Drama TikTok Shop Terhadap Perekonomian Indonesia di Era Digital
Seiring berkembangnya sistem teknologi dan informasi, memunculkan banyak inovasi dalam masyarakat. Salah satunya adalah adanya aplikasi TikTok. TikTok merupakan platform yang berasal dari China dengan karakteristik menampilkan video singkat dan telah mengalami peningkatan popularitas pada tahun 2020. Tetapi, pada tahun 2021, TikTok menambahkan fitur baru dalam aplikasinya yaitu TikTok Shop. Hal ini menyalahi regulasi pemerintah Indonesia terkait adanya dwifungsi dalam aplikasi tersebut sebagai sosial media dan e-commerce. Tidak dapat dipungkiri bahwa TikTok Shop memiliki dampak yang cukup signifikan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk UMKM. Sehingga, penutupannya pada bulan Oktober lalu menimbulkan perdebatan di masyarakat. Penutupan TikTok Shop tersebut harus menjadi refleksi bagi pemerintah terkait apakah Indonesia siap menghadapi perekonomian di era digital? Bagaimana tindakan pemerintah atas dugaan predatory pricing yang dilakukan oleh pemerintah China melalui fitur TikTok Shop? Serta bagaimana regulasi yang harus diterapkan oleh pemerintah?
Perekonomian di Era Digital
Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat tentunya berdampak pada banyak aspek dalam kehidupan masyarakat. Sektor ekonomi merupakan salah satu yang dituntut untuk dapat mengimbangi perkembangan teknologi. Berbagai inovasi terus dilakukan untuk dapat menciptakan ruang perekonomian yang lebih baik dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Tentunya inovasi inovasi yang diciptakan akan memberikan perubahan pada pola perekonomian yang ada terutama pada aktivitas jual beli dalam masyarakat. Sebelumnya, kegiatan belanja dilakukan melalui pertemuan tatap muka langsung atau menggunakan media konvensional seperti televisi, radio, dan koran. Namun, dengan adanya teknologi internet, cara belanja telah berubah secara drastis (Muhammad & Dian, 2023).
Penggunaan komponen digital dalam sektor perekonomian saat ini menimbulkan munculnya istilah e-commerce. Electronic commerce (E-commerce) merujuk secara umum kepada semua bentuk transaksi yang berkaitan dengan aktivitas komersial, baik organisasi maupun individu yang berdasarkan pemrosesan dari transaksi data yang didigitalisasikan, termasuk teks, suara, dan gambar (Riswandi, 2019). E-commerce menjadi bagian yang sulit untuk dipisahkan dari masyarakat modern saat ini. Sifat e-commerce yang memudahkan konsumen dalam melakukan kegiatan jual beli dimanapun dan kapanpun menjadi salah satu alasan mengapa e-commerce menjadi favorit banyak masyarakat saat ini. Keberadaan e-commerce tentunya berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya kolaborasi kemajuan teknologi akan berdampak pada semakin meluasnya target konsumen dalam e-commerce yang tidak akan dibatasi oleh batas batas negara. Semuanya akan terasa mudah untuk dilakukan. Selain itu, e-commerce juga akan berpengaruh pada peningkatan sumber daya, hasil produksi, dan juga sifat kompetitif antar usaha. Terdapat beberapa e-commerce yang telah berkembang di masyarakat saat ini seperti Amazon, Alibaba, Lazada, Shopee, Tokopedia, dan yang menjadi kontroversial baru baru ini yaitu TikTok Shop.
Pesona Dua Sisi Oleh TikTok Shop
TikTok merupakan aplikasi yang telah rilis dalam pasar internasional sejak tahun 2017. Aplikasi yang berasal dari China tersebut merupakan sebuah aplikasi media sosial yang berisi video-video singkat. TikTok mengalami perkembangan popularitas yang cukup signifikan pada bulan Oktober 2020, dengan melampaui 2 miliar unduhan seluler di seluruh dunia (Zakia et al, 2023). Dengan banyaknya pengguna dalam aplikasinya, tentu TikTok ingin terus mempertahankan posisinya dalam asyarakat. Hingga pada tahun 2021, TikTok meluncurkan satu fitur baru yaitu TikTok Shop. Fitur ini memungkinkan pengguna TikTok untuk melakukan kegiatan belanja online dalam aplikasinya. Keberadaan TikTok Shop dalam perekonomian digital tentunya menimbulkan banyak perdebatan. Pengalaman berbelanja yang ditawarkan oleh TikTok Shop sangat berbeda dengan e-commerce lain, karena pengguna dapat melakukan kegiatan bersosial media dan berbelanja dalam satu aplikasi. Tentunya ini sangat memudahkan kegiatan masyarakat. Selain itu, konsumen dapat dengan mudah untuk melakukan aktivitas belanja bahkan dalam kawasan internasional hanya dengan satu kali klik. Selain itu, TikTok Shop juga memiliki berbagai fitur untuk menunjang perekonomian digital dengan adanya live streaming yang akan memberikan pengalaman berbelanja yang memungkinkan adanya interaksi antara penjual dan pembeli melalui kolom komentar dan feedback yang telah disediakan. Hal ini menciptakan rasa keterlibatan yang lebih dalam dan menghasilkan hubungan yang lebih erat antara produsen dan konsumen (Muhammad & Dian, 2023).
Tidak dapat disangkal bahwa keberadaan TikTok Shop berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Indonesia salah satu negara yang merasakan perubahan sejak adanya keberadaan TikTok Shop dalam aktivitas ekonomi. TikTok Shop turut membantu UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Hal ini berkaitan dengan peningkatan branding dan juga visibilitas produk maupun usaha yang mereka miliki. Engagement rate TikTok yang tinggi berdampak pada mudahnya akses untuk mengenalkan produk pada masyarakat baik nasional maupun internasional. Sehingga banyak usaha yang mendapatkan banyak pelanggan baru dan peningkatan jumlah pemesanan. Selain itu, sistem perekonomian digital dalam TikTok Shop terhitung mudah untuk dilakukan. Pelaku usaha hanya perlu untuk melakukan live streaming ataupun memposting video yang berisikan produk mereka lalu menambahkan link untuk memudahkan pembelian. Masifnya aktivitas ekonomi yang ada pada TikTok berdampak pada munculnya istilah baru yaitu 'Racun TikTok.'
Tetapi, terdapat berbagai pertentangan dibalik keuntungan dan dampak positif yang ada sejak kehadiran TikTok Shop. Hal ini terkait dengan aktivitas ekonomi masyarakat secara tatap muka yang terus mengalami penurunan. Banyak pedagang yang mengeluhkan tingginya angka kerugian yang mereka hadapi serta hilangnya konsumen. Selain itu, harga yang ditawarkan oleh TikTok Shop sangat murah jika dibandingkan dengan harga pasaran lain. Tentu sebagai konsumen, ini menjadi nilai utama terkait mendapatkan sebuah produk dengan kualitas sama tetapi dengan harga yang lebih murah. Ketidakmampuan beberapa pelaku usaha dalam beradaptasi terkait perkembangan perekonomian era digital ini tentunya juga akan berpengaruh terhadap terhambatnya pertumbuhan ekonomi. Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi, masyarakat harus dapat beradaptasi dengan cepat terkait inovasi-inovasi yang ada untuk mempertahankan keberadaannya dalam persaingan ekonomi.
Misteri Predatory Pricing Dalam TikTok Shop