Mohon tunggu...
Ambarwati
Ambarwati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Jakarta

Ambarwati seorang mahasiswi yang sedang menempuh pendidikan peguruan tinggi di UIN Jakarta dan menekuni dunia broadcasting. Hobi sebagai pembawa berita dan menulis berita.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kualitas Produk Media Massa Televisi di Indonesia

2 Juli 2023   13:30 Diperbarui: 2 Juli 2023   13:34 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan

Kualitas Produk merupakan bagian penting dalam Media Massa Televisi. Produk atau konten yang berkualitas juga dapat menentukan seberapa besar media itu menjaga fungsi media sebenarnya. Karena media massa adalah sarana yang digunakan untuk menyampaikan informasi, berita ke masyarakat. Di mana media massa sendiri terbagi menjadi media massa elektronik, media cetak, dan media online. Namun, yang akan dibahas disini kualitas produk media massa televisi yang merupakan bagian dari media massa elektronik.

Televisi telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari manusia sebagai sumber informasi, hiburan, dan pendidikan yang luas berupa audio visual. Bukan hanya itu televisi karena bersifat audio visual menyajikan atau menayangkan konten berupa musik, talkshow, acara olahraga, film, berita, sinetron, kartun, dan lain-lainnya. Televisi juga memiliki kekuatan untuk mempengaruhi opini publik, membangun kesadaran sosial, dan menyampaikan pesan-pesan penting kepada masyarakat. Dan kualitas produk dalam tayangan televisi perlu diperhatikan dan penting karena dapat mempengaruhi citra dan reputasi stasiun televisi itu sendiri, mempengaruhi tingkat pemirsa, dan memastikan kepuasan pemirsa.

Dengan menjaga kualitas produk yang tinggi, stasiun televisi dapat mempertahankan dan menarik lebih banyak pemirsa serta membangun hubungan jangka panjang dengan mereka. Namun dengan seiringnya perkembangan zaman apakah kualitas produk atau konten yang ditayangkan televisi tetap terjaga atau menurut? Dan apakah selama ini kualitas produk atau isi tayangan di media massa televisi yang tersebar di seluruh Indonesia telah sesuai dengan ketentuan? Dengan persoalan tersebut, dalam paper ini akan dibahas tuntas mengenai kualitas media massa televisi di Indonesia. Dan adanya paper ini penulis bertujuan ingin mengetahui dan mengamati lebih mendalam mengenai kualitas produk siaran televisi di Indonesia.

Pembahasan

Televisi merupakan media massa yang telah ada sejak tahun 1962 di Indonesia. Dan Televisi pertama kali mengudara yakni TVRI. TVRI menyiarkan atau menayangkan program-program yang berfokus pada pendidikan, berita, budaya, dan hiburan. Dan pada saat itu acara televisi seperti berita, drama, pertunjukan musik, dan program anak-anak menjadi populer di kalangan penonton. Seiring berjalannya waktu, berbagai genre program seperti sinetron, talk show, komedi, dan acara realitas mulai muncul dalam tayangan televisi Indonesia. Dan seiringnya tahun, muncul televisi swasta di Indonesia yang mana penayangan atau isi kontan tidaklah jauh berbeda. Berkembangnya teknologi dan liberalisasi media, industri televisi swasta di Indonesia berkembang pesat. Peningkatan kompetisi antara stasiun televisi swasta menghasilkan keragaman program dan inovasi dalam industri televisi Indonesia.

Era semakin berkembang dan teknologi makin maju, televisi mengikuti zaman. Di mana saat ini era digital televisi pun banyak yang telah transisi dan membuat televisi digital. Televisi digital mulai diperkenalkan di Indonesia pada tahun 2009. Ini memungkinkan pemirsa untuk menikmati kualitas gambar dan suara yang lebih baik serta berbagai pilihan saluran. Namun, apa kabar kualitas produk atau isi dari televisi sendiri. Di era digitalisasi, konten berkualitas menjadi syarat mutlak, konten berkualitas menjadi kunci keberhasilan suatu media televisi. Media televisi yang mampu memberikan konten yang relevan, menarik, dan berkualitas akan memiliki peluang yang lebih baik untuk bertahan, tumbuh, dan terus berkelanjutan di tengah persaingan yang semakin ketat.

Di Indonesia sendiri berdasarkan survei yang telah dilakukan oleh Komisi Penyiaran Indonesia yang bertugas untuk mengawasi agar program siaran televisi semakin berkualitas. Sejak tahun 2017, hasil indeks terkait kualitas produk tayangan televisi di Indonesia telah mengalami fluktuasi. Fluktuasi ini dapat terjadi karena berbagai faktor, termasuk perubahan dalam preferensi pemirsa, pergeseran tren industri, perubahan regulasi, dan inovasi dalam produksi konten televisi. Dan survei yang dilakukan memperhatikan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 mengenai Penyiaran, lalu Pedoman Perilaku Penyiaran atau P3, dan Standar Program Siaran atau SPS.

Hasil indeks kualitas program siaran televisi di Indonesia tahun 2017 hingga 2022. Pada tahun 2017 mencapai 2.88, 2018 mengalami penurunan yakni 2.81, 2019 mengalami kenaikan kembali yakni 2.90, 2020 mencapai 3.21, 2021 terjadi penurunan yaitu memperoleh 3.13, dan di tahun 2022 terjadi penurunan jika dibandingkan dari tahun 2020. Namun, mengalami peningkatan jika dibandingkan pada tahun 2021 yaitu memperoleh 3.20. Berdasarkan rata-rata standar dari Komisi Penyiaran Indonesia yakni 3.00, perolehan indeks kualitas program siaran televisi yang memenuhi standar yakni pada tahun 2020, 2021, dan 2022.

Dan jika melihat dari program yang ada, hasil indeksnya pada tahun 2022 yakni program news 3,31, talkshow 3.46, Variety Show 3.20, Infotainment 2.80, Sinetron 2.70, Anak 3.18, Religi 3.53, Wisata dan Budaya 3.44. Pada tahun 2022 indeks tertinggi pada kategori acara Religi yakni 3.53 dan kategori rendah pada acara sinetron dan Infotainment. Hal ini sejalan dengan realita yang ada bahwa indeks kualitas program terendah itu sinetron. Sinetron di Indonesia bukan memberikan perubahan dan pendidikan kepada para penonton. Namun, memberikan hal-hal yang tidak masuk akal, menayangkan persoalan-persoalan yang seharusnya tidak ditayangkan malah mengajarkan. Di 2023 saat ini ada beberapa kasus sinetron yang menjadi sensasi.

Tetapi realitanya masyarakat memberikan tempat tersendiri terhadap sinetron, terbukti bahwa masyarakat ibu-ibu menjadikan sinetron sebagai program favorit. Namun, kategori program siaran sinetron di Indonesia belum mencapai standar berkualitas yang diharapkan. kita bisa melihat dari hasil survei diatas. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas sinetron, seperti skrip yang lemah, akting yang kurang berkualitas, alur cerita yang repetitif, penggunaan klise, dan kecenderungan pada aspek komersial yang mengabaikan nilai artistik dan kualitas konten. Selain itu, kepentingan ekonomi dan target audiens yang beragam juga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dalam produksi sinetron. Karena suatu televisi juga perlu memikirkan dan memperhatikan fungsi media itu sendiri tidak ke kanan atau ke kiri yang artinya harus ada ideal dan komersialnya. Daya skeptis dan kritis penonton juga merupakan faktor penting dalam penilaian kualitas sinetron. Pemirsa memiliki preferensi yang berbeda-beda dan dapat menjadi kritis terhadap konten yang ditampilkan. Ketika penonton merasa bahwa sinetron tidak memenuhi harapan mereka dalam hal kualitas, mereka mungkin kehilangan minat atau beralih ke pilihan tayangan lain.

Sedangkan program yang telah sesuai standar indeks Komisi Penyiaran Indonesia malah peminat penonton kurang seperti program berita dan lainnya. Pada periode tahun 2022 dan sesuai hasil indeks survei oleh KPI, kategori program news atau berita menghasilkan indeks sebesar 3.31 dan hal tersebut menunjukkan bahwa kategori berita di Indonesia sudah memenuhi standar program berkualitas yang telah ditetapkan oleh KPI. Hal ini dilihat dari keberimbangan dan tidak berpihaknya informasi yang diberikan, lalu informasi akurat, tidak memuat berita hoaks atau bohong, tidak membuat berita cabul atau mengandung ponografi, tidak memuat berita sadis, tidak mencampurkan fakta dan opini pribadi baik dari televisi dan reporter, menerapkan praduga tidak bersalah, tidak mempertentangkan agama, ras suku dan antargolongan,

Namun, jika dilihat berdasarkan realitasnya, masih banyak siaran televisi yang melakukan keberpihakan apalagi sudah mendekati pemilu. Karena media massa tak akan pernah bisa netral meskipun bisa independen hal ini difaktori inside dan outside yang berpengaruh ke dalam isi media itu sendiri terkhusus siaran televisi.

Pada 21 Maret 2023, berdasarkan survei dari Nielsen bahwa jumlah pemirsa televisi linear di Indonesia akan tumbuh dari 58,9 juta menjadi sekitar 135 juta. Penonton televisi digital di Indonesia mengalami peningkatan usai analog switch off (ASO) dilaksanakan.

Kualitas produk siaran televisi juga dapat ditentukan dari kepuasan penonton yang kritis. Dan setiap media memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing Setiap jenis media, baik itu televisi, radio, surat kabar, atau media digital, memiliki karakteristik unik yang dapat memberikan kontribusi pada perkembangan kualitas masing-masing jenis media. Salah satu kelebihan media televisi adalah kemampuannya untuk menyampaikan informasi dan hiburan dalam bentuk audio visual yang menarik. Televisi memiliki kekuatan visual yang kuat dan mampu menyampaikan pesan dengan efek emosional yang lebih besar melalui penggunaan gambar, suara, musik, dan gerakan. Televisi juga dapat menyajikan program-program hiburan yang menarik seperti drama, pertunjukan musik, dan acara realitas.

Masyarakat memilih program informasi dan komunikasi yang sesuai dengan selera, kultur, dan tingkat intelektual mereka. Setiap individu memiliki preferensi dan kebutuhan yang berbeda dalam mencari informasi dan hiburan. Dan kualitas produk televisi di Indonesia memang menjadi perbincangan dan perhatian banyak orang. Beberapa orang berpendapat bahwa kualitas produk televisi di Indonesia masih kurang memadai. Namun, perlu diingat bahwa penilaian terhadap kualitas produk televisi bersifat subjektif dan dapat berbeda antar individu.

Ada beberapa faktor yang sering menjadi kritik terhadap kualitas produk televisi di Indonesia antara lain skrip dan cerita dalam program televisi Indonesia sering kali repetitif dan kurang berkualitas. Alur cerita yang monoton dan kurang inovatif dapat mengurangi minat dan apresiasi penonton terhadap program-program tersebut. Kualitas akting dari para pemeran dalam program televisi juga sering kali menjadi sorotan. Beberapa penonton menganggap bahwa ada kekurangan dalam kemampuan akting, ekspresi emosi, dan penghayatan karakter dari sebagian pemeran, atau akting terlalu berlebihan. Lalu beberapa program televisi di Indonesia mungkin menghadapi keterbatasan dalam hal produksi dan efek visual yang dapat mempengaruhi pengalaman menonton. Beberapa penonton merasa bahwa sebagian besar program televisi diisi dengan konten yang kurang bermutu, seperti gosip selebriti, persaingan yang berlebihan, dan konten yang bertujuan hanya untuk meningkatkan rating tanpa memberikan nilai edukatif atau informatif yang cukup.

Meskipun demikian kualitas produk televisi di Indonesia masih banyak program-program yang dianggap berkualitas dengan cerita yang baik, produksi yang bagus, dan konten yang edukatif. Perbaikan kualitas produk televisi membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak terkait, termasuk produsen, penulis skrip, sutradara, aktor, stasiun televisi, dan badan pengawas penyiaran tentunya, serta pemirsa juga ikut serta dalam memperbaiki kualitas produk dengan pintar dan memfilter konten. Dengan adanya kesadaran akan pentingnya meningkatkan kualitas produk televisi, diharapkan akan terjadi peningkatan yang signifikan dalam menawarkan konten yang lebih berkualitas, beragam, dan menghibur kepada pemirsa di Indonesia.

Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil pengamatan, analisis penulis dari berbagai sumber mengenai kualitas produk siaran televisi di Indonesia bahwa ada beberapa program siaran televisi yang memang belum dapat dikatakan baik atau mengedukasi ataupun memang tidak sesuai standar indeks dari badan pengawasan penyiaran yakni Komisi Penyiaran Televisi. Namun, masih banyak program televisi yang mana kualitas telah sesuai standar maupun melebihi dari standar yang telah ditentukan.

Menentukan kualitas produk media televisi merupakan penilaian subjektif yang dapat berbeda antara individu dan kelompok. Selain itu, penting untuk diingat bahwa faktor-faktor ekonomi dan bisnis juga dapat mempengaruhi kualitas produk televisi, seperti anggaran produksi, tekanan komersial, dan target audiens yang dituju. Agar dapat mengevaluasi kualitas produk media televisi di Indonesia, bisa melihat ulasan dan rekomendasi dari kritikus televisi atau mendengarkan umpan balik dari pemirsa. Selain itu, badan pengawas penyiaran seperti Komisi Penyiaran Indonesia juga memiliki peran dalam memantau dan mengawasi kualitas konten televisi di Indonesia selain telah melakukan survei terhadap kualitas produk siaran televisi, harus ada pergerakan untuk membenahi program-program yang memang kurang.

Daftar Pustaka

Abdullah, Aceng, Lilis Puspitasari. 2018. Media Televisi Di Era Internet. ProTVF Vol. 2. No. 1.

Bambang, Aa. 2014. Periode Perkembangan Media Massa. Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol. 18. No. 1.

Hadi, Ido Prijana, Megawati, Inri Inggrit. 2021. Komunikasi Massa. Jawa Timur: CV. Penerbit Qiara Media.

Harbowo, Nikolaus, dkk. 2022. Konten Berkualitas, Daya Hidup Media Massa. https://www.kompas.id/baca/dikbud/2022/02/08/konten-berkualitas-daya-hidup-media-massa?status=sukses_login&status_login=login diakses pada 01 Juli 2023.

Komisi Penyiaran Indonesia. 2022. Laporan IKPSTV 2022. https://drive.google.com/file/d/1SY_HClrL69VaHM_9XcMW7Uc4XJrfZjkJ/view diakses pada 30 Juni 2023.

KumparanNews. 2023. Rendahnya Kualitas Sinetron di Indonesia. https://kumparan.com/kumparannews/rendahnya-kualitas-sinetron-di-indonesia-20OboRLxnau diakses pada 01 Juli 2023.

Nielsen Indonesia. 2023. Nielsen Menggandakan Pengukuran Pemirsa TV di Indonesia Hingga Dua Kali Lipat. https://www.nielsen.com/id/news-center/2023/nielsen-more-than-doubles-tv-audience-measurement-in-indonesia/ diakses pada 01 Juli 2023.

Saptya, Rangga, Nessa Suzan. 2018. Menelisik Industri dan Struktur Pasar Media Massa di Indonesia. Jurnal Ilmu Po

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun