Produksi Dengan Satu Input Variabel
Proses produks pada umumnya menumbuhkan berbagai macam jenis faktor produksi tenaga kerja, modal dan bahanmentah. Dalam setiap proses produksi ketiga faktor produksi tersebut dikombinasikan dalam jumlah dan kualitas yang tertentu. Untuk memudahkan analisa maka dalam bab ini akan diadakan penyederhanaan terhadap faktor produksi yang jumlah dan kualitasnya sangat banyak tersebut. Penyederhanaan ini diperlukan agar perhatian kita dapat sepenuhnya ditujukan kepada masalah-masalah yang pokok yaitu mengenai prinsip-prinsip produksi itu sendiri. Secara lebih khusus, kita menganggap bahwa dalam suatup proses produksi tertentu diperlukan satu faktor produksi yang bersifat variabel (variabel input). Dalam pembicaraan mengenai teori produksi, faktor produksi yang bersifat variabel ini umumnya disebut "tenaga kerja", meskipun dalam kenyataannya masih banyak lagi faktor-faktor produksi variabel yang digunakan dalam proses produksi. Kedua, kita menganggap bahwa faktor produksi yang bersifat variabel tersebut dapat dikombinasikan dalam proporsi yang berbeda-beda dengan satu faktor produksi yang bersifat tetap (fixed input) untuk menghasilkan tingkatan produksi. Faktor produksi yang bersifat tetap "tanah". Jadi, proses produksi yang dugunakan sebagai contoh ini adalah proses produksi dalam sektor pertanian.
Akhirnya perlu diperhatikan bahwa dalam mempelajari prinsip-prinsip produksi ini ada tiga anggapan yang digunakan, yaitu (a) proses produksi hanya ada satu faktor produksi variabel (b)dalm proses produksi hanya ada satu faktor produksi tetap dan (c) faktor-faktor produksi tersebut dapat dikombinasikan dalam berbagai macam proporsi untuk menghasilkan barang sejumlah tertentu.

a. Faktor produksi tetap dan variabel, proses produksi jangka pendek dan jangka panjang
Untuk penganalisaan produksi baik secara fisik maupun dalam hubungannya dengan ongkos produksi, maka akan lebih mudah bila faktor produksi diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel. Faktor produksi tetap adalah faktor produksi dimana jumlah yang digunakan dalam proses produksi tidakdapat diubah secara cepat, bila keadaan pasar menghendaki perubahan jumlah output. Dalam kenyataan tidak ada satu faktor produksi pun yang sifatnya tetap secara mutlak. tetapi, untuk penyederhanaan analisa, pada umumnya dianggap ada beberapa faktor produksi yang bersifat tetap. Misalnya gedung, mesin-mesin dan tenaga pimpinan perusahaan dapat disebutkan sebagai contoh faktor produksiyang bersifat tetap. Faktor-faktor produksi ini tidak dapat ditambah atau dikurangi jumlahnya dalam waktu yang relatif singkat. Faktor produksi variabel adalah faktor produksi dimana jumlahnya dapat diubah-ubah dalam waktu yang relatif singkat sesuai dengan jumlah output yang dihasilkan. Misalnya faktor produksi tenaga kerja, bahan mentah dapatlah diklasifikasikan sebagai faktor produksi yang bersifat variabel.
Sejlan dengan pembagian faktor produksi menjadi faktor produksi yang bersifat tetap danvariabel maka para ahli ekonomi sering membagi kurun waktu produksi menjadi dua macam, yaitu jangka pendek (short run) dan jangka panjang (long run). Kurun waktu jangka pendek adalah menunjukkan kurun waktu dimana salah satu faktor produksi atau lebih bersifat tetap. Jadi, dalam kurun waktu ini output dapat diubah jumlahnya dengan jalan mengubah faktor produksi variabel yang digunakan dan dengan peralatan mesin yang ada. Bila seorang produsen ingin menambah produksinya dalam jangka pendek, makahal ini hanya dapat ia lakukan dengan jalan menambah jam kerja dandengan tingkat skal perusahaan yang ada (dalam jangka pendek peralatan mesin perusahaan ini tidak mungkin untuk ditambah). Yang dimaksud dengan jangka panjang adalah kurun waktu dimana semua faktor produksi adalah bersifat variabel ini berarti dalam jangka panjang, perubahan output dapat dilakukan dengan cara mengubah faktor produksi dalam tingkat kombinasi yang seoptimal mungkin. Misalnya, dalam jangka pendek produsen dapat memperbesar outputnya dengan jalan menambah jam kerja perhari dan hanya pada tinkat skala perusahaan yang ada. Lam jangka panjang, mungkin akan lebih ekonomis baginya bila ia menambah skala perusahaan (pealatan mesin) dan tidak perlu menambah jam kerja. Jangka panjang sering disebut juga dengan cakrawala perencanaan. Dalam bab ini akan dibicarakan teori produksi jangka pendek. Dalam teori ini akan dipelajari kombinasi dari berbagai penggunaan faktor produksi variabel jumlah faktor produksi tetap untuk menghasilkan berbagai tingkatan output. Organisasi produksi jangka panjang lebih ditentukan pada masalah-masalah ongkos produksi relatif dalam menghasilkan setiap tingkat output yang ingin dihasilkan.

b. Proporsi tetap atau proporsi yang berubah-ubah
Bahwa dalam teori produksi ini terutama akan difokuskan pada penggunaan dua jenis faktor produksi yaitu faktor produksi tetap dan faktor produksi variabel dalam menghasilkan output yang jumlahnya berubah-ubah. Hal ini sebenarnya perhatian kita dibatasi pada produksi dalam pengertian proporsi yang berubah-ubah. Jadi, dalam hal ini produsen tidak hanya harus menuntukan berapa jumlah output yang akan dihasilkan tetapi juga proporsi antara faktor-faktor produksi yang digunakan (dalam jangka panjang).
Ada dua cara untuk mengungkapkan prinsip-prinsip dasar dari proporsi yang berubah-ubah ini.
Pertama, produksi dengan proporsi yang berubah-ubah mengandung maksud bahwa output dapat diubah jumlahnya dalam jangka pendek dengan mengubah jumlah faktor produksi variabel, meski faktor produksi yang lain tetap jumlahnya, maka berarti perbandingan dari dua faktor produksi tersebut berubah.
Kedua, bila produksi dapat dihasilkan dengan proporsi faktor produksi yang berubah-ubah, maka hal ini berarti jumlah output yang sama mungkin dapat diprodusir dengan berbagai tingkatan kombinasi faktor produksi. Ini hanya berlaku untuk jangka pendek bila faktor produksi variabel yang digunakan lebih dari satu jenis.
Produksi dengan proporsi tetap adalah produksi dimana hanya ada satu perbandingn faktorproduksi yang dapat digunakan untuk menghasilkan output. Bila output ingin ditambah atau dikurangi, maka semua faktor produksi harus ditambah atau dikurangi  dalam proporsi yang sama. Misalnya untuk pembuatan air diperlukan dua bagian hydrogen dan satu bagian oksigen saja tidak akan menambah jumlah air yang dihasilkan, dan ini tidak ada gunanya.

2.1 Upaya Peningkatan Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan kekuatan terbesar dalam pengelolaan seluruh alam yang ada dimuka bumi, karena pada dasarnya seluruh ciptaan Allah yang ada di muka bumi ini sengaja di ciptakan oleh Allah untuk kemaslahatan umat manusia. Hal ini sangat jelas telah ditegaskan oleh Allah dalam Al-Qur'an surat Al-Jaatsiyah ayat 13 :

Artinya : "dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir".
 Oleh karena itu sumber daya yang ada ini harus dikelola dengan benar karena itu merupakan amanah yang akan di minta pertanggung jawabannnya kelak. Untuk mendapat pengelolaan yang baik ilmu sangatlah diperlukan untuk menopang pemberdayaan dan optimalisasi manfaat sumber daya yang ada.
Sumber daya manusia merupakan dasar dan kunci dari semua sumber organisasi. Sumber daya manusia yang berkualitas mempunyai pengetahuan, keterampilan, kompetensi, kewirausahaan dan kesehatan fisik dan jiwa yang prima, bertalenta, mempunyai etos kerja dan motivasi kerja tinggi yang dapat membuat organisasi berbeda antara sukses dan kegagalan.
Dalam manajemen sumber daya manusia mengurusi tentang rekrutmen, seleksi, pengembangan, pemberian imbalan, usaha mempertahankan, penilaian, dan promosi personel dalam sebuah organisasi. Dalam praktek manajemen sumber daya manusia pada hakikatnya dijelaskan dari defenisi manajemen sumber daya manusia yang tengah diketengahkan oleh beberapa faktor dalam bidang MSDM yang mendefenisikan manajemen sumber daya manusia sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas penarikan, pengembangan SDM, integrasi, kompensasi, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia untuk memenuhi tujuan-tujuan individual, sosial dan organisasional.
Kinerja suatu organisasi sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang berada didalamnya. Apabila sumberdaya manusianya memiliki motivasi tinggi, kreatif dan mampu mengembangkan inovasi, kinerjanya akan menjadi semakin baik. Oleh karena itu diperlukan adanya upaya untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dilakukan melalui pelatihan dan pengembangan atau disebut pula sebagai pembinaan sumber daya manusia. Cara pendekatan baru yang dapat dipergunakan untuk mengembangkan sumber daya manusia tersebut sekarang ini lebih dikenal sebagai pemberdayaan sumber daya manusia, yaitu suatu pendekatan yang lebih bersifat bottom-up. Manfaat pemberdayaan sendiri untuk meningkatkan percaya diri dalam melakukan sesuatu,yang pada waktu sebelumnya tidak pernah percaya mungkin dilakukan. Akibatnya akan terjadi peningkatan kepuasan kerja, kerjasama yang lebih dekat dengan orang lain, dan bekerja dengan tujuan yang lebih jelas. Manfaat pengembangan dan peningkatan pegawai, dapat dikemukakan bahwa peran SDM pegawai (human capital) adalah sangat strategik dan akan lebih memfokuskan pada produktivitas perilaku pegawai yang secara langsung mengimplementasikan strategi organisasi atau perilaku perilaku pegawai yang strategik. Untuk itu dilakukan berbagai macam langkah strategis sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan salah satunya adalah dengan mengadakan pelatihan bagi pegawai. Pelatihan yang efektif secara signifikan berpengaruh terhadap peningkatan proses kerja yang luar biasa pesatnya.

Tujuan dan manfaat Pengembangan dan peningkatan Sumber Daya Manusia
Pengambangan sumber daya manusia untuk jangka panjang adalah aspek yang semakin penting dalam organisasi atau perusahaan. Pengembangan sumber daya manusia dalam organisasi dapat mengurangi ketergantungan organisasi untuk menarik anggota baru atau karyawan baru. Pengembangan karyawan secara internal maka lowongan pekerjaan dapat di isi secara internal pula. Pengembangan sumber daya manusia juga merupakan suatu cara yang efektif guna menghadapi tantangan dan peluang yang di hadapi. Tujuan pokok program pengembangan sumber daya manusia adalah meningkatkan kemampuan, keterampilan, sikap dan tanggung jawab karyawan sehingga lebih efektif dan efisien dalam mencapai sasaran program dan tujuan organisasi.
Langkah-langkah Dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia
Agar berbagai manfaat pelatihan dan pengembangan dapat dipetik semaksimal mungkin, berbagai langkah perlu ditempuh. Para pakar pelatihan dan pengembangan pada umumnya sudah sependapat bahwa langka-langkah dimaksud terdiri dari tujuh langkah yaitu sebagai berikut:
Penentuan Kebutuhan Penetuan kebutuhan yang menyangkut anggaran yang harus disediakan untuk membiayai kegiatan pelatihan dan pengembangan merupakan beban bagi organisasi. Oleh karena itu, agar penyediaan anggaran tersebut sunguh-sungguh dapat dibenarkan perlu adanya jaminan terlebih dahulu, bahwa kegiatan pelatihan dan pengembangan tersebut sudah nyata-nyata diperlukan. Mengidentifikasikan kebutuhan akan pelatihan dan pengembangan terdapat tiga pihak yang turut terlibat. Pihak pertama ialah satuan organisasi yang mengelola sumber daya manusia. Peranan satuan kerja ini adalah mengidentifikasikan kebutuhan prganisasi sebagai keseluruhan, baik untuk kepentingan sekarang maupun dalam rangka mempersiapkan organisasi menghadapi tantangan masa depan. Pihak kedua ialah para manajer berbagai satuan kerja. Pihak ketiga adalah para pegawai yang bersangkutan. Banyak organisasi yang memberikan kesempatan kepada para pegawainya untuk mencalonkan diri sendiri mengikuti program pelatihan dan pengembangan tertentu. Titik tolak pemberian kesempatan ini adalah para pegawai yang sudah dewasa secara intelektual mengetahui kelemahan-kelemahan yang masih terdapat dalam diri masing-masing.
Penentuan Sasaran Berdasarkan analisis akan pelatihan dan pengembangan, berbagai sasaran ditetapkan. Sasaran yang ingin dicapai itu dapat pula menyangkut keperilakuan. Berbagai sasaran tersebut harus dinyatakan sejelas dan sekongkret mungkin, baik bagi para pelatih maupun bagi para peserta. Bagi penyelenggara pelatihan dan pengembangan gunanya mengetahui sasaran tersebut.
1. Sebagai tolok ukur kelak untuk menentukan berhasil tidaknya program pelatihan dan pengembangan.
2. Sebagai bahan dalam usaha menentukan langkah selanjutnya seperti isi program dan metode pelatihan yang akan digunakan. Bagi para peserta manfaatnya terutama terlihat pada persiapan dan usaha apa yang mereka perlu lakukan agar memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari pelatihan dan pengembangan yang akan diikutinya.
Penentuan Program Sifat suatu program pelatihan dan pengembangan ditentukan oleh paling sedikit dua faktor yaitu hasil analisis penentuan kebutuhan dan sasaran yang hendak dicapai, baik dalam arti teknikal maupun dalam bentuk keperilakuan yang hendak dicapai melalui suatu teknik belajar yang dianggap paling tepat. Dalam program pelatihan dan pengembangan harus jelas diketahui apa yang ingin dicapai. Salah satu sasaran yang ingin dicapai adalah mengerjakan keterampilan tertentu yang pada umumnya berupa keterampilan baru yang belum dimiliki oleh para pekerja padahal diperlukan dalam pelaksanaan tugas dengan baik. Mungkin pula pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan dimaksudkan untuk mengajarkan pengetahuan baru, bahkan sangat mungkin yang diperlukan adalah perubahan sikap dan perilaku dalam pelaksanaan tugas.
Mengidentifikasi Prinsip-prinsip Belajar Pada akhirnya, hasil yang dicapailah yang dapat digunakan sebagai tolok ukur tentang tepat tidaknya prinsip-prinsip belajar yang diterapkan dalam suatu program pelatihan dan pengembangan. Dengan kata lain yang diharapkan terjadi ialah berlangsungnya proses belajar-mengajar dengan cepat karena peserta latihan dan pengembangan merasa bahwa prinsip belajar yang diterapkan tepat. Dikalangan para pakar pelatihan dan pengembangan telah umum diterima pendapat yang mengatakan bahwa pada dasarnya prinsip belajar yang layak dipertimbangkan untuk diterapkan berkisar pada lima hal, yaitu partisipasi, repetisi, relevansi, pengalihan dan umpan balik.
 Pelaksanaan Program Perlu ditekankan bahwa sesungguhnya penyelengaraan program pelatihan dan pengembangan sangat situsional sifatnya. Artinya, dengan penekanan pada perhitungan kepentingan organisasi dan kebutuhan pada peserta, penerapan prinsip-prinsip belajar yang telah dibahas dapat berbeda dalam aksentuasi dan intensitasnya yang tercermin pada penggunaan teknik-teknik tertentu dalam proses belajar mengajar.

Metode-metode Pelatihan dan Pengembangan
Begitu pentingnya pelatihan dan pengembangan di laksanakan untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan, sehingga perlu perhatian serius dari perusahaan. Pelatihan sumber daya manusia akan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan atas pekerjaan yang mereka kerjakan. Ada beberapa metode dalam pelatihan tenaga kerja, antara lain:
Metode On-The-Job Training Metode on-the-job training merupakan metode yang paling banyak di gunakan perusahaan dalam melatih tenaga kerjanya. Para karyawan mempelajari pekerjaannya sambil mengerjakannya secara langsung. Adapun empat metode yang termasuk dalam on-the-job training antara lain rotasi pekerjaan, penugasan yang di rencanakan, pembimbingan dan pelatihan posisi.
Metode Off-The-Job Training Dalam metode ini pelatihan dan pengembangan dilaksanakan dimana karyawan keadaan tidak bekerja dengan tujuan agar terpusat pada kegiatan pelatihan saja. Pelatihan di datangkan dari luar organisasi. Hal ini dilakukan karena kurang atau tidak tersedianya pelatihan dan pengembangan dalam perusahaan. Keuntungan dari metode ini para peserta latihan tidak merasa jenuh dilatih oleh atasannya langsung, metode yang di ajarkan pelatih berbeda sehingga memperluas pengetahuan. Metode ini dapat di lakukan dengan beberapa teknik antara lain:
Business games, peserta dilatih dengan memecahkan suatu masalah sehingga para peserta dapat belajar dari masalah yang sudah pernah terjadi pada suatu perusahaan tertentu.
Vestibule school, tenaga kerja di latih dengan menggunakan peralatan yang sebenarnya dan sistem pengaturan sesuai dengan cara yang sebenarnya tetapi dilaksanakan di luar perusahaan
Case study, dimana peserta dilatih untuk mencari penyebab timbulnya suatu masalah, kemudian dapat memecahkan masalah tersebut. Pemecahan masalah dapat di lakukan secara individual atau kelompok atas masalah-masalah yang di tentukan.

Kendala dalam Pelatihan dan Pengembangan
Beberapa kelemahan pelatih dapat menyebabkan gagalnya sebuah program pelatihan. Suatu pemahaman terhadap masalah potensial ini harus di jelaskan selama pelatihan kepada trainer. Adapun kelemahan pelatihan dan pengembangan sebagai berikut:
Pelatihan dan pengembangan di anggap sebagai obat untuk semua penyakit organisasional.
Partisipan tidak cukup termotivasi untuk memusatkan perhatian dan komitmen mereka.
Sebuah teknik di anggap dapat di terapkan di semua kelompok dalam semua situasi, dengan keberhasilan yang sama.
Kinerja partisipan tidak di evaluasi begitu karyawan telah kembali kepekerjaannya.

Maksimalisasi Produksi di Era Modern
Sejarah telah membuktikan bahwa penemuan dan kemajuan teknologi terus berlangsung sehingga dapat meningkatkan kemungkinan produksi (production possibility) baik di Eropa, Amerika Utara maupun di Jepang. Kemajuan teknologi ditandai dengan adanya perubahan proses produksi, diperkenalkannya produk baru, ataupun peningkatan besarnya output dengan menggunakan input yang sama. Penemuan yang telah dapat meningkatkan produktivitas tersebut diantaranya mesin uap, motor bakar, proses Bessener untuk memproduksi baja, dan mesin jet. Secara fundamental kemajuan teknologi termasuk juga penemuan produk seperti telepon, radio, televisi, dan pesawat terbang. Kemajuan 3 teknologi yang sangat pesat dewasa ini dipacu oleh ditemukannya peralatan elektronika dan komputer. Penemuan baru ini merupakan terobosan yang besar dalam kemajuan teknologi, namun kemajuan teknologi juga merupakan proses yang masih terus menerus berlanjut. Salah satu tolok ukur dari kemajuan teknologi ini dapat dilihat dari jumlah hak patent yang terus bertambah. Pada masa lalu teknologi diasumsikan tetap sepanjang waktu. Sehingga seluruh variabel pertumbuhan per kapita akan tetap untuk jangka panjang. Asumsi ini tidak sesuai dengan pertumbuhan ekonomi yang telah terjadi. Model Harrod-Domar tentang pertumbuhan juga didasarkan pada asumsi bahwa koefisien produksi bersifat tetap. Begitu juga Model Neoklasik masih menganggap kemajuan teknologi bersifat eksogen. Kendrik, Kaldor, dan Solow antara lain merupakan pengkritik terhadap pendekatan ini (Jhingan, 1999). Sebelum membahas model kemajuan teknologi akan dibahas dulu mengenai kemajuan teknologi yang bersifat netral dan tidak netral yang akan melandasi model tersebut.
Globalisasi pasar telah mempengaruhi perilaku perdagangan yang selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Globalisasi pasar menuntut adanya peningkatan daya saing antar pelaku bisnis, menuntut para pelaku bisnis untuk meningkatkan, mendesain ulang dan memodifikasi strategi bersaingnya. Begitu juga usahaa kecil menengah (UKM) yang juga dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan pasar agar dapat bertahan dan meningkatkan marketshare.
Usaha kecil menengah (UKM) adalah sekelompok usaha terbesar di Indonesia bahkan mungkin di dunia (Agus, 2003). Pada tahun 2001, UKM memberikan andil 99,6% dalam penyerapan tenaga kerja. Banyaknya UKM ini tentu disebabkan karena produk-produk dari UKM sangat diminati bahkan dibutuhkan oleh masyarakat. Namun demikian tidak semua produk-produk dari UKM dikenal luas oleh masyarakat. Hal ini disebabkan karena promosi yang dilakukan oleh UKM kalah gancar dengan promosi dari industry yang lebih besar. Penyebab utama dari hal ini adalah minimnya anggaran promosi dari UKM.
Pada saat ini terdapat dua jenis pemasaran, yaitu offline marketing atau pemasaran tradisional yang dilakukan dengan mencari pelanggan atau klien melalui pertemuan secara langsung berhadapan dengan mereka yang mungkin tertarik menjadi pelanggan atau klien. Pemasaran yang lain menggunakan situs web sebagai media pemasaran yang dikenal sebagai online marketing. Pemanfaatan social media merupakan salah satu contoh online marketing.
Online marketing telah merubah beberapa UKM yang telah memanfaatkan social media, karena mereka telah mampu mengurangi beban biaya promosi yang sangat besar untuk mengenalkan dan memasarkan produk layanan yang di tawarkan.
Salah satu faktor penting untuk menunjang proses tersebut adalah dengan menggunakan sarana teknologi informasi yang salah satunya adalah penggunaan social media pada UKM di Indonesia (Dentoni, et al., 1009). Penggunaan teknologi informasi dapat meningkatkan transformasi bisnis melalui kecepatan, ketepatan, dan efisiensi pertukaran informasi dalam jumlah yang besar. uKM dikatakan memilik daya saing global apabila mampu menjalankan operasi bisnisnya secara reliable,  seimbang dan berstandar tinggi. Social mediai sendiri adalah alat promosi paling murah dan berdampak signifikan terhadap bisnis karena memilik banyak pengguna serta tidak memerlukan biaya untuk membuat suatu akun jejaring social. Pengguna jejaring social Facebook contohnya di Indonesia mencapai angka 40 juta akun pengguna yang menempati peringkat kedua di seluruh dunia. Sedangkan untuk jejaring social pesaingnya, Twitter, Indonesia menempati peringkat tertinggi ketiga untuk jumlah akun Twitter di seluruh dunia (Purwanto, 2012). Sedangkan untuk seluruh dunia, hasil statistic UKM pengguna jejaring social Facebook mencapai angka 75% dan UKM yang menggunakan jejaring social Twitter mencapai angka 78% (Ryan, 2011). Dari situ dapat disimpulkan bahwa pelaku UKM sudah tidak asing lagi bahkan sudah banyak yang menggunak fasilitas jejaring social. Selain dapat dijadikan sebagai sarana pemasaran produk, jejaring social juga bisa dijadikan sarana interaksi dengan konsumen (Mershon, 2011). Melalui frekuensi yang sering dan terus menerus, setidaknya akan membuat promosi produk terbaca oleh konsumen.
Social media sejatinya memang sebagai media sosialisasi dan interaksi, serta menarik orang lain untuk melihat dan mengunjungi tautan yang berisi informasi mengenai produk dan lain-lain. Jadi wajar jika keberadaannya dijadikan sebagai media pemasaran yang paling mudah dan yang paling murah (low cost) oleh perusahaan. Hal inilah yang akhirnya menarik para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) untuk menjadikan sosial media promosi andalan dengan ditopang oleh website/blog perusahaan yang menampilkan profil perusahaan secara lengkap. Bahkan tidak jarang para pelaku usaha hanya memilik media social saja namun tetap eksis dalam persaingan.
Hal ini tentu saja menjadi menarik, di tengah gencarnya pemerintah mendorong masyarakat untuk berwirausaha dan mendorong pertumbuhan UKM, para pelaku usaha mulai mendapatkan sebuah pelaku usaha mulai mendapatkan sebuah perangkat penting dalam mengembangkan usahanya dengan memanfaatkan layanan situs jual beli online dan social media sebagai alat promosi secara gratis. Bahkan saat ini, social media tidak hanya sekedar menjadi media promosi, tetapijuga digunakan sebagai alat pemasaran interaktif, pelayanan, membangun komunikasi dengan pelanggan dan calon pelanggan, serta sebagai alat untuk menjual dan membeli produk secara online.

2.3 Input Produksi dan Berkah
kegiatan produksi membutuhkan berbagai jenis sumber daya ekonomi yang lazim disebut input atau faktor produksi, yaitu segala hal yang menjadi masukan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses produksi.
Pada dasarnya faktor produksi atau input ini secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu input manusia (human input) dan input non manusia (non human input) yang termasuk dalam input manusia adalah tenaga kerja atau buruh dan wirausahawan, sementara yang termasuk dalam input non manusia adalah sumber daya alam. Pengkategorian input menjadi input manusia dan non manusia dilandasi oleh dua alasan :
1. manusia adalah faktor produksi yang memiliki peran paling penting dalam keseluruhan faktor produksi. Manusia dapat dikatan sebagai faktor produksi yang utama, sementara input non manusia sebagai pendukung. Manusialah yang memiliki inisiatif atau ide, mengorganisasi, memproses, dan memimpin semua faktor produksi sehingga menjadi barang atau jasa yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan. Memang, dalam menghasilkan output manusia membutuhkan faktor produksi non manusia, tetapi tanpa manusian barang dan jasa tidak akan optimal dalam memberikan manfaat.
2. manusia adalah makhluk hidup yang tentu saja memilikikarakteristik yang berbeda dengan faktor produksi lainnya. Manusia adalah ciptaan Allah yang diberi kedudukan paling mulia diantara makhluk-makhluk lain. Secara umum, semua sumber daya non manusia dapat diperdagangkan sesuai dengan mekanisme pasar, tetapi tidak demikian dengan manusia. Manusia bukan barang, karenanya juga tidak dapat diperlakukan sama seperti barang.
Sebagaimana diketahu berkah merupakan komponen penting dalam maslahah. Oleh karena itu, bagaimanapun dan seperti apapun pengklasifikasiannya, berkah harus dimasukkan dalam input produksi. Berkah tersebut melekat pada setiap input yang digunakan dalam berproduksi danjuga melekat pada proses produksi sehingga output produksiya akan mengandung berkah. Memasukkan berkah sebagai input produksi adalah rasional, sebab berkah mempunyai andil nyata dalam membentuk output. Memang berkah terkadang tidak materialis sebagaimana sifat input-input yang lain, tetapi hal ini tidaklah mengapa sebab human capital (juga tidak materialistis) juga telah diterima sebagai inputproduk yang dihasilkan dengan menggunakan human capital yang rendah akan menghasilkan produk yang kurang baik dibanding dengan produk yang diproduksi dengan human capital dengan jumlah yang lebih tinggi. Demikian pula barang yang diproduksi dengan input berkah yang rendah akan menghasilkan output dengan kandungan berkah yang rendah pula, dibandingkan dengan yang menggunakan input berkah tinggi. Akibtanya maslahah dari barang tersebut juga rendah. Barang yang maslahahnya rendah akan dianggap sebagai barang yang bernilai rendah pula, demikian sebaliknya.
Tujuan dari produksi dalam islam adalah menciptakan maslahah yang optimum bagi konsumen atau bagi manusia secara keseluruhan. Dengan maslahah yang optimum ini, maka akan dicapai falah yang merupakan tujuan akhir dari kegiatan ekonomi sekaligus tujuan hidup manusia.
Maslahah sendiri terbagi menjadi dua komponen yaitu manfaat dan berkah. Dalam konteks prdusen yang berorientasi pada keuntungan maka manfaat ini dapat berupa keuntungan material. Sedangkan berkah tidak datang dengan sendirinya melainkan seorang Muslim mencari dan harus mengupayakan sehingga akan timbul beban ekonomi. Berkah ini harus ada setiap produksi dilakukan.

Semangat produksi untuk menghasilkan maslahah maksimum perlu dituntut dengan nilai dan prinsip ekonomi islam. Nilai dan prinsip pokok dalam produksi adalah :

a. Amanah Untuk Mewujudkan Maslahah Maksimum
Amanah adalah salah satu nilai penting dalam islam, yang diturunkan dari nilai dasar khilafah, yang harus terus dijunjung tinggi. Pengertian amanah dalam konteks ini adalah penggunaan sumber daya yang ada di alam semesta ini oleh Allah diamanahkan kepada manusia. Manusia tidak diperbolehkan untuk mengeksplorasi dan memperolehnya dengan cara tidak benar. Selanjutnya, pemanfaatan sumber daya tersebut tidak boleh digunakan untuk usaha-usaha yang bertentangan dengan tujuan khilafah itu sendiri, yaitu terciptanya kemakmuran diatas bumi. Untuk mewujudkan kemakmuran ini, manusia diberi hak penguasaan dan kebebasan dalam memanfaatkan sumberdaya yang dipihak lain menimbulkan konsekuensi berupa pertanggungjawaban semua keputusan yang telah diambil, atas sumber daya, kepada Allah sebagai pemberi amanah. Singkatnya, amanah disini dimaknai sebagai usaha untuk memanfaatkan sumber daya yang ada dengan cara yang sebaik-baiknya untuk mencapai kemakmuran manusia dimuka bumi.
Sebagai konsekuensi dari nilai amanah tersebut, maka manusia perlu menggunakan sumber daya yang ada sebagai input dalam berproduksi. Memang, dalam nilai amanah ini tidak disebutkan sumber daya yang mana yang akan dimanfaatkan untuk mendapatkan mslahah. Sumber daya bisa berasal dari tempat yang dekat maupun dari tempat yang berjarak jauh. Namun,islam mengajari manusia dengan prinsip prioritas . prinsip prioritas dalam islam mengajari manusia agar memulai suatu kebaikan berasal dari diri sendiri, kemudian keluarga, kemudian lingkungan sekitar dan seterusnya meluas hingga masyarakat luas. Dengan berdasar pada prinsip ini, maka manusia akan terbantu dalam memilih sumber daya mana yang akan dipilih menjadi input produksi. Kegiatan produksi harus memanfaatkan dengan sebaik-baiknya sumber daya yang melimpah yang ada di sekitar. Ketika di lingkungan sekitar tidak ada sumber daya yang bisa dimanfaatkan, maka manusia bisa mencari sumber daya pada lingkungan yang lebih luas, demikian seterusnya. Sehingga prioritas prduksi dalam islam adalah dengan memanfaatkan sumber daya lokal yang melimpah.

b. profesionalisme
setiap muslim dituntut untuk menjadi pelaku produksi yang profesional, yaitu memiliki profesionalitas dan kompetensi dibidangnya. Segala sesuatu urusan harus dikerjakan dengan baik, karenanya setiap urusan harus diserahkan kepada ahlinya. Hal ini memberikan implikasi bahwa setiap perilaku produksi islam harus mempunyai keahlian standart untuk bisa melaksanakan kegiatan produksi. Implikasi lebih jauh dari hal ini adalah bahwa produsen harus mempersiapkan karyawannya agar memenuhi standart minimum yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan produksi.

c. pembelajaran sepanjang waktu dan efisiensi
meskipun setiap tenaga kerja sudah memenuhi standart minimum dalam melaksanakan produksi, namun ia harus selalu belajar terus untuk meningkatkan kemampuannya dalam hal-hal yang terkait dengan produksi. Pembelajaran inimerupakan amanat sepanjang hidup dari ajaran islam, artinya bahwa setiap agen perlu terus menerus belajar. Adapun media untuk belajar bisa berupa apa saja, misalnya tempat bekerja. Dari temapt bekerja ini berangsur-angsur tenaga kerja akan bisa memperoleh keahlian dalam berproduksi sehingga kemampuan kerjanya semakin meningkat. Dengan semakin meningkatnya kemampuan, maka jumlah barang atau jasa yang bisa dihasilakan juga semakin besar, sebab ia bekerja semakin efisien. Selain itu frekuensi kesalahan dalam melaksanakan kegiatan produksi juga semakin menurun. Akibatnya jumlah barang yang gagal (cacat) menjadi semakin kecil yang berarti penggunaan input per unit output juga smakin menurun.
Pada prinsipnya berkah akan diperoleh apabila seorang produsen dalam menjalankan bisnisnya menerapkan prinsip dan nilai syariat islam sehingga ia tidak akan mau memproduksi yang bertentangan dengan prinsip syariat maupun tidak memberikan kemaslahatan bagi umat.
Produsen akan selalu memilih produksi yang dapat memperoleh keuntungan yang paling besar (maksimum). Bila telah mencapai posisi ini, produsen di katakan telah berada di posisi ekuilibrium. Di katakan posisi ekuilibrium, karena pada posisi ini tidak ada kecenderungan baginya untuk mengubah tingkat harga dan produksi. Sebab, jika di lakukan perubahan pada salah satu komponen tersebut, maka total keuntungan justru menurun. Laba yang tinggi merupakan tanda bahwa konsumen menginginkan output industri yang mendorong produsen untuk menghasilkan lebih banyak. Laba yang tinggi memberikan insentif bagi perusahaan untuk meningkatkan output dan lebih banyak perusahaan yang akan masuk ke industri dalam jangka panjang. Keuntungan bagi seorang produsen biasannya adalah laba (profit), yang diperoleh setelah dikurangi oleh faktor-faktor produksi. Sedangkan berkah berwujud segala hal yang memberikan kebaikan dan manfaat bagi produsen sendiri dan manusia secara keseluruhan. Keberkahan ini dapat dicapai jika produsen menerapkan prinsip dan nilai Islam dalam kegiatan produksinnya. Dalam upaya mencari berkah dalam jangka pendek akan menurunkan keuntungan (karena adannya biaya berkah), tetapi dalam jangka panjang kemungkinan justru akan meningkatkan keuntungan, kerena meningkatnya permintaan. Besar kecilnya keuntungan dicerminkan oleh besar kecilnya selisih positif antara penerimaan total dengan harga.
Upaya mencari berkah dalam jangka pendek memang dapat menurunkan keuntungan, tetapi dalam jangka panjang kemungkinan justru akan mampu meningkatkan keuntungan sebagai akibat peningkatan permintaan. Adanya biaya untuk mencari berkah dalam proses produksi muslim tentu akan membawa implikasi terhadap harga dan jasa yang dihasilakan produsen.

dengan demikian rumusan maslahah yang diekspresikan akan menjadi
 
Keterangan : M Maslahah
TR pendapatan Total
TC Biaya Total
BC Berkah Cost
Selanjutnya dalam pendekatan matematis terhadap persamaan diatas maka bisa ditemukan pedoman yang biasa digunakan oleh produsen dalam rangka untuk memaksimumkan maslahah yang menjadi :

Jadi optimum maslahah condition dari persamaan diatas menyatakan bahwasanya maslahah akan maksimum jika dan hanya jika nilai dari unit terakhir yang diproduksi (BPdQ) masih lebih besar dari pengeluarannya, dTC + dBC maka produsen akan mempunyai dorongan untuk menambah jumlah produksi lagi. Hanya jika nilai unit terakhir hanya cukup untuk membayar kompensasi yang dikeluarkan dalam rangka memproduksi unit tersebut, dTC + dBC maka tidak akan ada lagi dorongan bagi produsen untuk menambah produksi lagi. Dalam kondisi demikian produsen dikatakan berada pada posisi keseimbangan.
Dengan demikian teori produksi dalam pandangan ekonomi islam adalah maslahah. Dimana dalam mencari keuntungan melalui produksi yang tidak dilarang selama dalam ruang lingkup dan tujuan ekonomi islam.

BAB III
HASIL PENELITIAN

3.1    WAKTU DAN TEMPAT WAWANCARA

Kegiatan wawancara ini dilakukan pada :
Hari/Tanggal: Jumat, 3 Mei 2019
Waktu: 13.00 WIB
Tempat: Koperasi Mahasiswa Pandhalungan IAIN Jember

3.2    HASIL WAWANCARA

Narasumber
Nama: Dwi Destri Ulvairo
Tempat/tanggal lahir: Bondowoso, 09 Desember 1997
Alamat: Ds. Jatian RT/RW 03/10 Kec. Tapen, Bondowoso
Jabatan dalam Indkreat: Ketua Lembaga Keanggotaan Industri Kreatif
Nama: Audini Uffila Devi
Tempat/tanggal lahir: Jember, 16 Agustus 1998
Alamat: Jl. Lumba-lumba No. 1C
Jabatan dalam Indkreat: Anggota Lembaga Keanggotaan Indkreat

Pertanyaan yang diajukan :
Sejak kapan Indrustri Kreatif (INDKREAT) berdiri?
Jawaban :
Indkreat sendiri awalnya sudah ada pada tahun 2015, namun indkreat mulai memasarkan produk dengan cara promosi di media sosial dan mempunyai akun instagram yaitu sejak tahun 2016 hingga sekarang.

Visi dan Misi Industri Kreatif?
Jawaban :
karena Indkreat merupakan lembaga Keanggotaan yang berada di dalam Koperasi Mahasiswa (KOPMA) Pandhalungan IAIN Jember maka visi dan misi dari Indkreat sama yaitu :
VISI :
Mengkolaborasikan asas-asas koperasi dengan sumber daya mahasiwa-mahasiswa berkualitas yang dilandasi nilai-nilai kejujuran, keadilan, profesiaonal dan ketaqwaan serta jiwa kewirausahaan.

MISI :
1. Sebagi wadah bagi anggota KOPMA Pandhalungan IAIN Jember untuk mengembangkan diri dalam semangat koperasi dan wirausaha.
2. Menimbulkan kesadaran berkoperasi dan berupaya secara aktif meningkatkan kualitas sumber daya mahasiswa dalam hal perkoperasian secara utuh.
3. Meningkatkan kulitas hubungan kerja dan komunikasi antara KOPMA Pandhalungan IAIN Jember dengan pihak-pihak terkait berdasarkan asas-asas koperasi.

Produk yang dijual apa hanya buket bunga saja ataukah ada barang lain yang diproduksi?
Jawaban :
Kita disini tidak hanya memproduksi buket bunga saja melainkan ada buket snack yang berisikan makanan ringan yang dirangkai seperti layaknya pada bucket bunga, selain itu ada juga kerudung rawis yang kita produksi yaitu dengan membeli kain di toko kain dengan ukuran kurang lebih 1.15 meter yang setelah itu kita merawis sendiri dengan harga yang berbeda pastinya. Selain itu juga kami memproduksi roti, dengan membeli roti dari tempat setelah itu kita memberikan nama roti tersebut atas nama INDKREAT.

Produk yang dipesan apakah bisa delivery?
Jawaban :
Bisa. Terkadang kan ada konsumen ataupun reseller kami yang berhalangan dan tidak bisa mengambil di tempat maka kita bisa mengantarkan ke alamat tujuan konsumen dan yang pasti adanya tambahan biaya untuk ongkos kirim barang tersebut.

Apakah semua kalangan bisa membeli produk yang di produksi?
Jawaban :
Sangat bisa, karena Indkreat ini yang memproduksi masih mahasiswa semua jadi terkadang banyak juga dari mahasiswa lain yang memesan buket bunga, buket snack dan roti dari kami. Biasanya mereka memesan dan membeli paling banyak saat ada acara wisuda ataupun acara lain yang berada di kampus. Dan yang pasti untuk masalah harga sangatlah cocok untuk kantong mahasiswa.

Dalam pengelolaan produksi ini apakah ada pekerja atau produksi sendiri?
Jawaban :
Kita disini tidak memproduksi sendiri melainkan terdapat pekerja lain yaitu dari anggota Koperasi Mahasiswa itu sendiri ataupun dari beberapa anggota Industri Kreatif itu sendiri.

Peralatan dan bahan yang dibutuhkan apa saja?
Jawaban:
Peralatan dan bahan dalam pembuatan buket bunga dan snack maupun kerudung meliputi :
Gunting
Kain flanel
Kain untuk kerudung
Lem tembak
Isolasi
Kertas
Bulpoin dan juga spidol
Snack (untuk buket snack)

Apakah bahan untuk produksi pernah mengalami kenaikan harga atau langka? Bagaimana respon anda sebagai ketua Lembaga Keanggotaan menangani hal tersebut?
Jawaban :
Pernah. Contohnya seperti kain untuk pembuatan kerudung rawis. Apabila kain yang kita beli mengalami kenaikan harga, maka kita akan menaikkan harga dari krudung tersebut. Selain itu kita harus pintar dalam memilih kain dan tempat pembelian kain tersebut, terkadang kita survey tempat untuk pembelian kain yang bertujuan untuk membedakan harga di toko yang satu dengan toko yang lainnya. Biasanya kita membeli kain di toko yang lebih menjualkan kain berkualitas bagus namun harga tidak terlalu melonjak naik agar konsumen dan para reseller kami tidak kecewa dengan kenaikan harga yang terjadi.

Kapan waktu operasional dalam memproduksi barang?
Jawaban :
Waktu untuk memproduksinya yaitu apabila terdapat pesanan untuk buket bunga maupun buket snack atau bisa juga kerudung rawis yang sangat sering dipesan ketika ada acara wisuda maupun acara lain. Selain itu, kami disini saat ada waktu libur ataupun waktu kosong perkuliahan maka disempatkan untuk membuat sesuai kebutuhan saja.

Promosi apa saja yang sudah dilakukan untuk memasarkan produk?
Jawaban :
Promosi yang kami lakukan yaitu dengan cara mempromosikan lewat media sosial contohnya seperti story pada WhatsApp, Instagram, dan bahkan kita juga memiliki akun Instagram agar lebih mudah dalam proses promosi ataupun pemasaran. Selain itu kami juga memberikan Give Away melalui media sosial yang bertujuan agar masyarakat ataupun mahasiswa lebih mengenal produk dari Indkreat sendiri.

11. Bagaimana cara meningkatkan mutu atau kulitas para anggota Indkreat?
Jawaban :
Kami dari Indkreat untuk meningkatkan kuliatas para anggota selain para anggota dituntut untuk belajar sendiri-sendiri kami juga memberikan pelatihan kepada mereka bekerja sama dengan bidang yang lain yang ada di dalam KOPMA Pndhalungan IAIN Jember

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka didapatkan hasil atau jawaban dari permasalahan yang ada :

Cara Keanggotaan INDKREAT Meningkatkan Kualitas Faktor Produksi Tenaga Kerja (Sumber Daya Manusia)
INDKREAT merupakan lembaga keanggotaan  yang ada pada organisasi intra kampus yaitu Koperasi Mahasiswa (KOPMA) Pandhalungan IAIN JEMBER yang bertugas memproduksi barang. Dalam upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada di dalam lembaga keanggotaan indkreat ada pelatihan pelatihan yang dilakukan. Lembaga keanggotaan indkret tidak melakukan pelatihan sendiri dan tidak hanya untuk anggota kelebagaan indkreat tetapi untuk seluruh anggota KOPMA Pandhalungan IAIN Jember. Dari bidang KDP (Keilmuan dan Pelatihan) yang akan merencanakan waktu, tempat, dan pelatihan apa yang akan dilakukan. Kemudian, pada saat pelatihan kelembagaan inkreat yang akan memberikan pelatihan kepada seluruh anggota KOPMA Pandhalungan IAIN Jember yang mengikuti.
Tidak hanya pelatihan tetapi indkreat juga membuka peluang bagi siapa saja yang mau belajar untuk memproduksi barang. Baik itu dari anggota lembaga Keanggotaan Indkreat maupun dari bidang yang lainnya. Disitu seluruh anggota Indkreat siap memberikan ilmunya dalam bentuk

Maksimalisasi Produksi INDKRET Dengan Input Produksi Non Manusia Yang Berkembang
Dalam memaksimalisasi produksi dengan adanya input non manusia yang semakin canggih saat ini Indkreat dalam pembuatannya tetap mempertahan gaya handmade untuk menjaga keorisinalan barang yang di produksi agar tidak pernah sama.
Namun dalam hal pemasaran, Indkreat sudah banyak melakukan pembaharuan. Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi yang ada Indkret memasarkan barang produksinya tidak hanya offlline tetapi juga online melalui media sosial. Seperti melalui Whatshapp, Instagram, Facebook dan yang lainnya.

