Kita pasti akan sangat menikmati destinasi wisata yang berkaitan dengan alam, apalagi disuguhi dengan keindahannya yang natural nan ciamik sehingga dapat menyejukkan mata, khususnya kita yang sedang lelah setelah rutin beraktivitas. Sesekali kita memang butuh healing dan refreshing agar kita dapat menyejukkan pikiran, sehingga kita dapat menjalani hari dengan suasana hati yang baik. Indonesia sangat kaya akan kekayaan alam yang beragam, mulai dari telaga, air terjun, pegunungan, bebukitan, dan lain sebagainya. Indonesia juga memiliki sektor pariwisata yang sangat beragam.
Salah satu destinasi wisata yang menjadi favorit dan menarik perhatian adalah Telaga Biru Cicerem, terletak tepat dibawah kaki Gunung Ciremai berada pada ketinggian 280-315 mdpl di Desa Kaduela, Kecamatan Pesawahan, Kabupaten Kuningan. Dinamakan telaga biru karena air yang ada pada telaga tersebut berwarna biru jernih dan juga terdapat banyak ikan berwarna-warni di dalamnya yang membuat daya tarik pengunjung. Warna biru air telaga berpadu dengan hijau pepohonan di sekelilingnya dan ratusan ikan berwarna-warni. Perpaduan ini menjadi daya tarik wisatawan sebagai latar untuk mengabadikan momen liburan.
Dikutip dalam aboutcirebon.id "Pada awalnya, Situ Cicerem hanyalah berupa situ biasa, telaga alami yang airnya jernih berwarna biru dan juga suasana yang asri. Pada tahun 2010, Desa Kaduela dipimpin oleh almarhum Suarna Adi Karya," ujar Direktur BUMD Desa Arya Kamuning
Pengelola Telaga Biru Cicerem saat ini yaitu BUMDes Arya Kamuning Desa Kaduela. Fasilitas yang tersedia di Objek Wisata Telaga Biru Cicerem diantaranya yaitu gazebo, mushola, toilet, wahana dermaga Selfie Love, sepeda air/bebek, ayunan, perahu dayung, dan kolam terapi ikan. Akses jalan mobil menuju Camping Ground pun sudah terbilang representatif.
Dilansir dalam jejakpiknik.com sejarah singkat telaga biru ini berkaitan erat dengan sejarah awal mula terbentuknya desa kaduela. Dulu, ada seorang pemuka agama yang berasal dari Kasepuhan Cirebon. Beliau berniat untuk menyebarkan Agama islam di desa tersebut.
Dalam melaksanakan tugasnya, beliau melakukan pertemuan dengan para warga di danau. Saat itu Situ Cicerem masih berupa mata air kecil. Tapi, beberapa waktu kemudian, sesepuh desa memutuskan untuk memperluasnya sebagai sumber mata air.
Dikutip dari Cirebon.inews Telaga Biru Cicerem juga menyimpan kisah legenda di dalamnya. Kisah legenda itu ialah kisah seorang perempuan bernama Nyi Bomas Inten, dari kisah itulah pengelola Telaga Biru Cicerem kemudian membuat sebuah patung yang menggambarkan sosok tersebut.
Konon berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat, Nyi Bomas Inten merupakan salah satu warga di Desa Kaduela yang kemudian menikah dengan pria keturunan keturunan Keraton Cirebon, Syekh Abdul Iman pada zaman walisongo dulu. Saat itu Syekh Aiman ditugaskan untuk menyebarkan agama islam di Desa Kaduela yang kala itu mayoritas warganya menganut agama hindu. Nyi Bomas Inten ini dipercaya masih menjaga Telaga Biru Cicerem hingga saat ini patung ini memang menggambarkan sosok penunggu disini yakni Nyi Bomas Inten. Patung perempuan tersebut dilatarbelakangi agar masyarakat Desa Kaduela bisa mengingat dan mengetahui sedikit sejarah desa.
Menurut Pengelola Talaga Biru yang juga Manajer obyek wisata Situ Cirerem, Iim Ibrahim, konon dahulu pada zaman kerajaan walisongo ada seorang wali yang datang ke daerah ini untuk menyebarkan agama Islam, pada ketika itu penduduk daerah ini kekurangan sumber air, sang wali mengetukan tongkatnya ke tanah sehingga muncul air dari tanah.
"Air itu memenuhi talaga yang sampai kini konsisten melimpah malahan tak pernah surut meskipun musim kemarau tiba," ucapnya.
Ditambahkan, Situ Cicerem ini memiliki keunikan yaitu terdapat kayu Catang yang sudah berusia ratusan tahun, berada di dalam air talaga. Untuk melihatnya pengunjung harus menyelam ke dalam air, karena berada di dalam talaga.
Kayu ini masih konsisten kokoh sampai kini, di samping itu juga terdapat 1 meja dan 4 daerah duduk yang terbuat dari batu. Menurut cerita, meja dan kursi tersebut tempat berkumpulnya para wali untuk melakukan pertemuan.
"Banyak sekali ikan yang hidup di telaga Situ Cicerem, masyarakat sekitar tak akan memancing ika berharap menjaga ekosistem telaga mereka juga percaya akan mitos mistis yang berkembang," tambahnya.
Banyaknya mitos dan cerita mistis yang berkembang di masyarakat, tidak heran jika warga setempat juga mengaku kerap melihat sosok menyerupai Nyi Bomas Inten, wajahnya yang cantik dan rupanya yang menawan membuat warga sekitar sering mengumpamakan sebagai putri yang turun dari kayangan. "Penampakan dan kedatangan Nyi Bomas Inten, sering memperlihatkan saat malam hari," ujar Diding warga setempat. Ditempat ini juga terdapat batu petilasan yang dipercaya sebagai lokasi bertemunya para Wali Songo saat menyebarkan agama Islam di Desa Kaduela.
Menyuguhkan keindahan alam yang cantik dengan pepohonan yang rindang dan telaga yang berwarna biru jernih, tak heran banyak wisatawan yang berkunjung datang ke Telaga Biru. Tidak hanya itu saja, datangnya berbagai pengunjung ke Telaga Biru Cicerem karena objek wisata ini sangat murah dan terjangkau. Dengan dikenakan biaya tiket 10.000 juga disediakan fasilitas penunjang untuk kenyamanan para pengunjung yang datang seperti ketersediaan: Camping Area, ayunan, perahu, spot foto, mushola bersih nyaman, Beberapa bangku tempat duduk kayu untuk bersantai dan jajan di atas sambil menikmati telaga.
Bagaimana, Telaga Biru Cicerem sangat indah bukan? Jika ingin mencoba mengunjungi salah satu danau di Kuningan ini silahkan datang ke Desa Kaduela, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan. Akses menuju lokasi juga bagus dan jangan lupa gunakan Gmaps di smartphone kalian agar tidak tersesat di perjalanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H