Mohon tunggu...
Celengan Ambu
Celengan Ambu Mohon Tunggu... Lainnya - social worker

seorang emak yang suka urban farming

Selanjutnya

Tutup

Money

Agar Buah Hati Sukses Meraih Cita-Cita

6 Oktober 2015   11:46 Diperbarui: 6 Oktober 2015   12:11 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Jadi insinyur… guru... dokter… pelaut... presiden…………

Mungkin itulah sebagian jawaban anak-anak ketika ditanya mengenai cita-cita. Lucunya cita-cita mereka sering berubah-ubah. Hari ini berkata ingin menjadi guru, beberapa bulan yang lalu sebagai dokter, esoknya mungkin berubah menjadi tulang las. Biasanya terinspirasi pekerjaan orang tua atau orang sekelilingnya. Dan sebagai orang tua tentunya kita berharap jenjang pendidikan mereka lebih tinggi dbanding ayah ibunya.
Tapi yakinkah kita akan mampu membiayai mereka? Karena sebagai manusia, kita memiliki keterbatasan dan berbagai kendala penyebab cita-cita anak gugur di tengah jalan seperti meninggal, sakit kronis, kecelakaan dan cacat tetap.

Atau bisa juga kita berumur panjang. Sayang ketika waktunya tiba, dana tidak tersedia, sehingga terpaksa menjual semua harta benda. Kemudian? Ya , tunggu saja anak selesai kuliah dan berpenghasilan, karena merekalah yang “harus” gantian memberi nafkah pada orang tua.

 

[caption caption="om Anton dan istri di hari tua"]

[/caption]

 

Kisah anak yang diharapkpan menjadi ATM orangtuanya merupakan salah satu ilustrasi dalam acara Kompasiana Nangkring bersama Axa Mandiri tanggal 29 September 2015 silam dengan tema:”Rencanakan Pendidikan Anak Sejak Dini”. Acara yang dipandu Nurulloh (Editor Kompasiana) menghadirkan Tejasari Asad (Perencana Keuangan dan Direktur Tatadana Consulting) dan Tisye Diah Retnojati (Chief of In Branch Channel AXA Mandiri).
Dalam bedah tema rencanakan pendidikan anak sejak dini, Tejasari Asad memaparkan besaran inflasi yang harus diperhitungkan saat merencanakan pendidikan anak. Ilustrasi yang mudah diingat yaitu jika pada tahun 1998 kita bisa berbelanja satu troli penuh, sejumlah uang yang sama pada tahun 2013, kita hanya bisa membeli beberapa jenis barang. Troli hanya terisi sedikit. Menunjukkan nilai tukar uang semakin lama semakin kecil. Tentu saja, tahun 1998 satu bungkus nasi rames cukup dibayar dengan Rp 1.000, sedangkan tahun 2015? Wow kita harus mengeluarkan uang Rp 15.000 – Rp 20.000.

Bagaimana dengan biaya pendidikan? Ternyata inflasi pendidikan cukup tinggi yaitu 10 – 20 %. Agar optimal dalam menyiapkan rencana pendidikan, Axa Mandiri menyediakan ilustrasi yang sangat membantu. Pertama buka #UntukAnakku kemudian klik simulator pendidikan kemudian isi dengan lengkap. Kebetulan anak saya sudah kuliah semua tapi belum menikah. Jadi saya berandai-andai, jika anak saya berumur 30 tahun dan memiliki 2 anak.

Nama anak pertama bernama Firdha dan bercita-cita menjadi dokter, ini dia perincian biaya pendidikannya:

 

[caption caption="ilustrasi anggaran pendidikan Firdha (umur 1 tahun)"]

[/caption]
Ilustrasi yang kedua adalah anak kedua , Wicak yang bercita-cita menjadi pilot. Berikut rinciannya:

[caption caption="ilustrasi persiapan seorang calon pilot ( Wicak 1 bulan)"]

[/caption]

 

[caption caption="ilustrasi biaya pendidikan seorang pilot ( Wicak 1 bulan)"]

[/caption]

 

Wow, lumayan besar ya? Karena perhitungan mencakup inflasi dan semua biaya yang harus disiapkan orang tua agar buah hatinya bisa meraih sukses. Dengan adanya simulator pendidikan kita bisa menganggarkan dana pendidikan anak dengan cermat dan berusaha memenuhinya. Tanpa kalkulasi cermat, mungkin uang ‘kaget’ seperti bonus tahunan atau uang warisan akan habis untuk belanja konsumstif. Sayang bukan? Menyesal kemudian tidak berguna.

Jika merunut penjelasan Ibu Teja dan hasil simulator, jelaslah menyiapkan rencana pendidikan, tidak dianjurkan sekedar menabung, tapi harus berinvestasi agar jumlah dana yang tersimpan dapat mengalahkan inflasi dan memperoleh keuntungan.
Kemana kita harus berinvestasi? Pemilihan investasi, baik dalam bentuk saham, unit link, reksadana, obligasi, property, emas atau deposito harus sesuai dengan profil risiko. Termasuk profil risiko manakah kita, konservatif, moderat atau agresif? Setiap pilihan ada risikonya, semakin tinggi return maka risikonya akan semakin besar. Karena itu pilihlah produk keuangan yang sesuai dengan profil risiko dan mudah untuk dijalankan agar pelaksanaannya tidak mempersulit kita.

Ada 2 jenis bekal untuk buah hati agar sukses meraih cita-cita yaitu Asuransi Mandiri Sejahtera Cerdas, dan Asuransi Mandiri Sejahtera Cerdas Syariah. Pemilihannya tergantung kita karena yang terpenting adalah memastikan agar dana pendidikan anak tercapai pada waktunya. Pemilihan asuransi yang tepat akan memproteksi dana pendidikan anak.

Ingin tahu keunggulan asuransi pendidikan yang dipersembahkan Axa Mandiri? Ini dia:

  • Fleksibel menentukan premi dan uang pertanggungan, sesuai dengan kebutuhan.
  • Investasi maksimal dengan loyalty bonus yang akan diberikan pada akhir tahun ke-5 dan selanjutnya setiap tahun pada Ulang Tahun Polis, sehingga membantu mempercepat pengembangan dana.
  • Pilihan program. Asuransi tambahan (rider) sesuai dengan kebutuhan perlindungan anda.
  • Beragam pilihan jenis dana investasi yang sesuai dengan profil risiko

 

Pernah mendengar bahwa banyak orang enggan ikut berasuransi karena takut uangnya “hilang” ?? Nah, Axa Mandiri merupakan Bancaassurance nomor 1 di Indonesia atau kemitraannya dengan bank terpercaya dalam mengelola dana untuk berbagai tujuan seperti menabung, proteksi , investasi dan rencana keuangan. Sehingga jangan kuatir , dana yang tersimpan tidak saja aman untuk proteksi pendidikan, juga akan berkembang sesuai investasi yang dipilih.

Manfaat-manfaat berikut ini akan diterima pemegang polis:

Jika tertanggung meninggal dunia, maka akan menerima:

  • Santunan 100 % uang pertanggungan
  • Nilai investasi sebesar nilai yang terbentuk dari premi yang diinvestasikan
  • Total Nilai Premi (Seluruh premi yang telah dibayarkan, ditambah dengan seluruh premi yang seharusnya dibayarkan sampai akhir masa asuransi).
    ** khusus Asuransi Mandiri Sejahtera Cerdas Syariah. Santunan 200 % uang pertanggungan (meninggal dunia pada saat melakukan Ibadah haji/Umrah)

Jika tertanggung mengalami cacat tetap total (manfaat pembebasan premi) :

  • Santunan 100 % uang pertanggungan
  • Polis asuransi tetap aktif karena pembebasan pembayarn premi berlaku. Premi yang dibebaskan adalah premi dasar ditambah top up investasi nasabah ( jika ada)

Jika tertanggung meninggal dunia setelah diagnose cacat tetap total.

  • Santunan 100 % uang pertanggungan
  • Nilai investasi sebesar nilai yang terbentuk dari premi yang diinvestasikan.

Jika tertanggung tetap hidup sampai akhir masa asuransi

  • Nilai investasi sebesar nilai yang terbentuk dari premi yang diinvestasikan.

Betapa banyak manfaat diperoleh jika kita menyiapkan asuransi pendidikan sedini mungkin. Mau menunggu apalagi? Semakin menunda maka manfaat yang diperoleh semakin kecil. Jumlah dana yang harus dianggarkan untuk biaya pendidikan semakin besar. Jadi daripada uang habis untuk hangout dan membeli barang konsumtif, mengapa tidak kita investasikan untuk bekal pendidikan sang buah hati? Agar sang buah hati terjamin dananya dalam meraih cita-cita dan kita tidak usah hidup merana seperti Om Anton.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun