Mohon tunggu...
Ambu Abdee
Ambu Abdee Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis bukan tentang mengejar jumlah pembaca, tapi tentang kehidupan setelah tidak ada..

Saya ibu rumah tangga yang menyukai menulis, membaca, dan berusaha untuk menjadi perempuan yang produktif. Penulis buku self improvement "Ibu Tangguh Tak Harus Utuh" (Soon) Temui saya di Instagram @ambuabdee

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tiga agar Healing Kamu Gak Sia-Sia. Simak Penjelasannya!

17 September 2022   22:50 Diperbarui: 17 September 2022   23:10 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Fenomena healing saat ini sedang menjadi trending dizaman sekarang. Tak jarang kita mendengar ucapan

 "Ayok ah, kita healing!," Sambil berangkat naik kendaraan dan membawa cemilan yang ternyata untuk bertamasya atau berkuliner ria.

Memang, bagi kalangan anak muda zaman sekarang, healing cukup sering dikaitkan dengan traveling, jalan-jalan, atau melakukan hal apapun yang disenangi orang yang bersangkutan. Dan semua itu dilakukan dengan bersembunyi dibalik kata 'healing'.

Tapi, apakah healing selalu berkaitan dengan tamasya, traveling, kuliner jalan-jalan keluar kota?

Secara bahasa, healing berasal dari kata bahasa inggris yang artinya penyembuhan / pengobatan.
Hal ini tentunya berkaitan tentang penyembuhan diri, baik secara psikis, mental, perasaan, jiwa yang menyerang pada diri dan berusaha untuk menyembuhkannya.

Yang jadi pertanyaan, apakah benar sembuh dan terobati setelah melakukan 'kegiatan' yang katanya untuk healing? Atau malah balik kerumah dan rutinitas setiap hari, malah tetap saja gak eling-eling?

Aku mau kasih tiga cara, agar healing kamu gak sia-sia.

1. Mengetahui apa makna kata "healing" yang sesungguhnya.

Makna 'healing' maksudnya adalah diri kita terkoneksi dengan jiwa kita. Mengenal diri kita, menyadari dan mampu menyapa diri kita untuk lebih menerima diri sendiri. Sehingga tercapai tahap keikhlasan atas apa yang telah ditentukan oleh Tuhan, sehingga penyembuhan pada gangguan psikis, mental, jiwa dapat tercapai.

Mungkin, saat kita traveling, kuliner, shopping, dan lain-lain, diri dan jiwa kita terkoneksi dengan kegiatan tersebut, bergairah dan merasa bahagia saat melakukannya. Namun, apakah sudah melakukan tahap penerimaan?keikhlasan? kepada kegiatan dan rutinitas sehari-hari yang terkadang membuat diri ini stress dan tertekan. Sehingga nantinya, mampu menjadi pribadi yang lebih kuat untuk menjalani hari-hari?

2. Bertanya pada diri sendiri, apa dan bagaimana

Kita terkadang lupa, menyapa diri sendiri. Karena terlalu sibuknya sama pekerjaan dan kegiatan sehari-hari. Lupa menanyakan pada hati, tentang "hai hatiku, apa sih yang membuat dirimu capek?" Dan "bagaimana sih menurut hati, solusi yang harus aku tempuh agar hidup ini tak terlalu beban untukku?"

Jika kita telah menemukan jawabannya, tentang apa yang membuat dirimu jenuh, capek, depresi, atau tertekan batinnya hingga butuh penyembuhan, dan bagaimana solusi yang harus dijalani. Maka, insyaallah semua hal akan lebih mudah dilakukan.

Contohlah kamu capek dengan urusan kerjaan kamu, kira-kira apa ya yang membuat dirimu capek? Setelah diterawang mendalam. Ternyata kamu adalah orang yang gak enakan sama rekanmu, ketika disuruh meminta ini itu. Tak sadar dirimu kelelahan dan mengalami gangguan psikis atau mungkin biasa disebut burn out.

Lalu bagaimana solusinya? Kamu bisa mengambil langkah untuk berani berkata tidak, kepada rekan kerjamu. Jika memang itu membuat dirimu capek dan Kelelahan. Ini akan menjadi solusi yang manjur untukmu.

3. Menulis semua perasaan yang membuat kalut dan hatimu kusut

Katanya, menulis adalah terapi yang paling manjur untuk penyembuhan. Karena menulis adalah ekspresi yang paling jujur untuk menyuarakan isi hati. Karena katanya, jiwa kita lelah karena ada sebuah emosi yang tak dapat diluapkan, entah karena kondisi yang tak membolehkan, atau sebuah tuntutan karena misal laki-laki tak boleh cengeng dan perempuan harus dipaksa kuat.

Hingga, coretan diatas kertas atau notes di handphone menjadi bahasa yang paling jujur untuk meluapkan isi hati secara aman dan nyaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun