Mohon tunggu...
Amelia Mutiara
Amelia Mutiara Mohon Tunggu... Mahasiswa - International Relations Undergraduate Student In UPN Veteran Yogyakarta

Mahasiswi Ilmu Hubungan Internasinal UPN Veteran Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pengaruh TikTok terhadap Politik dan Hubungan Internasional : Studi Kasus Penggunaan TikTok di Amerika Serikat dan Tiongkok

8 Desember 2024   23:47 Diperbarui: 9 Desember 2024   00:04 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

TikTok, sebagai flatform media sosial berbasis video pendek, telah menjadi tren global yang mendunia. lebih dari satu miliar pengguna aktif bulanan, ini memiliki dampak signifikan ke berbagai aspek kehidupan,  termasuk politik dan hubungan internasional.

Platform ini dimiliki oleh ByteDance, sebuah perusahaan teknologi asal tiongkok. kepemilikan ini memicu kekhawatiran mengenai potensi akses pemerintah tiongkok terhadap data pengguna global, termasuk di Amerika Serikat.

Pada 2020, pemerintahan Donald Trump mengusulkan larangan terhadap TikTok di Amerika Serikat. Alasan utama di balik usulan ini adalah kekhawatiran mengenai ancaman terhadap keamanan nasional yang mungkin timbul dari penggunaan platform tersebut.

Amerika Serikat mencurigai bahwa data pengguna TikTok bisa dimanfaatkan oleh pemerintah Tiongkok untuk tujuan spionase. TikTok membantah tuduhan ini, menyatakan bahwa data pengguna Amerika disimpan di server di luar wilayah Tiongkok.

Meski demikian, isu ini memperburuk ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok. TikTok telah menjadi simbol persaingan geopolitik serta teknologi antara dua kekuatan besar dunia tersebut.

Selain soal keamanan data, TikTok juga berfungsi sebagai alat diplomasi digital. Melalui platform ini, konten-konten yang mempromosikan budaya dan nilai-nilai Tiongkok menjangkau audiens global.

Tiongkok menggunakan TikTok untuk membangun citra positif di dunia internasional. Strategi ini bertujuan meningkatkan soft power di tengah sikap skeptis dari negara-negara Barat.

Namun, Amerika Serikat memandang langkah ini sebagai ancaman terhadap pengaruh globalnya. TikTok dianggap sebagai alat potensial untuk menyebarkan propaganda politik yang menguntungkan Tiongkok.

Sebagai tanggapan, pemerintah Amerika Serikat mengambil berbagai langkah untuk membatasi pengaruh TikTok, termasuk melarang penggunaannya di beberapa lembaga pemerintahan.

Di sisi lain, Tiongkok menganggap langkah-langkah ini sebagai bentuk proteksionisme yang tidak berdasar, bertujuan menghambat perkembangan teknologi mereka.

Kasus TikTok mencerminkan kompleksitas hubungan internasional di era modern. Teknologi digital telah menjadi salah satu arena utama persaingan geopolitik global.

Dalam konteks ini, TikTok memperlihatkan bagaimana platform digital dapat memengaruhi kebijakan luar negeri. Isu ini relevan tidak hanya bagi Amerika Serikat dan Tiongkok tetapi juga bagi komunitas internasional.

Isu ini juga menyoroti pentingnya regulasi internasional terkait perlindungan data pengguna. Regulasi diperlukan untuk melindungi privasi sekaligus mencegah penyalahgunaan data demi kepentingan politik.

Pengaruh TikTok pada hubungan internasional juga mencakup diplomasi publik. Melalui platform ini, Tiongkok berhasil menjangkau generasi muda di berbagai negara dengan pesan-pesan menarik.

Namun, tidak semua pihak memandang ini sebagai hal positif. Ada kekhawatiran bahwa TikTok dapat digunakan untuk memanipulasi opini publik dan memengaruhi proses politik di negara-negara lain.

Selain itu, TikTok menjadi alat dalam perang informasi antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Konten yang tersebar di platform ini dapat membangun narasi tertentu yang mendukung salah satu pihak.

Contoh nyata adalah selama pandemi COVID-19. TikTok digunakan untuk menyebarkan informasi mengenai penanganan pandemi di Tiongkok, yang dianggap lebih efektif dibandingkan negara lain.

Namun, Amerika Serikat menuduh Tiongkok menggunakan TikTok untuk menyebarkan misinformasi, sehingga memperburuk ketegangan kedua negara terkait isu kesehatan global.

TikTok juga memengaruhi pandangan publik terhadap konflik geopolitik, seperti isu Laut Tiongkok Selatan yang sering dibahas di platform ini, membentuk persepsi masyarakat terhadap posisi Tiongkok.

Dalam hal ini, TikTok berperan sebagai aktor non-negara dalam hubungan internasional dengan kemampuan membentuk opini publik di tingkat global.

Namun, peran ini menimbulkan pertanyaan tentang akuntabilitas. Bagaimana TikTok memastikan platformnya digunakan secara bertanggung jawab?

Pemerintah di berbagai negara mulai mempertimbangkan regulasi untuk menghadapi tantangan ini, termasuk transparansi algoritma dan pengawasan konten.

Kerja sama internasional juga diperlukan untuk memitigasi dampak negatif TikTok. Komunitas global harus merumuskan kebijakan yang memastikan penggunaan teknologi secara etis dan bertanggung jawab.

TikTok juga menunjukkan bagaimana teknologi dapat mendukung diplomasi budaya. Konten budaya yang dipublikasikan di TikTok telah membantu Tiongkok memperluas pengaruhnya di tingkat global.

Namun, strategi ini tidak selalu berhasil. Beberapa negara tetap skeptis terhadap niat Tiongkok, terutama yang berkaitan dengan pengaruh politik dan ekonominya.

TikTok menjadi alat yang efektif sekaligus kontroversial dalam hubungan internasional, mencerminkan peluang dan tantangan teknologi digital di era modern.

Sebagai penutup, TikTok telah mengubah cara kita memahami dinamika hubungan internasional. Platform ini bukan hanya alat hiburan tetapi juga media diplomasi dan pengaruh global.

Namun, peran ini harus disertai tanggung jawab. Pemerintah, perusahaan teknologi, dan masyarakat internasional perlu bekerja sama memastikan teknologi digunakan untuk kebaikan bersama.

Kasus TikTok antara Amerika Serikat dan Tiongkok menunjukkan pentingnya regulasi internasional di era digital, yang melindungi privasi pengguna dan mencegah penyalahgunaan data politik.

Melalui kerja sama internasional, platform seperti TikTok dapat menjadi sarana mempererat hubungan antarnegara. Namun, hal ini membutuhkan komitmen bersama untuk penggunaan teknologi yang bertanggung jawab.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun