Mohon tunggu...
amber ember
amber ember Mohon Tunggu... -

i am just me

Selanjutnya

Tutup

Puisi

The Call - 2

20 Agustus 2010   20:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:50 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hahaha..haaaa... don't be angry, aku hanya ingin membuatmu tertawa"

" ya I know, sedari dulu aku juga sudah sadar kalau kau memang sinting! "

Pria itu terlihat lembut, liat, dan mengkilat dalam balutan  piyama silk berwarna hitam.

" Oh, God.. bukankah dia memang sempurna? ". Ia berkata dalam hati.

tubuh itu berjalan mendekat, dan berkata kepadanya;

"Dengar nona, aku tidak suka kau mengangkat kaosmu dan memperlihatkan perutmu pada pemuda lain.. aku tidak suka kau tersenyum pada pemuda lain, aku tidak suka kau akrab dengan pemuda lain..,Kuharap kau tidak akan keberatan dan menyukai keposesifan seperti ini."

"Oh,...." Ia tertengun. Serangan yang cepat pikirnya

kenapa dia selalu bertingkah seperti itu?, kenapa tidak langsung pada inti masalahnya saja? bukankah lebih baik dia berkata "Amor,aku mencintaimu" Begitu kan lebih simple? Kenapa pria ini lain sekali dengan daftar track recordnya yang dulu? Pria ini sulit untuk dimengerti, ia  selalu  mengatakan apa yang ia mau, dan berfikir selesailah itu masalah.

Aku tidak benci padamu Jeir, aku tidak marah padamu, namun aku lebih-lebih tidak akan pernah melupakanmu, karena batinku saat ini sedang terseok dengan sesuatu yang kau bilang adalah caramu untuk sedkit mendewasakanku?

" Misteri menimbulkan keingintahuan,dan keingintahuan adalah dasar dari hasrat manusia untuk mengerti. " –Neil Armstrong.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun