Sedangkan program yang telah sesuai standar indeks Komisi Penyiaran Indonesia malah peminat penonton kurang seperti program berita dan lainnya. Pada periode tahun 2022 dan sesuai hasil indeks survei oleh KPI, kategori program news atau berita menghasilkan indeks sebesar 3.31 dan hal tersebut menunjukkan bahwa kategori berita di Indonesia sudah memenuhi standar program berkualitas yang telah ditetapkan oleh KPI. Hal ini dilihat dari keberimbangan dan tidak berpihaknya informasi yang diberikan, lalu informasi akurat, tidak memuat berita hoaks atau bohong, tidak membuat berita cabul atau mengandung ponografi, tidak memuat berita sadis, tidak mencampurkan fakta dan opini pribadi baik dari televisi dan reporter, menerapkan praduga tidak bersalah, tidak mempertentangkan agama, ras suku dan antargolongan,
Namun, jika dilihat berdasarkan realitasnya, masih banyak siaran televisi yang melakukan keberpihakan apalagi sudah mendekati pemilu. Karena media massa tak akan pernah bisa netral meskipun bisa independen hal ini difaktori inside dan outside yang berpengaruh ke dalam isi media itu sendiri terkhusus siaran televisi.
Pada 21 Maret 2023, berdasarkan survei dari Nielsen bahwa jumlah pemirsa televisi linear di Indonesia akan tumbuh dari 58,9 juta menjadi sekitar 135 juta. Penonton televisi digital di Indonesia mengalami peningkatan usai analog switch off (ASO) dilaksanakan.
Kualitas produk siaran televisi juga dapat ditentukan dari kepuasan penonton yang kritis. Dan setiap media memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing Setiap jenis media, baik itu televisi, radio, surat kabar, atau media digital, memiliki karakteristik unik yang dapat memberikan kontribusi pada perkembangan kualitas masing-masing jenis media. Salah satu kelebihan media televisi adalah kemampuannya untuk menyampaikan informasi dan hiburan dalam bentuk audio visual yang menarik. Televisi memiliki kekuatan visual yang kuat dan mampu menyampaikan pesan dengan efek emosional yang lebih besar melalui penggunaan gambar, suara, musik, dan gerakan. Televisi juga dapat menyajikan program-program hiburan yang menarik seperti drama, pertunjukan musik, dan acara realitas.
Masyarakat memilih program informasi dan komunikasi yang sesuai dengan selera, kultur, dan tingkat intelektual mereka. Setiap individu memiliki preferensi dan kebutuhan yang berbeda dalam mencari informasi dan hiburan. Dan kualitas produk televisi di Indonesia memang menjadi perbincangan dan perhatian banyak orang. Beberapa orang berpendapat bahwa kualitas produk televisi di Indonesia masih kurang memadai. Namun, perlu diingat bahwa penilaian terhadap kualitas produk televisi bersifat subjektif dan dapat berbeda antar individu.
Ada beberapa faktor yang sering menjadi kritik terhadap kualitas produk televisi di Indonesia antara lain skrip dan cerita dalam program televisi Indonesia sering kali repetitif dan kurang berkualitas. Alur cerita yang monoton dan kurang inovatif dapat mengurangi minat dan apresiasi penonton terhadap program-program tersebut. Kualitas akting dari para pemeran dalam program televisi juga sering kali menjadi sorotan. Beberapa penonton menganggap bahwa ada kekurangan dalam kemampuan akting, ekspresi emosi, dan penghayatan karakter dari sebagian pemeran, atau akting terlalu berlebihan. Lalu beberapa program televisi di Indonesia mungkin menghadapi keterbatasan dalam hal produksi dan efek visual yang dapat mempengaruhi pengalaman menonton. Beberapa penonton merasa bahwa sebagian besar program televisi diisi dengan konten yang kurang bermutu, seperti gosip selebriti, persaingan yang berlebihan, dan konten yang bertujuan hanya untuk meningkatkan rating tanpa memberikan nilai edukatif atau informatif yang cukup.
Meskipun demikian kualitas produk televisi di Indonesia masih banyak program-program yang dianggap berkualitas dengan cerita yang baik, produksi yang bagus, dan konten yang edukatif. Perbaikan kualitas produk televisi membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak terkait, termasuk produsen, penulis skrip, sutradara, aktor, stasiun televisi, dan badan pengawas penyiaran tentunya, serta pemirsa juga ikut serta dalam memperbaiki kualitas produk dengan pintar dan memfilter konten. Dengan adanya kesadaran akan pentingnya meningkatkan kualitas produk televisi, diharapkan akan terjadi peningkatan yang signifikan dalam menawarkan konten yang lebih berkualitas, beragam, dan menghibur kepada pemirsa di Indonesia.
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pengamatan, analisis penulis dari berbagai sumber mengenai kualitas produk siaran televisi di Indonesia bahwa ada beberapa program siaran televisi yang memang belum dapat dikatakan baik atau mengedukasi ataupun memang tidak sesuai standar indeks dari badan pengawasan penyiaran yakni Komisi Penyiaran Televisi. Namun, masih banyak program televisi yang mana kualitas telah sesuai standar maupun melebihi dari standar yang telah ditentukan.
Menentukan kualitas produk media televisi merupakan penilaian subjektif yang dapat berbeda antara individu dan kelompok. Selain itu, penting untuk diingat bahwa faktor-faktor ekonomi dan bisnis juga dapat mempengaruhi kualitas produk televisi, seperti anggaran produksi, tekanan komersial, dan target audiens yang dituju. Agar dapat mengevaluasi kualitas produk media televisi di Indonesia, bisa melihat ulasan dan rekomendasi dari kritikus televisi atau mendengarkan umpan balik dari pemirsa. Selain itu, badan pengawas penyiaran seperti Komisi Penyiaran Indonesia juga memiliki peran dalam memantau dan mengawasi kualitas konten televisi di Indonesia selain telah melakukan survei terhadap kualitas produk siaran televisi, harus ada pergerakan untuk membenahi program-program yang memang kurang.
Daftar Pustaka