Nilai Keberkahan Produk INDKREAT
Produk yang dihasilkan Indkreat berdasarkan data yang didapatkan dapat dikatakan memiliki berkah bagi Indkreat.
Pertama, faktor produksi manusianya yang ada selalu melakukan pembelajaran dengan melakukan inovasi-inovasi yang baru, mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh bidang KDP, dan juga amanah terhadap apa menjadi tugasnya. Melakukan pengerjaan pesanan dengan tepat waktu, dan juga dalam lembaga Keanggotaan Indkreat ini memang hanya mereka yang merasa bisa dalam membuat produk yang akan dipasarkan.
Kedua, faktor produksi non manusia yang digunakan didapatkan dengan cara yang baik tidak dengan cara yang curang.

BAB IV
ANALISIS

Berdasarkan data yang didapatkan dapat diperoleh bahwasanya faktor produksi (tenaga kerja) khususnya manusia atau sumber daya manusia dalam suatu perusahaan harus selalu di tingkatkan guna menghasilkan produk yang berkualitas. Jadi, apabila sumber daya manusia mengalami peningkatan kualitas maka produksi suatu perusahaan juga akan mengalami peningkatan bik dalam jumlah maupun kualitas.
Dalam meningkatkan sumberdaya manusia bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya yaitu pelatihan. Pelatihan-pelatihan yang dilakukan secara rutin akan mampu meningkatkan kinerja dan juga meningkatkan pola pikir kreatif bagi sumber daya manusia itu sendiri. Selin itu juga sumber daya manusia juga harus berlatih dan belajar sendiri untuk meningkatkan kualitas dirinya.
Selain peningkatan sumber daya manusia, perusahaan juga perlu memaksimalkan produknya apalagi di jaman yang serba modern ini input atau faktor produksi mengalmi perkembangan, banyak alat-alat yang sangat canggih yang mampu memaksimalkan proses produksi dengan pesat. Jadi,  apabila ingin memaksimal kan produksi perusahaan juga harus mampu mengikuti perubahan zaman. Seperti juga dalam hal pemasaran yang sekarang hampir seluruh pperusahaan menggunakan sosial media sebagai lahan pemasaran yang sangat strategis bagi mereka.
Sebagai warna negara indonesia yang mayoritas penduduknya umat muslim, maka banyak perusahaan yang harus memperhatikan keberkahan dalam setiap proses produksinya. Maka dalam Setiap proses produksi harus dilakukan sesuai dengan syariat islam dan barang yang di produksi juga memberikan manfaat bagi yang membelinya. Keberkahan juga dapat diperoleh dari setiap tenaga kerja yang mengerjakan, apabila pekerja tersebut juga mengerjakan produksi dengan aman tanpa merasa terintimidasi maka akan perusahaan tersebut akan memperoleh keberkahan. Karena keberkahan tidak akan hnya mendatangkan manfaat didunia saja tetapi juga di dunia yang kekal nanti.

BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian observasi dan analisis observasi dapat disimpulkan bahwasanya lembaga keanggotaan indkreat meningkatkan sumber daya manusia para anggotanya  dengan cara mengadakan pelatihan-pelatihan dan memberikan peluang untuk belajar bagi siapapun anggota KOPMA pandhalungan IAIN Jember.
Dan dalam memaksimalkan produksi dengan perkembangan teknologi Indkreat menggunakan kecanggihan teknologi hanya untuk proses pemasaran saja, proses produksi tetap memilih handmate.
Setiap proses-proses produksi yang dilakukan Indkreat dapat dikatakan membawa berkah bagi seluruh angota Indkreat dan KOPMA pandhalungan IAIN Jember.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Arif, 2011. Dasar-Dasar Ekonomi Islam.
Ardania, Komang, dkk, 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia,  Yogyakarta : Graha Ilmu.
Bagas ,Aloysius ,Pradipta Irianto, Pemanfaatan Social Media untuk meningkatkan market share UKM, 2015, Yogyakarta.
Bangun, Wilson, 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Erlangga.
Boediono, 2002. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.1 Ekonomi Mikro, Yogyakarta : BPFE-YOGYAKARTA.
Chapra, M. Umer. Islam dan Tantangan Ekonomi, Jakarta: Gema Insani, 2000.
Darojat, Tubagus Achmad, 2015. Konsep Dasar Manajemen Personalia Masa Kini, Bandung : PT Rafika Aditama.
Dumairy, Matematika Terapan Untuk Bisnis dan Ekonomi,BPFE, Yogyakarta.
Echols, John M.  dan Hassan Shadily, 1996. Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Ferguson , C. E., Teori Ekonomi Mikro 2, (Bandung: Tarsito, 1983).
Harahap, Sunarji, 2016. Pengantar Manajemen, Medan.
Herjanto, E., Manajemen Operasi.  (Jakarta: Grasindo, 2007).
Imsar, 2018. Analisis Produksi dan Pendapatan Usahatani Kopi Gaya (Arabika) Kabupaten Bener Meriah, Medan.
Juliqah, Ani, 2015. Implementasi Sistem Produksi Secara Islam Pada Makanan dan Minuman di UMKM Karya Bakti Makanan dan Minuman Rembang, Semarang.
Kahf, Monzer, Ekonom Islam; Telaah Analitik terhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 1997).
Karim, Adiwarman, 2007. Ekonomi Mikro Islam, Jakarta : PT Grafindo Persada.
Masyhuri, Ekonomi Mikro (Malang: UIN Malang Press, 2007).
Nopirin, Pengantar Ekonomi Makro dan Mikro, BPFE, UGM, Yogyakarta, 2000.
Nur, lfi , Diana, Ekonomi Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2008).
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia Yokyakarta atas kerja sama dengan Bank Indonesia, 2008. Ekonomi Islam, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Putong, Iskandar. 2010. Economics pengantar Mikro dan Makro. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Pracoyo, Tri Kunawangsih dan Anto Pracoyo, 2006. Aspek Dasar Ekonomi Mikro, Jakarta : PT Grasindo.
Rozalinda, 2017. Ekonomi Islam dan Aplikasinya Pada Aktivitas Ekonomi, Depok : Rajawali Pers.
Rosyid, Suherman, 2009. Pengantar Teori Ekonomi, Jakarta : Rajawali.
Samsudin, Sadili, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung : Pustaka Setia.
Sudarman, Ari, 1999. Teori Ekonomi Mikro Buku 1 Edisi 3, Yogyakarta : BPFE-YOGYAKARTA .
Sukirno, Sadono. 2011. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Suryana, Asep, 2006. Kewirausahaan Edisi III, Jakarta : Salemba Empat.
Soeharno, TS., Teori Mikro Ekonomi., (Andi Yogyakarta : 2007).
Wibowo, 2007. Manajemen Kinerja, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Wirawan, 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia, Jakarta : PT Grafindo Persada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun