Pada era modern saat ini, upaya untuk menciptakan kehidupan ramah lingkungan semakin mendesak. Dikarenakan adanya perubahan iklim, degradasi tanah, dan pencemaran lingkungan. Hal tersebut membuat kita harus mencari cara baru dalam mengelola sumber daya alam secara baik. Salah satu solusi yang menarik perhatian adalah pemanfaatan limbah organik menjadi ecoenzym.
Tahukah kalian apa sih ecoenzym itu? Ecoenzym adalah cairan multifungsi yang dihasilkan melalu proses fermentasi bahan organik, terutama sampah dapur seperti kulit buah dan sayuran, dengan tambahan gula dan air. Proses ini menghasilkan cairan yang memiliki segudang manfaat, bisa dimanfaatkan sebagai pupuk pertanian yang ramah lingkungan, pembersih rumah dan peralatan, pengendali hama dan penyakit tanaman, serta reduksi limbah organik.Â
Setelah melihat manfaat tersebut, tahukah kalian bagaimana cara pembuatan ecoenzym itu? Nah cara pembuatan nya seperti ini:
Alat dan Bahan:
1. Wadah PlastikÂ
2. Limbah Buah-Buahan atau SayuranÂ
3. Gula MerahÂ
4. Air
Berikut langkah langkah Pembuatan Eco-enzyme:
1. Pilah dan bersihkan limbah kulit buahÂ
2. Larutkan gula merah dan air dengan perbandingan 1:3
3. Campurkan seluruh bahan diatas
4. Diamkan selama minimal 1 bulan tapi hasil akan maksimal jika didiamkan selama 3 bulan
Cara pengaplikasian ecoenzyme sebagai pupuk, yaitu dengan mencampurkan cairan ecoenzyme dengan air dengan perbandingan 1:2. Ecoenzyme yang sudah dicampur dengan air dapat diaplikasikan ke tanaman dengan cara disemprotkan ke daun atau disiram ke tanah. Jangan menggunakan cairan ecoenzyme murni langsung  ke tanaman, dikarenakan ecoenzym memiliki pH sangat asam, yang dapat merusak tanaman dan merusak kualitas tanah. Â
  Â
Ecoenzyme sebagai pupuk adalah inovasi cerdas yang mendukung pertanian berkelanjutan sekaligus membantu menjaga kelestarian lingkungan. Dengan memanfaatkan limbah organik, ecoenzyme mampu mengurangi sampah, menyuburkan tanah, dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. Penggunaan ecoenzyme dapat meningkatkan kualitas tanah, mempercepat pertumbuhan tanaman, serta mengurangi serangan hama, yang akan berdampak pada produktivitas pertanian yang lebih tinggi. Selain itu, proses pembuatannya sederhana dan murah, menjadikannya solusi yang mudah diakses oleh masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H