8
Terkait kasus mafia hukum. Kapolri Jenderal Timur Pradopo berjanji menyelesaikan kasus pelesiran terdakwa mafia pajak Gayus H Tambunan dalam 10 hari. Tapi kenyataannya hingga kini tidak ada keterangan pers tentang hal tersebut. Tak ada kejelasan kapan Gayus keluar, pergi naik apa, dengan siapa, aktivitasnya, bahkan sekarang malah mencuat kasus baru, Gayus pelesir ke luar negeri.
9
Pada 1 September di Mabes TNI Cilangkap Presiden SBY menyampaikan bahwa perlakuan tidak patut terhadap tiga petugas KKP sedang diusut. Pemerintah Malaysia sedang menginvestigasi masalah tersebut. Hingga kini tidak pernah ada penjelasan atau hasil investigasi apa pun.
SBY dan kroni-kroninya serta parpol koalisi Demokrat serta aparat pemerintahan yang bekerja dibawah pemerintahan SBY sibuk membela diri dan mengklaim bahwa yang dicanangkan pemerintah belum sepenuhnya berhasil (ada yang berhasil dan ada masih dalam proses). Sebenarnya pemerintah kalau mendapat kritisi semacam itu harus dengan hati lapang menerima kritikan tersebut dan berusaha memperbaikinya. Kita lihat saja kasus century dan kasus Mafia Pajak Gayus Tambunan, sudah berapa lama ini di tangani dan mau sampai kapan. Terus kontrak kerja perusahaan Asing (bukan Freeport saja) yang perlu direvisi karena merugikan rakyat Indonesia sendiri, Apakah hal ini sudah ada langkah pasti yang dilakukan pemerintah. Saya tertarik dengan pernyataan mantan Menko Ekuin Kwik Kian Gie bahwa pemerintah harus bersikap tegas dan berani untuk merevitalisasi semua kontrak kerja Perusahaan Asing yang ada di Inonesia karena merugikan masyarakat Indonesia. Pernyataan sikap para tokoh lintas agama yang hadir dalam acara tersebut menunjukkan betapa mereka merasa gerah dan geram terhadap kebohongan yang dilakukan oleh rezim SBY selama ini. Namun sehebat apapun kegerahan dan kegeraman para tokoh lintas agama, pastinya akan diperhadapkan secara diametral dengan arogansi kekuasaan ala SBY. Terus bagaimana dengan sikap masyarakat Indonesia dan sikap kita sebagai masyarakat Indonesia??
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Politik Selengkapnya